Minggu, Desember 8, 2024

Urgensitas Menulis Bagi Akademisi di Era Teknologi

Anggi Agusti
Anggi Agusti
Menulis adalah Melawan
- Advertisement -

Perkembangan teknologi yang sangat dahsyat pada era ini telah menurunkan kapabilitas dan kreativitas seorang dalam berbagai aspek mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial politik dan lain-lain. Di mana segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah karena didasari bantuan teknologi. Hal ini, sebagian besar memberikan pengaruh negatif bagi para akademisi dan Santri untuk menuangkan sebuah inovasi dan ide-idenya secara verbal ataupun non verbal. Karena, secara tidak sadar dibuat lalai oleh kenyamanan yang dihasilkan oleh teknologi itu. Sehingga kinerja otaknya menjadi surut, dan akhirnya terbengkalai.

Di sisi lainnya juga terdapat hal-hal positif yang dapat diambil dari perkembangan teknologi ini. Darinya, informasi yang berada diluar jangkauan kita dapat diakses dengan cepat dan instan. Tentunya hal-hal ini mempermudah dalam mengambil dan menganalisis data informasi suatu aspek untuk menciptakan solusi atas masalah yang tengah dihadapi.

Tetapi sebelum sampai pada tahap itu diperlukannya tahap-tahapan awal yang dimulai dari membaca, berfikir kemudian menulis. Ketiga kompenen ini menjadi sangat penting dalam merumuskan suatu masalah. Terlepas apapun profesinya. Sedangkan yang menjadi tantangan bagi generasi Z sekarang ini adalah kecenderungan dalam menggunakan teknologi sehingga melahirkan kemalasan.

Dapat dilihat disekeliling kita sudah berapa banyak akademisi maupun santri yang sedikit demi sedikit mulai kehilangan arah karena tidak mengetahui identitas yang menjadi esensi yang harus dimiliki oleh seorang akademisi. Salah satunya ialah Menulis. Tentunya menulis adalah suatu kewajiban bagi seorang akademisi, karena mau tidak mau kompenen ini selalu melekat padanya. Terlepas profesi apapun yang diambil.

Mirisnya, kita terjebak dalam siklus gaya hidup berteknologi yang menyalahi teknologi itu sendiri. Hal ini menjadi tantangan bagi seorang akademisi dalam menghadapi arus ombak teknologi yang besar ini. Karena segalanya dapat di akses dan dibuat dengan sekali klik. Terlepas dari benar dan salahnya. Akibatnya, identitas dan karakteristik yang dimiliki seorang akademisi semakin padam. Jika semua orang dapat melakukan hal yang sama dengan sekali klik, maka apa yang menjadi pembeda antara akademisi dan yang lainnya?

Orang bijak pernah berkata, Menulis adalah melawan. Teriakan, jeritan dan aungan dapat disuarakan dalam sebuah tulisan. Oleh karena itu menulis merupakan sebuah wadah penunjang bagi setiap akademisi untuk mewakilkan segala bentuk profesi. Terlebih lagi kita bernafas di negara yang katanya demokrasi, dimana kebebasan berpendapat dimiliki oleh setiap orang. Artinya kita bebas mengeluarkan pendapat apapun selagi tidak melanggar norma yang berlaku. Seperti yang tercatat di UUD 1945, keadilan ialah hal segala bangsa.

Dengan hal-hal itu, penulis akan membahas sedikit tentang urgensitas menulis dimasa sekarang ini.

Kemampuan Dasar Manusia

Tanpa disadari semenjak kita menginjakan kaki di sekolah dasar, kita sudah mulai menulis, mulai dari satu paragraf ataupun lebih. Atau bahkan sebelumnya kita telah belajar menulis. Perlu diketahui bahwa menulis sejak dini adalah salah satu cara untuk mengetahui karakteristik diri seseorang. Karena pada masa itu imajinasi dan inovasi masih banyak bergentayangan dalam kepala kita. Hal itu mempermudah dalam menuangkan suatu ide dan gagasan ketika telah beranjak dewasa nanti.

Bagian Dari  Bukti Sejarah 

Salah satu aspek terpenting dari menulis adalah dapat mengetahui sejarah dan membuat sejarah. Orang bijak pernah berkata ” Menulis adalah mengabadi”. Banyak kita temukan bagian-bagian sejarah yang terukir dengan tulisan. Pasalnya, dulu teknologi belum berkembang sepesat ini, dimana orang-orang terdahulu menuangkan berbagai informasi kedalam bentuk tulisan yang sampai sekarang ini manfaatnya bisa dirasakan oleh kita semua. Dan tulisan-tulisan itu sekarang abadi dan dikenang oleh berbagai orang.

Sarana Berkomunikasi Dan Berinteraksi

Selain berkomunikasi dengan lisan, ternyata berkomunikasi lewat tulisan  memiliki dampak yang sangat mendalam ke hati. Karena segala informasi yang disampaikan dapat terhubung dengan detail, sehingga dapat mewakilkan rasa ke dalam tulisan, lalu pembaca akan lebih cepat menangkap apa yang ingin di inginkan oleh penulis. Bahkan dapat menghindari perselisihan yang akan terjadi karena komunikasi tidak dilakukan secara langsung.

- Advertisement -

Selain itu, ide dan gagasan dapat tertuang dengan sistematis. Yang mana hal-hal ini merupakan keterampilan yang hanya dimiliki oleh tulisan dan berguna bagi segala profesi untuk dapat meraih keuntungan dan kesuksesan.

Meningkatkan Konsentrasi

Dengan menulis seseorang akan terfokus pada tujuannya. Sebab, pada saat menulis seseorang akan memusatkan pikirannya pada apa yang ia tulis. Lebih dalamnya lagi menulis tidak hanya dilakukan satu menit, tetapi bisa sampai 1 jam lebih. Hal ini tentunya melatih konsentrasi lebih lama, sehingga membiasakan otak terlatih dan terjaga dengan baik. Manfaat ini dapat dirasakan dibidang lainnya. Sehingga kita dapat produktif melakukan hal-hal lainya.

Di era yang serba Al ini tentunya hal-hal ini bisa dilakukan dengan mudah. Tetapi mirisnya membuat seorang akademisi kehilangan identitas dirinya . Sehingga nantinya tidak dapat menemukan arah yang jelas. Sebab itu, menulis menjadi kepentingan setiap orang. Karena darinya semu problem, emosi, perlawanan, kritikan dan seruan dapat di ekspresikan lewat sebuah tulisan. Maka dari itu, mari menulis!

Anggi Agusti
Anggi Agusti
Menulis adalah Melawan
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.