Sabtu, April 27, 2024

Ikutilah Salah Anda Tak Bakal Salah

Muhammad Najib Murobbi
Muhammad Najib Murobbi
Alumni Universitas Islam Indonesia, Mahasiswa Ma'had Aly Krapyak Yogyakarta & Pascasarjana Universitas Indonesia

Mo Salah dalam Liverpool

“Mo Salah-lah-lah-lah, Mo Salah-lah-lah-lah.”

“Jika dia cukup baik untukmu, dia cukup baik untukku. Jika dia mencetak beberapa gol lagi, maka aku akan menjadi seorang muslim juga.”

“Jika dia cukup baik untukmu, dia cukup baik untukku. Duduk di Masjid, itulah tempat di mana aku ingin berada.”

Jika anda aktif dalam bermedia sosial anda pasti tahu lagu ada di atas. Apalagi jika anda pecinta sepak bola terlebih-lebih anda sama dengan saya fans Liverpool. Salah satu pemain anyar Liverpool musim 2017/2018 dengan nomor punggung 11 itu menjadi sorotan dikancah sepak bola. Bahkan dunia publik dan akhirat.

Torehan prestasi yang sudah diraihnya pun belum henti-hentinya didapatkan. Sebagai pemain terbaik benua Afrika  dan PFA liga Inggris musim ini pemain asal berkelahiran Mesir akan digadang-gadangkan menjadi pemain terbaik dunia yang akan mengalahkan Leonel Messi dan Cristiano Ronaldo. Mohamed Salah belum juga berhenti dengan gol-gol spektakulernya, apalagi jika nanti ia mampu membantu Liverpool menjuarai liga Champions musim ini.

Finally! Saya tidak akan terlalu panjang lebar berbicara tentang sosok mantan pemain Chelsea itu. Tapi hanya beberapa saja yang akan saya bicarakan mengenai Mohamed Salah mengenai 43 gol-gol dengan selebrasi “sujudnya”.

Awal bulan mei hingga sekarang setidakya ada 2-3 berita bagi saya yang cukup unik dan kiranya ada berkesinambungan antara ketiganya. Mohamed salah, Resmi Pembubaran HTI, dan Rusuh Napi Terorisme. Tapi seusuai dengan voting Instagram saya hanya akan berbicara tentang Mohamed Salah & Rusuh Napi Terorisme.

Kekerasan adalah salah satu jalur yang sudah sangat terpaksa, bahkan seharusnya itu tidak diperbolehkan sama sekali. Bahkan jika kita boleh “menyisihkan” nama agama sendiri dalam akal sehat kita apakah boleh kekerasan? Bukan hanya sekedar dalam agama tapi apapun.

Semua dari kita yang mempunyai akal sehat pasti tahu jawabannya. Rusuh Napi Terorisme ini adalah hasil dari lemahnya pemahaman mereka dalam mencerna nilai-nilai litelatur dalam agama. Jika kita melihat dari sisi tujuan mereka tidak jauh yaitu membela agama Allah. Disertai dengan iming-iming mereka syahid. Dengan cara apapun, bahkan darahpun bisa halal bagi mereka bagi mereka yang tida sepaham dengannya.

Hal ini senada dengan yang sudah-sudah dilakukan oleh ISIS. Pertumpahan darah dengan ratusan orang-orang tidak bersalah hilang bagaikan kapas-kapas bertebangan. Lalu dimana sumber kesalah pahaman mereka sehingga kekerasan menjadi “jembatan” mereka.

Ajaran Wahabby/Salafi menjadi salah satu pemicu utama mirisnya pehaman tekstual mengenai ajaran Islam. Saya akan membagi potongan pernyataan singkat dan jelas dari seorang Tokoh di Indonesia Ulil Abshar Abdalla yang saya ambil dari akun facebooknya.

“Di tengah-tengah perbincangan soal serangan kaum teroris di Mako Brimob, ada baiknya kita ingat bahwa salah satu sumber dari mana tindakan kekerasan ini muncul adalah ajaran wahabi/salafi.

Saya tidak hendak mengatakan bahwa semua pengikut ajaran wahabi/salafi akan jadi teroris. Tetapi pengaruh aqidah wahabiyyah/salafiyyah di tengah-tengah kaum teroris ini sangat besar. Kalau kalian baca buku-buku kaum teroris ini, banyak kita jumpai rujukan kepada pikiran-pikiran Muhammad ibn Abdul Wahhab, pendiri gerakan Wahabiyyah di Saudi Arabia.

Pertanyaannya: Kenapa pengikut aqidah Asy’ariyyah yang banyak diikuti oleh warga nahdliyyin (NU) dan mayoritas kaum Sunni di seluruh dunia Islam tak pernah kita dengar terlibat dalam tindakan terorisme ini? Kenapa pelaku terorisme ini justru banyak yang tumbuh dalam aqidah wahabi/salafi?”

Mo Salah dan Terorisme

Lantas apa hubungan antara kedua topik yang salah pilih? Pertama Mohamed Salah seorang Muslim yang bermain di Eropa ia menjadikan sepak bola sebagai media dakwah dengan selebrasi sujudnya. Sehingga tidak sedikit populasi di tanah Eropa merasa kagum dengan Islam melalui selebrasi “sujud” Mohamed Salah.

Bahkan fans-fans sepak bola terlebih Liverpool akan memeluk agama Islam jika ia mencetak gol lagi dan lagi. Di tanah Eropa sana Mohamed Salah mengubah statmen bahwa Islam adalah agama yang lembut, dan penuh rahmat. Bukan agama yang mengajarkan terorisme. Sesuai yang diterus isu-isu kan oleh kaum Barat. Jika anda pernah membaca atau menonton film Bulan Terbelah di Langit Amerika disana ada jawabannya.

Kedua, Napi terorisme yang baru-baru ini terjadi di Mako Brimob dan teror-teror sebelumnya yang mengatasnamakan agama adalah sesuatu hal yang membut citra agama buruk. Seakan agama itu tidaklah mudah dan ramah tapi marah.

Hal in juga berlaku untuk semua tindakan yang berbau kekerasan dengan memaki simbol-simbol islam. Lantas mengapa mereka semua berlindung mengatasnamakan agama? karena teroris itu lemah, sangat lemah. Ia berlindung atas nama agama (Islam) tidak mampu menunjukan dia sebenarnya.

Jadi adanya terorisme itu tidak akan membuat nama Islam semakin hancur disamping sedang ramai-ramainya Mohamed Salah. Maka dari itu wahai kaum terorisme ikutilah Salah, agar tidak Salah

Muhammad Najib Murobbi
Muhammad Najib Murobbi
Alumni Universitas Islam Indonesia, Mahasiswa Ma'had Aly Krapyak Yogyakarta & Pascasarjana Universitas Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.