Jumat, Mei 3, 2024

Pancasila dan Revitalisasi Industri Tradisional

Fany Septiyani
Fany Septiyani
Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Revitalisasi merupakan suatu metode untuk menghidupkan atau mengaktifkan kembali suatu program atau kegiatan. Dengan revitalisasi, kualitas suatu program dapat ditingkatkan dan dimanfaat dengan lebih baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revitalisasi adalah proses, cara, metode, atau tindakan menghidupkan atau pengaktifan kembali. Dari definisi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa revitalisasi adalah  proses atau cara mengaktifkan kembali suatu program yang kurang optimal.

Pancasila sebagai prinsip dasar negara Indonesia mengemukakan lima asas yang mendasari kehidupan bernegara dan berbangsa. Pada saat yang sama, ketika industri modern berkembang pesat, banyak industri tradisional juga menghadapi tantangan untuk bertahan hidup. Dalam hal ini, pentingnya pemahaman dan penyerapan nilai-nilai Pancasila ditonjolkan dan menjadi landasan kokoh bagi perlindungan dan pengembangan industri tradisional. Artikel ini akan mengupas bagaimana revitalisasi industri tradisional menjadi wujud nyata nilai-nilai Pancasila, dengan fokus menjaga kearifan lokal di era modern.

Keberagaman yang dimiliki Indonesia dapat dimaknai sebagai suatu kekayaan yang membanggakan, karena merupakan suatu anugerah yang besar jika bangsa Indonesia dapat hidup dan berkembang setara dengan negara lain, berkembang dan maju secara setara di tingkat nasional dan internasional (Setyaningsih, 2021).

Negara yang memiliki perbedaan besar dalam hal agama, etnis, budaya, dan bahasa akan mempunyai permasalahan dan ancaman potensi fragmentasi jika tidak mempunyai landasan nasional yang kuat. Pancasila telah melalui proses yang cukup panjang bagi bangsa Indonesia.

Gagasan Pancasila dirancang, digagas, diakui dan dijadikan sebagai pedoman dan landasan negara bangsa Indonesia dengan kekuatan yang tiada tara. Banyak ideologi baru bermunculan silih berganti, namun pemikiran Pancasila tetap menjadi ruh bangsa Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, seiring dengan perubahan peradaban dunia, ancaman terhadap ideologi ini akan terus ada.

Industri tradisional mempunyai sejarah yang panjang dan merupakan bagian integral dari ciri budaya dan sejarah suatu bangsa. Namun pertumbuhan globalisasi dan modernisasi telah mengancam kelangsungan hidup beberapa industri tersebut. Oleh karena itu, upaya revitalisasi sangat penting untuk menjaga kelestarian dan warisan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.

Menurut Muvid, keberagaman budaya, agama, dan suku masyarakat Indonesia menjadi sebuah karakteristik dan keunikan yang tetap terjaga seiring berjalannya waktu dalam ikatan persatuan yang kuat. Namun, harus kita sadari bahwa menjaga persatuan dan kesatuan yang telah terjalin selama ini bukanlah suatu hal yang mudah mengingat setiap masyarakat Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Keunikan dan keberagaman masyarakat Indonesia jika tidak dijaga dan dilindungi dengan baik maka akan berdampak pada rusaknya hubungan antar manusia dan antar anak bangsa (Muvid, M. B. 2022).

Industri tradisional bukan hanya sekedar pencipta produk, namun juga menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Pengakuan ini menyoroti pentingnya melestarikan dan merevitalisasi industri tradisional. Melalui rencana revitalisasi, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mendukung industri tradisional. Hal ini melibatkan peningkatan kualitas produk, pemasaran yang efektif, dan pendekatan inovatif yang menggabungkan unsur-unsur modern.

Menganalisis kasus-kasus revitalisasi yang berhasil dapat memberikan inspirasi dan pembelajaran bagi daerah lain. Contoh nilai-nilai Pancasila yang diterapkan dalam kasus nyata dapat menjadi model bagi upaya serupa di seluruh tanah air. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, revitalisasi industri tradisional sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal dapat menjadi kenyataan. Dengan memahami dan merangkul warisan budaya, Indonesia dapat mempertahankan keberagaman dan identitasnya di tengah perubahan global.

Contoh revitalisasi industri tradisional dapat ditemukan di berbagai sektor, termasuk tekstil, kerajinan dan pertanian. Revitalisasi industri batik di Indonesia merupakan sebuah salah satu contoh sukses. Program sertifikasi, dukungan pemasaran dan penggunaan teknologi modern dalam proses produksi telah membantu meningkatkan kualitas batik dan membuatnya lebih kompetitif di pasar global. Label “Batik UNESCO” juga memperkuat citra batik sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan

Selain batik, ada juga tekstil kain tenun Lombok. Industri tekstil tradisional di Pulau Lombok, Indonesia, mengalami direvitalisasi melalui program pelatihan dan promosi. Pemberdayaan pengrajin lokal dengan keterampilan baru dan mengintegrasikan pasar online membuat produk tekstil Lombok lebih kompetitif dan telah meningkatkan daya saing produk kain tenun Lombok.

Di India, sektor tekstil tradisional, seperti sari dan khadi, mengalami revitalisasi melalui kampanye “Make in India”. Peningkatan promosi, dukungan keuangan, dan integrasi teknologi dalam desain dan produksi tekstil tradisional telah membantu menghidupkan kembali industri ini.

Melestarikan kearifan lokal di zaman modern merupakan tantangan penting yang memerlukan pendekatan holistik dan keterlibatan partisipasi aktif  masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta. Berikut  beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melestarikan dan memajukan kearifan lokal di tengah  globalisasi dan modernisasi dengan  mendukung pelaku ekonomi lokal, koperasi dan kelompok kerja untuk memproduksi dan memasarkan produk lokal. Hal ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal secara ekonomi dengan melestarikan kearifan lokal  melalui kegiatan ekonomi  berkelanjutan.

Sebagai dasar negara kita, Pancasila memberikan landasan moral dan etika yang dapat menjadi pedoman kita dalam menjalankan revitalisasi ini. Keberagaman, persatuan, keadilan, demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi penggerak kita semua untuk tetap menjaga keselarasan dengan modernitas dan kearifan lokal.

Saat kita menghadapi tantangan global, marilah kita menggunakan Pancasila sebagai pedoman dan memastikan bahwa semua tindakan kita menghormati dan membanggakan kearifan lokal. Tanggung jawab kita sebagai generasi penerus bangsa bukan hanya sekedar melestarikan warisan budaya kita saja, namun mengembangkannya agar tetap relevan dan memberikan dampak positif bagi masa depan.

Mari bersama-sama kita jaga, pelihara, dan hargai kearifan lokal serta bersinergi dalam semangat gotong royong. Karena dalam keberagaman  kita menemukan kekuatan kolektif untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan bermakna. Kebangkitan Pancasila dan revitalisasi industri tradisional merupakan tonggak sejarah menuju keberlangsungan dan kejayaan negara kita di tengah tren dunia atau arus global yang terus berubah.

Fany Septiyani
Fany Septiyani
Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.