Dinamika politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat semakin menarik untuk diikuti. Situasi politik yang begitu cair dan isu-isu yang muncul sedikit berbeda seperti yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. Dapat disimak bahwa hingga detik ini belum ada satupun pasangan calon gubernur dan wakilnya yang benar-benar resmi akan bertarung pada tahun 2018 nanti.
Sampai sejauh ini dari sekian banyak nama yang mencuat dalam beberapa lembaga survey seperti SMRC, LSI, LSI Deny JA, Indo Barometer, yang paling banyak diperbincangkan diantaranya adalah Deddy Mizwar, Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi. Meskipun ada nama lain yang muncul sepeti Aa gym, Uu Ruzhanul, Netty Heryawan, Rieke Dyah Pitaloka, namun keempat nama sebelumnya selalu mengisi daftar top three dalam survey.
Awalnya Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) hanya diusung oleh Partai Nasdem yang memiliki 5 kursi DPRD Jawa Barat. Namun siapa sangka kini Kang Emil telah mendulang 38 kursi DPRD dari koalisi yang diisi oleh Nadsem, PKB, PPP dan Golkar. Kompetitor Kang Emil yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur petahana, Dedi Mizwar awalnya diusung oleh PKS-Gerindra yang juga kabarnya menjadikan Ahmad Syaikhu sebagai waklinya. Namun belakangan justru Gerindra mencabut dukungan terhadap Demiz.
Dinamika politik tidak berhenti disitu. PAN dan Demokrat kabarnya sepakat untuk mengusung Deddy Mizwar bersama dengan PKS yang pembacaan surat keputusannya akan dibacakan serentak. Meski begitu, koalisi ini masih menunggu Partai Gerindra untuk bergabung. Walau hingga detik ini dukungan Partai Gerindra masih belum diketahui akan berlabuh kemana.
Sedangkan Kang Dedi menjadi bahan perbincangan lantaran dukungan Partai Golkar yang memilih mengusung Kang Emil dibanding kader partainya sendiri. Sontak keputusan DPP Pusat Golkar ini memicu polemik di internal Golkar di wilayah Jawa Barat. Para kader Golkar dibeberapa wilayah kab/kota melakukan protes dan penolakan terhadap keputusan Golkar yang mengusung RK-Daneil Muttaqien. Sebagian besar mereka menginginkan Kang Dedi untuk dicalonkan menjadi Gubernur Jabar.
Kang Dedi diangap dapat menumbuhkan kembali kepercayaan Partai Golkar kepada Publik, soliditas partai kembali terbangun kuat kesetiap pelosok desa di 26 kabupaten dan Kota di Jawa Barat. Kesolidan internal Partai Golkar ini dibuktikan dengan perolehan elektabilitas yang terus menerus naik. Kondisi ini berbanding terbalik dengan daerah lain bahkan dengan elektabilitas partai berlambang pohon beringin tersebut secara nasional yang terus menurun
Dukungan Golkar dan komunikasi politik Dedi Mulyadi
Meski dalam beberapa rilis survey masih menempatkan elektabilitas RK menjadi yang tertinggi, namun perubahan dan dinamika dukungan politik tampaknya masih akan terus berlangsung cair.
Diantara daftar top four, praktis hanya nama Dede Yusuf kemungkinan tidak akan maju dalam nama bakal calon Gubernur. Sebab, Demokrat dimana tempatnya bernaung yang kemungkinan besar telah fix akan merapat ke Deddy Mizwar. Namun Dede Yusuf masih berpeluang untuk menjadi wakil gubernur yang bisa saja dipasangkan dengan Deddy Mizwar. Jika melihat dalam rilis hasil survey LSI Deny JA, dalam hal posisi bakal cawagub Dede Yusuf menjadi yang teratas.
