Jumat, Oktober 11, 2024

Kekonyolan demi Kekonyolan Amien Rais

Arman Dhani
Arman Dhanihttp://www.kandhani.net
Penulis. Menggemari sepatu, buku, dan piringan hitam.

Setidaknya sudah tiga kali saya menulis tentang Amien Rais di sini. Sebabnya sederhana, orang tua itu gemar betul membuat pernyataan konyol. Saya kira dia sedang bercanda atau memang hendak memulai polemik. Belakangan upaya Amien Rais itu seperti terpola, ia tidak sedang berbuat konyol, ia sengaja membuat pernyataan bombastis agar ditulis wartawan, menyebar, dan jadi perbincangan.

Kalau sekadar perbincangan, semua orang bisa; bahkan Vicky Prasetyo atau Syahrini gemar melakukan itu. Tapi kenapa Amien Rais juga melakukan hal itu? Barangkali karena ia ingin didengar, menggunakan dog-whistle politics, Amien Rais menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh pendengarnya. Siapa pendengarnya? Kelompok masyarakat yang selama ini merasa diperlakukan tidak adil, menjadi korban, atau dipinggirkan oleh penguasa.

Amien bicara dengan retorika-retorika yang absurd dan nyeleneh. Misalnya Partai Allah dan Partai Setan, Allah malu tidak mengabulkan doa, dan yang paling baru sinyal dari langit. Retorika ini adalah bahasa yang digunakan oleh para televangelis di Amerika. Kelompok agamawan konservatif yang membuai umat dengan imaji bahwa kondisi negara sedang gawat, umat sedang dalam keadaan didesak, dan hanya Tuhan yang bisa menolong.

Sebagai intelektual jebolan Chicago, Amien Rais pada era 90-an punya banyak penggemar. Dan para pemuja Amien Rais tentu tidak semuanya berpikir menggunakan tempurung lutut. Beliau dulu memberikan pengantar cendikiawan muslim Syiah Ali Syariati, menulis banyak buku tentang modernisasi islam. Tapi kenapa saat ini nyaris tidak ada yang berani mengoreksi pernyataan beliau? Jawabannya sederhana. Jika kamu diam saat ada sesuatu yang salah. Kemungkinannya dua, kamu diuntungkan kondisi salah itu atau merasa tak ada yang salah.

Mengapa Amien Rais perlu mencari perhatian? Di era media sosial, volume perbincangan digital bisa jadi sesuatu yang penting. Makin banyak dibicarakan, makin luas pihak yang akan membaca dan mendengar. Tidak penting apakah pesan itu benar atau tidak, tidak penting juga apakah yang disampaikan punya nilai atau tidak, yang penting adalah seberapa luas jangkauan berita itu menyebar.

Ada beberapa alasan mengapa penyebaran berita itu penting. Misalnya begini, bagi mereka yang percaya bahwa Indonesia sedang mengalami pendangkalan akidah, pernyataan Amien Rais tentang Partai Allah dan Partai Setan bisa jadi sebuah kebenaran. Maka menyerukan ada partai yang berkomitmen pada umat, dengan simbol partai Allah, maka orang-orang yang merasa jadi korban itu akan menemukan teman.

Alasan lainnya adalah tidak ada yang namanya publikasi buruk. Publikasi adalah publikasi. Semakin besar volume perbincangan digital, semakin banyak orang yang membicarakan kita, maka pesan, visi, dan keinginan kita akan mudah tersebar. Mau tidak mau dengan menulis ini saya sedang mempromosikan sikap politik Amien Rais, siapa pun yang membaca ini bisa jadi setuju pada saya, atau menganggap saya salah dan membenarkan Amien Rais.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk meredam itu semua?

Ya enggak perlu diredam. Saya percaya bahwa ide dilawan ide. Kalau kamu enggak bisa melawan ide dan sibuk mendiskreditkan lawan, sebenarnya kamu lebih cocok jadi admin meme edgy daripada penulis. Selama ini yang saya lakukan adalah berusaha memberikan perspektif bahwa ada logika yang kacau dari pernyataan Amien Rais, dampaknya akan selalu sama, bagi yang setuju akan mendukung, yang tidak setuju ya akan tetap menolak.

Amien Rais punya tradisi panjang dalam memanfaatkan momen. Pada 1998, ia menggunakan poros tengah untuk menjegal Megawati sebagai presiden dan menaikkan Gus Dur. Sikapnya ini membuat dirinya dianggap sebagai bapak reformasi. Jangan lupa Sutrisno Bachir yang digadang-gadang jadi pemimpin, eh malah dikadalin dan hari ini nyaris tak ada suaranya. Amien punya banyak cara untuk membuat orang merasa istimewa, membaca situasi, sampai memanfaatkan kelemahan itu.

Amien Rais tentu bisa dilawan, salah satu caranya adalah membuatnya tak lagi relevan. Misalnya memberikan analisis serius betapa pernyataannya itu salah dan perlu dikoreksi. Usaha semacam ini akan membuat dia sibuk memberi klarifikasi daripada membuat pernyataan yang bombastis. Lalu pada tataran yang lebih serius menantang pernyataan-pernyataan itu sebagai usaha adu domba publik. Kita lawan ide dengan ide, agitasi dengan agitasi, dan pernyataan konyol dengan pernyataan yang lebih konyol.

Usaha melawan ide dengan ide memang melelahkan, bisa jadi cuma perang mulut. Tapi ia jadi penting untuk merawat akal sehat.

Amien Rais memang pernah menjadi satu sosok intelektual muslim yang membentuk satu generasi pemikir. Meski belakangan ia lebih sering jadi komedian dengan segala statemen yang ia bikin.

Arman Dhani
Arman Dhanihttp://www.kandhani.net
Penulis. Menggemari sepatu, buku, dan piringan hitam.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.