Senin, April 29, 2024

Belajar dari Pendukung Jepang di Piala Dunia 2018

Fabio Syadino
Fabio Syadino
Mahasiswa ilmu hukum Universitas Andalas Padang

Sepakbola tidak hanya menampilkan pertandingan 90 menit di lapangan. Sisi lain sepakbola juga menampilkan emosional, drama, dan respect. Piala dunia menghadirkan banyak pendukung dari berbagai belahan dunia, berbeda negara, suku, budaya, warna kulit hadir di Rusia.

Selain mendukung tim kebanggaan, pendukung atau suporter juga mewakili masyarakat atau warga negaranya. Jika pendukung atau suporter melakukan hal yang positif maka masyarakat dunia menganggap negaranya merupakan negara yang berperilaku positif begitu pula sebaliknya jika menampilkan karakter yang tidak positif akan memunculkan stigma negatif yang mana akan dianggap melawan norma-norma yang ada.

Menurut Howard S. Becker tindakan perilaku negatif atau menyimpang sesungguhnya tidak ada. Setiap tindakan sebenarnya bersifat netral dan relatif tergantung dari sudut pandang mana orang menilainya. Pendukung atau suporter yang datang langsung dianggap sampel bagi karakter dan perilaku masyarakatnya, baik dalam jumlah yang banyak ataupun sedikit. Karakter dari pendukung yang hadir bisa dianggap mewakili dari kelompoknya.

Suatu kebanggan jika sebuah negara mengikuti piala bergengsi sekali empat tahunan itu. Jepang yang berasal dari Asia Timur dan merupakan wakil dari benua Asia untuk Piala dunia Rusia 2018. Walaupun terhenti dibabak 16 besar piala dunia Rusia 2018 ada banyak pelajaran yang didapat dari Jepang di Piala dunia.

Tidak hanya tim sepakbolanya yang menampilkan penampilan terbaik tetapi pendukungnya juga menampilkan karakter yang terbaik. Salah satu hal yang menarik tatkala pertandingan sudah selesai, para pendukung negara Matahari terbit memungut sampah yang berada disekitar stadion.

Sebenarnya ini simpel tapi tidak semua orang bisa memulai dan melakukannya. Kebersihan dan kedisiplinan menjadi salah satu karakter yang harus ditanamkan oleh pendukung sepakbola.

Dari hal kecil ini, akan menggambarkan kepedulian kita terhadap lingkungan. Pepatah Jepang mengatakan “datang dalam keadaan bersih, pergi dalam keadaan bersih” . Hal itulah yang mendorong para pendukung Jepang dalam melakukan aksi bersih-bersih di Piala Dunia Rusia 2018.

Suporter jepang di piala dunia 2018 membuktikan bahwa menonton sepakbola di stadion tidak harus menyisakan sampah apalagi kerusakan fasilitas umum. Bagi suporter sepakbola, banyak ragam dan kreatifitas yang ditunjukan selama pertandingan. Kedisiplinan dan Cultur budaya menjadi ciri khas dari masing-masing pendukungnya dalam mengekspresikan dukungannya.

Pentingnya menjaga kebersihan ditempat umum juga harus diterapkan oleh semua kalangan, hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadapa lingkungan sekitar. Patut kita apresiasi para pendukung Jepang dan mereka layak menjadi calon suporter terbaik di Piala dunia Rusia 2018

Fabio Syadino
Fabio Syadino
Mahasiswa ilmu hukum Universitas Andalas Padang
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.