Kamis, Maret 28, 2024

Belum Menikah Berarti Nggak Laku? Jangan Desperate Ladies!

Laely Kartika Ayu
Laely Kartika Ayu
Aku adalah seorang yang menyukai kebebasan berekspresi. Aku sangat menyukai menulis sebagai wadah untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang. Melalui tulisan aku ingin mendobrak dogma-dogma yang keliru di masyarakat tentang beberapa hal. Aku memiliki hobi membaca, menulis, yoga, meditasi, bersepeda, menyanyi. Semoga tulisanku bisa bermanfaat untuk orang banyak.

“Kapan nikah sis?”

“Kamu umur segini kok belum nikah?”

Duh, sering banget ya pertanyaan seperti di atas kamu terima, entah di acara keluarga, reuni, pernikahan teman, bahkan sama tetangga yang jelas-jelas ketemu setiap hari. Apa lagi jika yang bertanya lebih dari satu orang, sehari lebih dari tiga kali, kenyang duluan deh kita padahal belum makan siang. Tapi apa pertanyaan itu memang harus kita turuti secepatnya? Yuk kita bahas!

Problematika perempuan dari Sabang sampai Merauke yang paling besar adalah seputar “Pernikahan.” Pasalnya, jika hal itu mempengaruhi kesehatan mentalnya bukan lagi masalah yang biasa tetapi luar biasa. Kenapa bisa begitu? Bagaimana cara mengatasinya?

Banyak perempuan Indonesia yang  masih single dan menginjak usia 27 tahun merasa khawatir akan pernikahan itu sendiri. Mereka khawatir karena belum menemukan tambatan hatinya, Hal ini dipengaruhi orang-orang di sekitarnya bahwa umur tertentu harus sudah menikah akibatnya, mereka ada di kondisi desperate. Kondisi desperate adalah kondisi takut, stres karena tekanan dari berbagai pihak, overthinking, dan meratapi nasib atas keadaanya.

Perempuan-perempuan yang berada dalam usia di atas 20 tahun memang menghadapi banyak masalah. Namun, hal ini adalah masalah terbesar dari sekian permasalahan yang dihadapi perempuan. Mereka yang sudah menginjak 27 tahun mulai merasakan kepanikan dan kesedihan karena belum mendapatkan pasangan. Dari kondisi tersebut dapat mempengaruhi psikis, sehingga banyak dari perempuan yang berbondong-bondong pergi ke psikolog. Memang terkadang mereka diam, tapi hal itu menunjukan kondisi terdalamnya.

Ini kuncinya

Banyak sekali perempuan yang terjebak dengan kondisi dilema, kesendirian, meratapi nasib, dan bahkan tidak tahu dirinya sendiri. Itulah salah satu penyebabnya. Mencintai diri sendiri merupakan kunci dari kebahagiaan. Ketika seseorang sudah mencintai dirinya, maka ia akan tahu pasangan seperti apa yang cocok dengan dirinya. Mereka juga harus tahu kriteria yang jelas dan dibutuhkan dalam hidupnya, tidak asal-asalan yang penting nikah.

Ada pepatah mengatakan,”You attract what you are, who you are.” Maksudnya adalah diri kita ini menarik orang yang sama seperti kita. Ibaratnya adalah cerminan. Jadi ketika dirimu masih belum menjadi versi terbaik diri, maka terus berkembang dan perbaikilah hingga kamu menarik orang yang hebat sepertimu. Jodoh adalah cerminan diri kita.

Dengan kita mencintai diri sendiri, tidak akan lagi desperate dan overthinking. Kita sudah di keadaan yang tenang dan relaks karena percaya akan menarik orang yang sama seperti diri kita nantinya.

Semua berasal dari pikiran dan pikiran itu sangat powerful. Ketika kita berpikir baik-baik saja dan di kondisi yang stabil, maka semua akan baik-baik saja. Fokus saja pada perkembangan diri dan hal-hal yang ingin kamu lakukan, misalnya pergi travelling, memanjakan diri, menulis kalau itu hobimu, dan melakukan hal yang berasal dari idemu. Jangan menunggu jodoh atau seseorang datang dalam hidup, mereka akan datang dengan sendiri ketika sudah di waktu yang tepat.

