Selasa, Mei 7, 2024

Bank Indonesia dalam Menghadapi Resiko Perekonomian Global

Khoirul Atmono
Khoirul Atmono
mahasiswa ekonomi pembangunan fakultas ekonomi dan bisnis universitas bengkulu

Tujuan dari Bank Indonesia adalah mencapai stabilitas nilai rupiah,memelihara stabilitas sistem pembayaran,dan turut menjaga stabilitas sistem keuangan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter seara bekelanjutan, konsisten, transparan dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian. Sesuai dengan bidang tugasnya, Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan moneter, makroprudensial, serta sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah.

Dengan isu yang beredar,sejumlah resiko dan ketidakpastian perekonomian global akan terus berlanjut di tahun 2024. Seperti kondisi perekonomian disebagian negara Eropa melemah, dipicu oleh dampak eskalasi ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina.

Berbagai perkembangan tersebut semakin menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong aliran modal ke negara berkembang lebih selektif. Tekanan nilai tukar di negara berkembang meningkat, sehingga memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi risiko rambatan global tersebut, termasuk di Indonesia.

Apa saja resiko tersebut? Dan bagaimana jurus bank indonesia menjaga ketahanan ekonomi nasional ke depan?

Berikut ini adalah lima resiko perekonomian global yang akan di hadapi oleh Bank Indonesia:

1. Pertumbuhan ekonomi lebih lambat disertai divergensi anatarnegara yang melebar.

Hal ini akan menghasilkan situasi di mana beberapa negara atau wilayah berkembang dengan cepat sementara yang lainnya mengalami pertumbuhan yang lebih lambat atau bahkan negatif. Divergensi ini bisa memiliki dampak yang signifikan seperti kesenjangan ekonomi, ketimpangan sosial dan politik, dan ketidakstabilan pasar keuangan.

2. Terjadinya disinflasi di negara maju.

Disinflasi di negara maju merujuk pada situasi di mana tingkat inflasi menurun, tetapitidak mencapai tingkat deflasi (penurunan umum dalam tingkat harga). Sebagai contohJepang yang telah mengalami disinflasi dalam beberapa dekade terakhir.

3. Suku bunga kebijakan negara maju yang tinggi untuk waktu yang lama.

BI harus menaikkan suku bunga acuannya karena kondisi sekarang sudah jauh berbeda dibandingkan periode 2021-2022, hal ini mengikuti kenaikan kebijakan suku bunga The FED.

4. Feomena Cash Is The King

Pentingnya likuiditas atau uang tunai dalam mengelola keuangan, memanfaatkan peluang, dan menjaga stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian atau dalam situasi yang memerlukan akses cepat terhadap dana.

5. Kuatnya Dolar AS.

Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia sering mengambil langkah-langkahkebijakan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi nilai tukar dolar AS. Mereka dapat menggunakan cadangan devisa untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, menyesuaikan kebijakan suku bunga, atau bahkan melakukan intervensi langsung di pasar valuta asing untuk mengontrol nilai tukar.

Meskipun banyak resiko di atas,Bank Indonesia terus berupaya agar stabilitas ekonomi terjaga,pertumbuhan ekonomi tinggi,inklusif dan berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, untukmencapai tujuan tesebut Bank Indonesia memiliki arah respons kebijakan nasional sebagai berikut:

1. Sinergi Kebijakan Fskal Pemerintah Dan Kebijakan Bank Indonesia.

Keselarasan antara kebijakan fiskal pemerintah dan kebijakan moneter Bank Indonesia sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencapai tujuan-tujuan makroekonomi yang diinginkan, seperti pertumbuhan yang berkelanjutan, stabilitas harga, dan keseimbangan eksternal. Sinergi ini memungkinkan kedua lembaga tersebut untuk saling mendukung dalam mencapai sasaran yang sama bagi perekonomian negara.

2. Sinergi Kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Sinergi dalam kebijakan KSSK sangat penting karena sistem keuangan yang stabil adalah prasyarat untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kolaborasi yang baik antara lembaga-lembaga terkait dapat memperkuat pengawasan, mengurangi risiko-risiko sistemik, dan merespons potensi krisis dengan lebih efektif.

3. Akselerasi Digital Ekonomi Dan Keuangan Negara.

Seperti implementasi kebijakan QRIS Tarik Tunai, Transfer, dan Setor Tunai(TUNTAS) bersama dengan industri serta Implementasi uji coba QRIS antar negara dengan Singapura.

4. Hilirisasi Minerba, Pertanian, Perkebunan,Dan Perikanan.

Hilirisasi pada sektor-sektor ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan serta penerimaan negara. Namun, hilirisasi juga memerlukan investasi dalam infrastruktur, teknologi, serta kebijakan yang mendukung agar bisa terwujud dengan efektif.

5. Kebijakan perdagangan, investasi, dan infrastruktur.

Integrasi kebijakan perdagangan, investasi, dan infrastruktur yang sejalan dan terkoordinasi dapat menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif, mendorongpertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya saing suatu negara di pasar global.Dalam hal ini, keberhasilan satu kebijakan dapat saling memperkuat keberhasilankebijakan lainnya.

Khoirul Atmono
Khoirul Atmono
mahasiswa ekonomi pembangunan fakultas ekonomi dan bisnis universitas bengkulu
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.