Kamis, April 25, 2024

Ekonomi Digital dalam UMKM

Pada masa industri 4.0, teknologi digital menjadi salah satu modal utama yang dibutuhkan oleh para pelaku industri untuk mengembangkan lini usaha mereka. Kehadiran industri 4.0 pun menjadi bukti bahwa saat ini perkembangan industry tidak dapat terlepas dari perkembangan teknologi.

Perkembangan sektor industri yang beriringan dengan perkembangan teknologi tentunya dapat membawa dampak yang positif pada suatu negara, salah satunya dampak positif pada peningkatan perekonomian negara tersebut. Dengan adanya teknologi digital, suatu negara dapat mendorong perekonomiannya ke arah ekonomi digital.

Pada pandemi Covid-19,memberikan dampak yang buruk terhadap perekonomian terkhususnya Indonesia. UMKM menjadi salah satu yang terkena dampak Covid-19 ini. Setiap pemilik UMKM harus dapat berinovasi supaya usahanya tidak mengalami sebuah penurunan.pemerintah telah mecanangkan suatu kebijakan bagi UMKM yaitu penerapan  ekonomi digital.

Ekonomi digital pertama kali diperkenalkan oleh Tapscott (Tapscott, 1997). Menurutnya, ekonomi digital merupakan sebuah fenomena sosial yang mempengaruhi sistem ekonomi, dimana fenomena tersebut mempunyai karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen, meliputi informasi, berbagai akses terhadap instrument informasi, kapasitas informasi dan pemrosesan informasi. Komponen ekonomi digital yang berhasil diidenti­kasi pertama kalinya yaitu industri TIK, aktivitas e-commerce, distribusi digital barang dan jasa.

Sementara itu, konsep ekonomi digital menurut Zimmerman (Zimmerman, 2000), merupakan sebuah konsep yang sering digunakan untuk menjelaskan dampak global terhadap pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berdampak pada kondisi sosial-ekonomi. Konsep ini menjadi sebuah pandangan tentang interaksi antara perkembangan inovasi dan kemajuan teknologi yang berdampak pada ekonomi makro maupun mikro.

Sektor yang dipengaruhi meliputi barang dan jasa saat pengembangan, produksi, penjualan atau suplainya tergantung kepada sejauh mana teknologi digital dapat menjangkau.

Menurut Don Tapscott, ekonomi digital mempunyai 12 atribut. (1) Knowledge. Di ekonomi digital, power of the knowledge diterjemahkan menjadi inovasi-inovasi unggul lewat kesempatan-kesempatan terbaru untuk menciptakan keunggulan kompetitif. (2) Digitization. Transaksi bisnis menggunakan digital technology dan digital information. Pelanggan-pelanggan sebagai digital customers menggunakan digital devices untuk melakukan transaksi dengan perusahaan-perusahaan penjual barang dan jasa sebagai digital enterprises.

(3) Virtualization. Di ekonomi digital dimungkinkan untuk merubah barang fisik menjadi barang virtual. Modal intelektual dikonversikan menjadi modal digital. (4) Molecularization. Di ekonomi digital, heavy organization di organisasi tradisional berubah menjadi light organization yang fleksibel, M-form organization (organisasi multidivisional) bergeser menjadi E-form organization atau ecosystem form organization yang mudah beradaptasi dengan lingkungan. (5) Internetworking. Menggunakan jaringan internet untuk membangun interkoneksi membentuk jaringan ekonomi.

(6) Disintermediation. Tidak diperlukan lagi perantara, transaksi dapat dilakukan langsung peer-to-peer. (7) Convergence. Konvergensi komputasi, komunikasi, dan konten bersama-sama membentuk multimedia interaktif yang menjadi platform yang penting. (8) Innovation. Imaginasi dan kreativitas manusia merupakan sumber-sumber nilai utama membentuk innovation economy.

(9) Prosumption. Di ekonomi lama aspek kunci adalah mass production, sedang di ekonomi digital adalah mass customization. Perbedaan antara produser dan kustomer menjadi kabur, setiap kustomer di information highway dapat juga menjadi produser. (10) Immediacy. Perbedaan waktu saat memesan barang dengan saat diproduksi dan dikirim menyusut secara drastis disebabkan kecepatan proses digital technology.

(11) Globalization. Menurut Peter Drucker “knowledge knows no boundaries.” Tidak ada batas untuk transaksi global. (12) Discordance. Akan muncul jurang pemisah antara yang memahami teknologi dengan yang tidak memahami teknologi. Supaya survive, semua pemain di ekonomi digital harus technologically literate yaitu mampu mengikuti technological shifts menuju interaksi dan integrasi dalam bentuk internetworked economy.

Peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia #KitaBelaKitaBeli

Kementerian Komunikasi dan Infomatika meluncurkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dengan tema #KitaBelaKitaBeli. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan Gernas BBI merupakan titik penting bagi kebangkitan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Ultra Mikro (UMKM/UMi).

Melalui Gernas BBI #KitaBelaKitaBeli, Pemerintah hadir dengan bantuan stimulus yang dikhususkan untuk UMKM/UMi. Menteri Kominfo menyebutkan total anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp607,65 Triliun dengan alokasi sebesar Rp123,46 Triliun bagi UMKM/UMi.

Di samping pemberian stimulus finansial, Gernas BBI #KitaBelaKitaBeli juga mengupayakan stimulus dalam bentuk pelatihan ataupun pendampingan.

3 Program Stimulus Pelatihan

Pertama, program Kewirausahaan Digital-Digital Talent Scholarship yang menjangkau 22.500 peserta dan dilaksanakan dalam tiga batch.

Kedua, program Scaling-up UMKM/UMi, Petani, dan Nelayan digital yang bertujuan untuk pengembangan dan pendampingan demi keberlangsungan usaha di sektor tersebut.

Ketiga, Pelatihan Bahasa Inggris dan pemasaran digital untuk UMKM/UMi dan pegiat desa wisata di berbagai destinasi wisata super prioritas.

Data referensi

Hartono, Jogiyanto. 2016. Menyambut Ekonomi Digital, https://feb.ugm.ac.id/id/penelitian/artikel-dosen/2211-menyambut-ekonomi-digital, diakses pada 27 Agustus 2021.

Kementerian Komunikasi dan Informatika. 2019. Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Setu, Ferdinandus. 2020. Peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia #KitaBelaKitaBeli, https://www.kominfo.go.id/content/detail/27898/siaran-pers-no-84hmkominfo072020-tentang-peluncuran-gerakan-nasional-bangga-buatan-indonesia-kitabelakitabeli/0/siaran_pers, diakses pada 27 Agustus 2021.

Tapscott, Don. 1997. The digital economy : promise and peril in the age of networked intelligence. New York: McGraw-Hill.

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.