Jumat, April 26, 2024

Penyerangan di Lidwina, Fenomena Hedonistik Spiritual

Wawan Kuswandi
Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa

Kekhusyukan perayaan misa di gereja Katolik Santa Lidwina, Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2/2018) lalu, berubah menjadi ritual keagamaan yang sangat mengerikan.

Seorang pria bernama Suliono, tiba-tiba menerobos masuk ke gereja dan langsung membacok sejumlah umat yang sedang beribadah. Akibatnya, Pastor Karl-Edmund Prier yang memimpin misa dan seorang anggota polisi terluka. Suliono yang merupakan warga Banyuwangi, Jawa Timur, akhirnya terkapar setelah ditembak polisi.

Peristiwa tragis dan memilukan di atas merupakan fenomena hedonistik spiritual yang sedang dialami sebagian umat muslim di Indonesia. Pelaku (seorang muslim) merasa senang dan puas (hedon) ketika agama yang dianutnya berhasil menganiaya non muslim. Kalau kejadian ini tidak segera ditumpas tuntas oleh aparat hukum, maka riak-riak konflik antarumat beragama akan dengan mudah pecah dan bisa merusak nilai-nilai  toleransi dan universalitas ketuhahan.

Ketika egoisme ketuhanan mulai berpihak kepada hedonisme subjektif, maka perbedaan agama menjadi sesuatu yang sangat menakutkan. [Mohon Maaf] Dalam pandangan saya, saat ini sebagian umat muslim di Indonesia, mulai terjebak dalam sikap dan perilaku hedonisme spiritual  ‘akulah yang paling benar’.

Disadari atau tidak, perilaku hedosnistik ini telah menggiring umat muslim untuk menghancurkan eksistensi Islam, melalui tindakan kekerasan dan sadistik terhadap penganut agama lain. Sebagian umat muslim meyakini kebenaran absolut spiritual secara individualistik, tanpa mau menerima atau menghormati adanya keyakinan atau agama lain yang sudah menjadi takdir Tuhan.

Plautus Asinaria (195M)  dalam karyanya  ‘Lupus Est Homo Homini’ menggambarkan bahwa manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya (Homo Homini Lupus). Pesan yang tersirat dalam karya Plautus ini secara gamblang menyoroti bahwa hedonistik spiritual bisa menghancurkan derajat mulia manusia yang telah digariskan Tuhan.

Sejumlah penganut muslim acapkali melakukan tindak kekerasan dan perusakkan, terhadap keberadaan agama lain. Perilaku hedonistik ini telah menggoyahkan hati nurani dan melunturkan nalar spiritual umat muslim. Akhirnya, lahirlah perilaku anarkisme dan radikalisme.

Perilaku saling menghormati dan menjaga nilai-nilai sosial universal agama, dalam konteks Homo Homini Socius’ (teman antar sesama manusia) yang dicetuskan filsuf Lucius Annaeus Seneca (65 M), juga hancur oleh sebagian umat muslim yang mengidolakan hedonistik spiritual. Akibatnya, sikap toleransi dan saling menghormati antarsesama penganut agama menjadi sebuah barang ‘haram’.

Allah SWT berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al Hujurat ayat 13)

Ayat di atas memiliki penafsiran yang sangat jelas soal perbedaan, yaitu seluruh manusia berasal dari seorang laki-laki, yaitu Nabi Adam dan seorang perempuan yakni Siti Hawa. Artinya, semua manusia di muka bumi, sejak dahulu sampai sekarang berawal dari percampuran seorang laki-laki dan seorang perempuan melalui persetubuhan.

Di dalam ayat tersebut juga ditegaskan bahwa terjadinya berbagai bangsa dan suku dan juga agama, bukan untuk membuat manusia saling bermusuhan, melainkan supaya mereka saling kenal mengenal karena berasal dari nenek moyang yang sama. 

Pada hakekatnya, manusia berasal dari keturunan yang satu. Tidak ada perbedaan di antara yang satu dengan yang lainnya serta tidak perlu membangkit-bangkitkan perbedaan.

Wawan Kuswandi
Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.