Hasil referendum Yunani menghasilkan 61,31% suara terhadap penolakan dan 38,69% penerimaan terhadap kebijakan pengetatan (austerity) sebagai syarat program dana talangan (bail out) dari Uni Eropa.
Kejadian itu berawal ketika di tahun 2001, saat Yunani memutuskan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan mengganti mata uangnya dengan Euro. Namun keputusan tersebut malah membuat Yunani dihadapkan oleh krisis keuangan di tahun 2008. Keadaan Yunani yang sudah miskin semakin terpuruk ketika negara-negara di Eropa mengalami resesi.
Kini utang Yunani mencapai angka EUR 1,55 miliar kepada International Monetary Fund (IMF) yang telah jatuh tempo pada 30 Juni lalu. Sebelum Yunani dinyatakan gagal dalam membayar utang, Yunani kembali meminta dana talangan dari Eropa. Terkait hal itu, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menyerahkan kepada rakyatnya untuk menentukan nasibnya sendiri melalui proses referendum.
Dari hasil referendum yang telah menghasilkan lebih banyak suara penolakan atas dana talangan (bail out), Yunani harus menerima konsekuensinya. Di antaranya pertama, keberadaan Yunani dari zona euro dapat terancam setelah adanya hasil dari referendum. Serta, Yunani tidak lagi mendapatkan dana darurat dari Bank Sentral Uni Eropa. Kedua, kredibilitas sistem mata uang Uni Eropa bisa terguncang jika Yunani keluar dari UE. Dan ketiga, jika Yunani keluar, ke depannya seluruh negara UE yang menghadapi masalah perekonomian serupa, harus mematuhi persyaratan ketat UE.
Alexis Tsipras, perdana menteri Yunani, telah berjanji bahwa terlepas dari hasilnya ia akan kembali ke meja perundingan dengan kreditur setelah referendum. Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan IMF (Troika) telah menegaskan bahwa hasil referendum tidak berpengaruh terhadap proses negosiasi. Ini akan menjadi akhir dari dukungan keuangan untuk Athena, yang telah gagal pada pelunasan sebesar € 1,6 miliar kepada IMF.
Pemerintah Eropa sendiri khawatir dampak dari referendum ini akan berpengaruh pada nasib Yunani dan euro. Namun Tsipras menegaskan Yunani perlu memangkas utangnya sebesar 323 miliar euro. Salah satunya dengan membiarkan kreditor membatalkan 30% dari apa yang mereka pinjam dan sisa pembayaran dilunasi dalam 20 tahun.[*]