Menaikan value diri

Jodoh itu tidak ada yang tahu. Bisa saja jodohmu sudah ada di angka 8 misalnya, sedangkan kamu masih ada di angka 5. Dari hal tersebut kamu harus menyadari bahwa menaikan value diri itu penting. Menaikan value di sini adalah dengan belajar perkembangan diri, mengubah kebiasaan lama ke baru, belajar skill yang kamu suka, dan melakukan hal menyenangkan lainnya untuk menaikan value diri.

Bagi seorang perempuan sangat penting memahami kata “elegance”. Kata elegance di sini adalah menjadi perempuan yang memiliki kualitas diri dan tahu tujuan hidupnya. Ketika perempuan sudah tahu kualitas dirinya, maka tidak akan ada lagi desperate. Perempuan itu tahu bahwa dirinya berharga dan pantas mendapatkan pasangan yang sama seperti mereka.

Perempuan berumur 27 tahun ke atas dan masih single akan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Pasalnya aturan yang sudah berlaku adalah perempuan berusia sekian harus sudah menikah dan mempunyai anak. Itulah dogma yang ada di masyarakat kita. Apalagi kalau kamu hidup di suku Jawa yang mana sudah ditentukan segalanya. Tapi tenang saja jangan desperate. Semua ada dalam diri kita cara untuk mengatasinya. Jangan memikirkan kapan jodoh akan datang dan menunggu sampai meratapi nasib. Kita semua tidak ada yang tahu kapan waktu tepat itu datang. Sesuatu yang dipikirkan berarti belum sepenuhnya berserah kepada Sang Kuasa.

Fokus saja pada rasa syukur, teman-teman dan keluarga yang mencintaimu, karir, dan sesuatu hal yang membuatmu bahagia. Nah karena itulah sangat penting untuk tahu apa yang membuatmu bahagia. Kebahagiaan setiap orang itu berbeda-beda dan mereka punya cara sendiri untuk bahagia. Dengan hal itu, kamu tidak akan lagi desperate karena fokusmu kepada hal-hal menyenangkan dan kebahagiaan.

Berlayar bersama 

Pernikahan adalah moment suci yang terjadi hanya satu kali. Dari hal ini berhati-hatilah bertindak. Ini bukan lagi seperti obral baju dan beli bakso, tapi sesuatu yang serius. Kebanyakan orang bilang menikah itu tujuan. Ketika sudah menikah berarti sudah selesai dalam hidup karena menemukan tambatan hati. Namun, menikah adalah awal baru untuk dua orang memulai hidup dan berlayar bersama. Menikah adalah mereka yang bisa melihat arti dari pernikahan itu sendiri secara matang dan dewasa.

Kalau pernikahan adalah tujuan seharusnya tidak akan ada lagi orang yang berpisah dan mengeluh. Kenapa mereka masih mengeluh dan berpisah? Karena belum stabil dan matang. Kebanyakan mereka belum siap untuk kehidupan pernikahan serta kurangnya memahami diri sendiri. Terlebih lagi kalau masih terluka dan belum tuntas dengan dirinya, itu akan menjadi malapetaka besar.

Menikah berarti memulai kehidupan baru antara dua sejoli dan berlabuh dalam rumah yang sama. Di sinilah peran memahami satu sama lain, keegoisan dan lain-lain harus sudah stabil dan seimbang. Biarlah orang lain yang berkata apa. Kita tidak bisa mengontrol sudut pandang mereka, jadi biarlah apa saja penilaian yang ada di kepala mereka. Ingat, abaikan jika ada orang yang mengatakan kamu pilih-pilih.

Kita membeli baju saja memilih untuk kualitas yang terbaik dan nyaman dipakai, bukan kah itu sama halnya dengan pasangan hidup hanya satu untuk selamanya? Jadi, menikahlah karena siap bukan karena tuntutan, kamu itu berhak bahagia tanpa memenuhi ekspetasi orang lain.

Laely Kartika Ayu
Laely Kartika Ayu
Aku adalah seorang yang menyukai kebebasan berekspresi. Aku sangat menyukai menulis sebagai wadah untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang. Melalui tulisan aku ingin mendobrak dogma-dogma yang keliru di masyarakat tentang beberapa hal. Aku memiliki hobi membaca, menulis, yoga, meditasi, bersepeda, menyanyi. Semoga tulisanku bisa bermanfaat untuk orang banyak.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.