Rabu, April 17, 2024

Sejarah Penulisan Al-Qur’an Masa Nabi Muhammad

Bari Javier
Bari Javier
Mahasiswa IAT'22 UINSA Surabaya

Seperti yang diketahui, keagungan dan kemurnian Alquran akan terjaga sampai hari akhir. Hal ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat mengenai dari penurunannya, penulisan, pemeliharaan, serta pembukuannya. Tentunya proses ini mengalami berbagai aspek sejarah.

Dari hal tersebut, perlu juga diketahui pembahasan mengenai proses penulisan, menjelaskan para pencatat wahyu, menjelaskan susunan al-Qur’an dan tradisi penulisan di kalangan para sahabat. Dimana masa-masa kepenulisan al-Qur’an ini, terjadi mulai dari zaman Rasullullah hingga zaman para sahabat. Bahkan pada zaman modern juga diterapkan tradisi kepenulisan al-Qur’an.

Proses Penulisan al-Qur’an di masa Nabi saw

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad saw., melalui perantara malaikat Jibril yang diturunkan secara berangsur-angsur, serta membacanya dinilai ibadah. Al-Qur’an ini juga sebagai pelengkap dan penjelas kitab terdahulu yang pernah Allah turunkan.

Pada saat al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., bangsa Arab sudah terbiasa untuk menghafal dan bahkan bangsa Arab juga dikenal sebagai bangsa yang terlatih dalam hal menghafal. Maka dalam ini, ketika Nabi mendapatkan wahyu, nabi dan para sahabat secara langsung menghafalkannya.

Akan tetapi, penulisan al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad saw. ini tidak menggunakan pena atau tulisan seperti yang kita kenal saat ini. Pada zaman itu, al-Qur’an disampaikan oleh Nabi Muhammad secara lisan kepada para sahabatnya dan umat Islam secara langsung. Banyak dari para sahabat nabi yang menghafal keseluruhan al-Qur’an dengan sangat baik. Nabi Muhammad juga bersabda:

لا تَكْتُبُوا عَنِّي وَمَنْ كَتَبَ عَنِّي غَيْرَ الْقُرْآنِ فَلْيَمْحُهُ

“Janganlah kalian menulis dariku, dan barang siapa yang menulis dariku selain al-Qur’an maka hapuslah.” (HR Muslim dari Abu Sa’id al-Khudri).

Para Pencatat Wahyu (Kuttab al-Wahy)

Semasa Rasulullah hidup, wahyu dari Allah turun sedikit demi sedikit. Sahabat yang diberi amanah oleh rasul menggunakan berbagai media, diantaranya batu, tulang, kulit hewan, pelepah kurma, dan lain sebagainya. Sahabat ketika menuliskan al-Qur’an, harus sesuai dengan ketentuan Allah yang telah disampaikan Rasulullah.

Adapun sahabat yang mendapat amanah sebagai kutub alwahyi yaitu :

  1. Zaid bin Tsabit.

Zaid adalah sahabat nabi yang pandai dalam bidang bahasa. Dikisahkan pula, Zaid ini pernah diminta untuk mempelajari bahasa Ibrani dan Yahudi, agar bisa membacakan surah yang datang dari kaum yahudi.

2. Muawwiyah bin Abi Sufyan.

Diantara para penulis wahyu yang lain, muawwiyah ini salah satu penulis kontroversional yang memiliki sikap tegas.

3. Ubay bin Kaab.

Selain sebagai penulis, ada riwayat yang menjelaskan bahwa Ubay memiliki mushaf susunannya sendiri.

4. Zubair bin Awwam.

Zubair bin Awwam memeluk agama Islam pada saat usia enam belas tahun. Zubair terlahir dari keluarga yang terhormat. Dimana ibu dari Zubair ini adalah anak seorang terkemuka di suku Quraisy.

Itulah ke empat sahabat kutub alwahyi. Para sahabat ini merupakan para sahabat yang berjasa dalam kepenulisan al-Qur’an, karena dengan adanya tulisan al-Qur’an tersebut umat Muslim dapat membaca, mengkaji, dan mengamalkannya.

Susunan al-Qur’an di masa Nabi Saw

Susunan al-Qur’an di masa Nabi Muhammad saw berbeda dengan susunan yang lain. Di masa Nabi Muhammad saw, al-Qur’an tidak disusun secara tertulis dalam bentuk mushaf seperti sekarang. Al-Qur’an disusun berdasarkan wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw menerima wahyu secara bertahap dan mengajarkan wahyu tersebut kepada para sahabatnya.

Susunan wahyu al-Qur’an yang diterima Nabi Muhammad saw bukan berdasarkan urutan tema, namun berdasarkan urutan yang ditentukan oleh Allah Swt. Dalam arti lain susunan mushaf sekarang dengan masa nabi itu berbeda, dikarenakan mushaf yang sekarang ditulis oleh Utsman dengan urutan yang diperintahkan oleh nabi.

Sedangkan masa nabi itu ditulis ketika ayat turun yang artinya ditulis secara acak di tulang-tulang atau pelepah kurma kemudian dikumpulkan pada masa Ustman dan menjadi mushaf yang seperti sekarang.

Dengan demikian, penulisan al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad saw berfokus pada penghafalan dan pemahaman lisan. Penulisan al-Qur’an dilakukan pada bahan-bahan yang tersedia saat itu, dan pengumpulan serta penulisan resmi al-Qur’an dalam bentuk mushaf terjadi setelah wafatnya Nabi Muhammad saw.

Susunan al-Qur’an di masa Nabi Muhammad saw. berbeda dengan susunan yang lain. Di masa Nabi Muhammad saw, al-Qur’an tidak disusun secara tertulis dalam bentuk mushaf melainkan disusun berdasarkan wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad saw.

Bari Javier
Bari Javier
Mahasiswa IAT'22 UINSA Surabaya
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.