Pasangan dalam hidup seseorang adalah rumah. Dengan pasangan, aktivitas senang bahkan sedih yang dihadapi dapat dibicarakan bersama. Jika salah memilih pasangan, yang terjadi adalah kekerasan, kurang perhatian, dan hal-hal lain yang bisa membuat jiwa tertekan. Tidak sedikit pasangan yang terlalu posesif, sehingga aktivitasnya terbatas. Dalam agama Islam, kriteria pasangan yang ideal telah dibahas jauh abad silam oleh Nabi. Di antara kriteria tersebut adalah memiliki harta, nasab atau keluarga yang baik, paras yang indah (cantik/ganteng), dan taat beragama.
Namun, mungkinkah setiap orang, baik perempuan maupun laki-laki, memilih pasangan bermodal cinta? Bermodal paras saja? Maka aku akan jawab bahwa jika alasannya memilih pasangan karena cinta, kecantikan, atau kesetiaan, itu adalah alibi yang tidak masuk akal! Karena pasangan tidak sesederhana itu. Ia memiliki arti yang begitu dalam bahkan dapat dibilang mengandung futuristik.
Sebab, pasangan menentukan masa depan seseorang. Jadi, pasangan adalah partner yang akan menyertai kita setiap saat, dalam susah dan bahagia, selalu ada. Lalu, pasangan yang bagaimana yang bisa membuat kita menggapai harapan? Ini yang akan diurai dalam tulisan ini.
Memahami Arti Sebuah Pasangan
Penting sekali memahami arti dari sebuah kata “pasangan.” Sepertinya banyak orang mengabaikan arti tersebut, lebih mengedepankan perasaan daripada tujuan yang jelas dari apa sebenarnya pasangan dalam kehidupannya. Pasangan secara hakikatnya adalah teman yang nantinya akan selalu bersama, melengkapi kekurangan di antara keduanya, dan seterusnya. Pengertian ini menurutku sudah mencakup tujuan dari pasangan itu sendiri. Bahwa dengan pasangan, kita mendapatkan keuntungan yang bersifat timbal balik. Jika tidak, untuk apa memilih dia sebagai pasangan?
Tapi kaum muda lebih mengedepankan perasaan, banyak yang memilih pasangan karena fisik dan parasnya yang ganteng atau cantik. Ada yang memilih karena banyak uangnya. Tapi aku tidak percaya bila orang memilih pasangan karena bermodal cinta saja. Sepertinya itu terlalu omong kosong. Sebab sejatinya manusia terlahir dari kepentingan-kepentingan pribadi. Contoh, yang memilih pasangan karena cantik agar ia bisa menikmati keindahan pasangannya. Alasan lain agar tidak malu, dan bisa dipamerkan ke orang lain. Memilih karena banyak uang juga merupakan kepentingan pribadi, agar ia bisa membeli apa yang ia mau. Semua ada kepentingan.
Perlukah Pacaran Dulu?
Untuk mengetahui karakteristik pasangan kita nantinya, apakah kita perlu punya status pacaran? Melihat apa kehebatannya, cita-citanya, semangat juangnya, emosionalnya, dan lain sebagainya? Tapi menurutku cukup mengimprovisasi diri kita saja, menaikkan level tertinggi, untuk bisa mendapatkan seseorang yang kita mau. Sebab jika hanya fokus mendapatkan hatinya, perhatiannya, maka ada kemungkinan kamu akan turun level oleh aktivitas yang tidak produktif. Seperti disita oleh waktu bersama, disita rindu yang melanda, belum lagi disita rasa api cemburu. Karena sering kali hal-hal demikian itu rentan sekali membuat jiwa lemah dan malas bergerak.
Jadi, rasanya tidak perlu untuk berpacaran. Tapi tergantung setiap individu menghendaki. Karena bagiku sendiri, pacaran itu menyita sesuatu apalagi jika ia masih belum memiliki status yang jelas bagi kita. Bisa jadi, dia bukan orang yang akan bersama kita, atau kita akan memilih seseorang yang lebih keren yang masa depannya cerah. Semua perasaan dan kriteria itu akan berubah. Sekali lagi bahwa improvisasi skill dan lain sebagainya sangat diperlukan.
Buat Kriteria Sesuai dengan Cita-citamu
Pasangan hidup itu selamanya, sampai di antara keduanya meninggal. Namanya pasangan tidak akan lepas dari rasa cinta dan kesetiaan. Tapi hal itu masih kurang cukup syarat, maka buatlah kriteria pasangan yang menurut kita dapat membantu proses juang kita, seperti mencari yang kaya, dengan kekayaannya dapat membantumu juga mengembangkan bisnis atau usaha. Coba saja kamu menikah dengan orang yang sama-sama tidak punya apa-apa, hal tersebut agak sulit.
Kriteria lain, carilah yang pintar, dengan kepintarannya ia dapat membantu kamu menjadi dosen atau guru. Ganteng atau cantik saja tapi kemampuan kognitif kurang itu percuma. Terakhir, memiliki interaksi yang bagus. Biasanya orang yang hebat dalam berdiplomasi atau bersosialisasi dengan siapapun itu memiliki banyak jaringan, jadi itu sangat membantu.
Ini alasan mengapa pasangan yang kita pilih akan menentukan kesuksesan masa depan. Dan hal itu bersamaan dengan misi yang sama dari keduanya. Sebab pasangan tidak lebih berarti bila hanya sekedar berdua, tanpa memberi usaha yang jelas. Jadi, teruntuk kita yang ingin hidup di masa depan lebih baik, maka carilah pasangan yang satu misi dengan kita. Seperti jika kita ingin menjadi dosen, maka carilah pasangan yang juga ingin menjadi dosen agar sama-sama bisa membantu. Positifnya, bila kita ada tugas jurnal atau karya ilmiah lainnya bisa saling membantu mencari data. Atau jika di antara kita ingin kaya di jalur bisnis dan usaha, maka carilah pasangan yang memiliki harta.
Sekali lagi bahwa pasangan sangat menentukan masa depan kita. Jangan hanya sekedar memilih pasangan yang hanya berparas ganteng atau cantik saja, tapi pilihlah yang memiliki satu misi yang sama, agar dapat berjuang bersama. Dan jangan pernah berdiam diri tanpa mengimprovisasi kemampuan kita, sebab dalam sebuah hubungan yang dibutuhkan adalah bagaimana nantinya memecahkan problem yang sulit terpecahkan. Enaknya, dengan pasangan yang sama-sama satu misi, memecahkan problem tersebut bukanlah suatu hal yang sulit.