Lalu, yang menarik untuk disimak adalah dukungan partai Golkar dan komunikasi politik Kang Dedi. Meski sudah secara resmi mengusung RK, namun pasca ditersangka-kan-nya Setya Novanto dalam kasus e-KTP, suara-suara untuk melakukan pergantian ketua umum partai berlambang beringin melalui munaslub itu menyeruak. Bahkan tersiar kabar hampir sekitar 10 DPD I telah menemui Jusuf Kalla yang notabene politisi senior Partai Golkar yang salah satunya membicarakan perubahan (munaslub) yang diantaranya terdapat DPD I Golkar Jabar yang dipimpin oleh Kang Dedi.
Mengingat dibalik keputusan dukungan Golkar ke RK diambil oleh DPP Partai Golkar, jika nantinya Partai Golkar melakukan pergantian ketua umum bisa saja dukungan partai berubah dan berbalik mendukung Kang Dedi. Selain itu, komunikasi Kang Dedi dengan partai seperti PDIP mengindikasian adanya opsi-opsi yang bisa menjadikan Kang Dedi sebagai bakal cagub.
PDIP yang satu-satunya partai yang bisa mengajukan bakal cagub tanpa harus melakukan koalisi. PDIP bisa saja mengusung Kang Dedi menjadi bakal cagub, mengingat nama-nama kader PDIP dalam rilis beberapa lembaga survey tak sementereng Kang Dedi.
Indikasi kemungkinan PDIP mengusung Kang Dedi diungkapkan oleh beberapa pengamat. Bahkan dalam satu kesempatan, Kang Dedi bersama beberapa tokoh yang dikaitkan dalam Pilgub Jabar seperti Iwa Karniwa dan Netty heryawan (Istri Ahmad Heryawan) tampak mengikuti peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2017 yang diadakan DPP PDI Perjuangan di Sabuga, Bandung, beberapa waktu lalu.
Lalu, pertemuan Kang Dedi dengan DPW PKB Jabar di Karawang juga memberikan gambaran masih cairnya dinamika politik di Jawa Barat. Adanya pertemuan tersebut bisa saja jadi untuk menjembatani komunikasi politik RK dengan DPD I Golkar Jawa Barat. Meskipun telah mendapat dukungan resmi dari Golkar, sebagaimana diketahui, RK belum sama sekali berkunjung atau bahkan terlihat melakukan komunikasi dengan Golkar Jawa Barat.
Kang Dedi jadi penentu?
Komunikasi politik yang dibangun Kang Dedi tampaknya membuat dinamika politik di Jabar memberikan banyak opsi. Apalagi situasi dalam tubuh Golkar setidak-tidaknya memberikan banyak harapan bagi loyalis Kang Dedi untuk segala kemungkinan maju sebagai Bakal Cagub dari Golkar.
Jika nantinya Golkar mencabut dukungan terhadap RK tentu komunikasi dengan PKB yang kemungkinan untuk menjembatani memasangkan RK-Kang Dedi atau Kang Dedi-RK nampaknya masih belum akan terealisasi. Kader Golkar Jabar nampaknya masih akan tetap bersuara jika seorang Kang Dedi hanya menjadi Cawagub dari RK. Pun jika sebaliknya, RK jadi cawagub dari Kang Dedi jelas akan membuat partai yang mengusung RK nyagub giliran berteriak.
Skenario selanjutnya, bisa saja PDIP kemudian memberikan dukungan terhadap Kang Dedi yang diusung oleh Golkar. Yang mana, sebelum DPP Golkar secara sepihak memutuskan dukunganya terhadap RK, PDIP Jabar dan Gokar Jabar sepakat berkoalisi.
Namun apabila nantinya Golkar masih akan tetap mengusung RK, Kang Dedi masih memiliki kesempatan yang sangat luas untuk diusung oleh PDIP dan bisa saja akan dipasangkan dengan Netty Heryawan sebagai wakilnya yang juga hadir di acara PDIP di Sabuga. Nama, Netty Heryawan pun jelas tidak bisa dikesampingkan begitu saja, mengingat dalam beberapa rilis survey, yang bersangkutan elektabilitasnya juga cukup populer.
Tentu menarik melihat bagaimana kiprah Kang Dedi dalam kontestasi Pilgub Jabar.