Selasa, Mei 7, 2024

Perubahan Era 4.0 Menuju 5.0 dalam Konsep Agile Organization

Leks Boleng
Leks Boleng
"Seeing+Understanding+Comunicating"

Di era globalisasi seperti saat ini terdapat banyak organisasi yang tidak mampu bersaing, mengalami kebangkrutan dan pada akhirnya gulung tikar. Persaingan semakin ketat, tuntutan konsumen serta perubahan lingkungan yang semakin cepat membuat setiap organisasi harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Demikian juga para karyawan yang bekerja dalam organisasi tersebut harus mampu beradaptasi dan bergerak lincah. Hal ini menyebabkan organisasi harus melakukan perubahan untuk dapat menghadapi tantangan perubahan pada era 4.0 menuju 5.0 maupun peluang yang akan muncul di masa mendatang.

Agile Organization adalah organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon tuntutan perubahan dan tantangan yang dihadapi serta beradaptasi dengan cepat terhadap keadaan yang berubah.

Konsep Agile Organization merupakan satu langkah yang tepat bagi organisasi atau perusahaan untuk menghadapi perubahan era 4.0 menuju era 5.0 sehingga organisasi harus menerapkan konsep Agile Organization dalam menghadapi berbagai goncangan perubahan dan siap menghadapi tekanan.

Dengan menjadi Agile Organization, organisasi dapat menggabungkan kecepatan dan stabilitas dalam bekerja. Organisasi yang telah menerapkan Agile Organization akan bekerja dengan waktu efisien, efektif dan tetap konsisten, walaupun dalam situasi yang tidak pasti. Fokus utama dari Agile Organization adalah konsisten memberikan pelayanan terbaik dalam situasi apapun.

Seperti yang disampaikan oleh Hormozi dan Gligor (dalam Mangundjaya, 2018) Organisasi yang agile adalah organisasi yang fleksibel dan menikmati kecepatan dalam menghadapi kondisi perubahan pasar. Organisasi-organisasi yang agile memiliki kemampuan secara cepat mengadaptasikan taktik dan beroperasi melalui rantai operasi untuk dapat merespon dan beradaptasi terhadap perubahan serta tantangan yang dihadapi di lingkungannya.

Pendekatan agile tidak hanya mampu mempercepat pertumbuhan yang benefisial bagi organisasi, tetapi juga menciptakan generasi baru yang potensial dan terampil (Rigby, Sutherland, & Takeuchi, 2016). Organisasi yang agile dirancang untuk tidak hanya mengarah pada stabilitas, tetapi juga fokus pada dinamisme.

Dalam upaya mewujudkan keberhasilan agilitas organisasi membutuhkan perubahan yang berbasis pada budaya dan nilai organisasi. Dari hasil survei yang dilakukan oleh Global Human Capital Trends yang dilaksanakan oleh Deloitte (2016) (dalam Galih Sakitri, 2021), terdapat 82% responden mengungkapkan bahwa budaya organisasi merupakan potensi keunggulan kompetitif. Sehingga seorang pemimpin memiliki peran penting dalam pembentukan budaya agilitas. Pemimpin yang agile dapat menjadi contoh nyata bagi para karyawan dengan nilai nilai yang ditanamkan pada organisasi tersebut.

Konsep Agile Organization menjadi bagian penting bagi organisasi jika masih ingin mencapai keberhasilan dalam perubahan era 4.0 menuju 5.0. Perubahan dan tantangan harus direspon secepat mungkin dengan cara adaptif dan memanfaatkan teknologi. Seperti pengambilan keputusan dengan cepat, berbasis pada komitmen tujuan bersama untuk menciptakan nilai bagi stakeholder, dapat mendatangkan keuntungan bagi organisasi serta dapat menciptakan karyawan yang terampil dan memiliki potensi dalam mengembangkan inovasi baru.

Dengan demikian organisasi yang hirarkis dan birokratis sudah dapat dipastikan akan kehilangan momentum bisnis karena terlambat merespon perubahan, kurang adaptif terhadap perubahan, dan tidak cepat bertindak untuk melakukan inovasi. Organisasi yang hirarkis dan birokratis akan kalah bersaing dengan pemain baru dan start up yang sangat lincah dalam menghadapi perubahan dan sudah siap menghadapi tantangan.

Di Indonesia terdapat banyak start up salah satunya Gojek. Gojek merupakan salah satu organisasi yang agile. Gojek saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, adaptif terhadap perubahan yang terjadi dengan melakukan inovasi sesuai dengan tuntutan pasar. Organisasi yang agile seperti Gojak selalu berfokus pada pelanggan, sehingga harus mampu merespon tuntutan pelanggan dan beradaptasi pada perubahan pasar. Gojek mampu menerapkan konsep agile organisasi sehingga mampu melakukan ekspansi keluar negeri.

Agility organisasi artinya organisasi mampu menanggapi perubahan yang terjadi secara adaptif dengan memanfaatkan teknologi. Pada intinya peran pemimpin menjadi sangat penting dalam membentuk budaya organisasi yang agile dan dapat menjadi contoh bagi karyawanya terhadap nilai-nilai organisasi yang ditanamkan, mampu melakukan inovasi dan kreativitas, serta menekankan pada performa yang adaptif.

Selain itu, kolaborasi tim dalam suatu organisasi juga menjadi bagian terpenting dalam membangun performa tim yang lebih produktif. Nilai-nilai dan budaya organisasi yang dibentuk dapat membangun sumberdaya manusia yang mampu melaksanakan tugas, mempunyai semangat kerja dan integritas tinggi, loyal dan profesional, bersinergi dan bekerja sama dalam bekerja serta mampu memberikan solusi layanan terbaik kepada stakeholders.

Organisasi yang agile adalah organisasi yang mampu menghadapi perubahan era 4.0 menuju 5.0 karena saat ini bukan organisasi yang paling besar dan paling kaya tetapi organisasi yang paling agile dan adaptif terhadap perubahan pasar dan tantangan akan maju sebagai pemenangnya.

Leks Boleng
Leks Boleng
"Seeing+Understanding+Comunicating"
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.