Senin, Mei 6, 2024

Menerawang Masa Depan Geopolitik Penerbangan Sipil

Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Profesional dan akademis dengan sejarah kerja, pendidikan dan pelatihan di bidang penerbangan dan bisnis kedirgantaraan. Alumni PLP/ STPI/ PPI Curug, Doktor Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, International Airport Professional (IAP) dari ICAO-ACI AMPAP dan Fellow Royal Aeronautical Society (FRAeS).

Beberapa peristiwa baru-baru ini mengingatkan kita akan asumsi di balik masa depan penerbangan. Telah banyak ditemui bandara-bandara yang kemudian dinyatakan tutup operasi karena adanya penerbangan liar drone, sehingga menyebabkan gangguan yang tidak terduga. Sekalipun hal tersebut bukan merupakan gangguan yang tidak diperkirakan sebelumnya terhadap penerbangan. Sementara itu, ketidakpastian politik global terus menimbulkan tantangan bagi industri penerbangan.

Dengan masih beroperasinya penerbangan komersial yang membantu menghubungkan orang dan barang dari satu wilayah ke wilayah yang lain, jelas ini menunjukkan bahwa politik, pemerintahan, dan geografi masih penting.

International Air Transport Association (IATA) merilis dalam Future of Aviation Industry 2035 menyebutkan bahwa ketidakstabilan global dapat menyebabkan negara-negara membangun tembok yang lebih tinggi, tidak bersikap literal dan mulai cenderung memunculkan kekhawatiran mengenai prediksi pertumbuhan industri didasarkan pada ketidakstabilan geopolitik, hubungan perdagangan, dan kerja sama regional, serta lingkungan ekonomi.

Sangat tidak mudah memperkirakan bagaimana dinamika politik global, namun ketidakstabilan, proteksionisme, maupun titik konflik di seluruh dunia selalu menjadi perhatian.

Umat manusia menghadapi banyak tantangan sistemik dan lintas batas, seperti: ancaman lingkungan, serangan siber, kerawanan pangan dan energi, serta risiko pandemi global. Hal ini merupakan bagian dari tugas otoritas negara dan lembaga multilateral untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan-tantangan global yang kompleks ini.

Di sinilah pandangan strategis ke depan memiliki peran penting. Ini adalah cara berpikir yang telah dicoba dan diuji melalui berbagai alternatif untuk membantu manusia membuat keputusan masa depan yang lebih baik. Hal ini melibatkan identifikasi dan penilaian kemungkinan ancaman, menyiapkan rencana atau kebijakan mitigasi, dan mengawasi indikator peringatan dini.

Pandangan masa depan juga membantu dalam menyusun ulang narasi, dan bagian penting dari wacana ini adalah membantu masyarakat penerbangan global untuk mulai terlibat secara lebih strategis dengan otoritas dan perancang kebijakan serta industri penerbangan yang lebih luas dalam mengeksplorasi peraturan dan pendekatan yang lebih cerdas, seiring dengan dinamika narasi keselamatan, kapasitas dan efisiensi, keamanan dan fasilitasi, pembangunan ekonomi serta perlindungan lingkungan hidup.

Apakah masa depan bandara terletak pada kota-kota bandara besar atau aerotropolis, apakah model hub and spoke yang dominan akan terus berlanjut, atau apakah kita akan melihat kebangkitan bandara-bandara yang lebih kecil dan terpencil. Namun, pergeseran nilai dan harapan dari pasar yang semakin beragam dan dinamis akan menciptakan sesuatu yang lebih baru.

Ketika nilai-nilai itu berubah, penting bagi otoritas pemerintah, bandara, dan maskapai penerbangan untuk meninjau kembali peran mereka dalam rangka mengelola narasi keselamatan, kapasitas dan efisiensi, keamanan dan fasilitasi, pembangunan ekonomi serta perlindungan lingkungan hidup namun juga menanggapi harapan yang semakin meningkat dan lebuh luas.

Sains dan teknologi tidak diragukan lagi akan memainkan peran lebih penting, dan publik semakin tertarik untuk mengamati perkembangan terkini, seperti potensi dampak drone terhadap transportasi lokal, atau beberapa perkembangan yang lebih menarik seputar pengenalan taksi drone pribadi, atau perkembangan pesawat hipersonik dan penerbangan luar angkasa.

Namun demikian, perubahan yang perlu untuk terlihat terlihat adalah bagaimana bandara dan maskapai penerbangan akan meningkatkan perbaikan pemeliharaan dan operasionalnya, bagaimana keamanan berbasis risiko dilakukan, atau bagaimana industri penerbangan mengelola model penetapan tarif bagi konsumennya.

Hal ini membawa kita kembali menuju situasi black swans – metafora yang menggambarkan suatu peristiwa yang mengejutkan, mempunyai dampak besar, dan sering kali dirasionalisasikan secara tidak tepat setelah kejadian tersebut terjadi dan hanya sekedar melihat ke belakang – dimana salah satu kritik yang sering terdengar adalah bahwa sering kali pada sektor tersebut terlihat potensi ancaman atau peluang yang muncul namun tidak mampu untuk mengatasi hal tersebut.

Isu-isu seperti drone sebenarnya bukan black swans tetapi peristiwa yang mungkin terjadi dan diprediksi secara luas namun diabaikan karena alasan politik atau keuangan – atau black jellyfish yang merepresentasikan unknown knowns yang berpotensi meningkat dengan cepat dan berdampak sistemik.

Ada pandangan menarik dari Visi 2050 IATA yang mengeksplorasi penciptaan nilai dalam industri penerbangan, yang memberikan konteks singkat terhadap beberapa insentif dan hambatan bagi industri penerbangan.

Namun, secara lebih luas, teridentifikasi sekurangnya 4 (empat) hambatan atau disinsentif utama yaitu: kecenderungan terhambatnya inovasi; kelembaman dalam regulasi dan perizinan teknologi baru; persepsi publik dan politik mengenai risiko terkait penerbangan dan transportasi; dan lambatnya regulasi nasional, regional maupun global dalam memenuhi tuntutan publik. Ketika pasar-pasar baru mulai bermunculan dan kekuatan serta pengaruh beralih secara global, maka perhatian atas hal-hal tersebut menjadi semakin penting.

Masa depan geopolitik yang positif merupakan prospek yang menarik bagi dunia penerbangan, namun pertanyaan mendasar yang muncul adalah apakah prospek geopolitik memiliki potensi yang lebih besar untuk menghambat masa depan penerbangan dibandingkan yang diketahui saat ini? Penting untuk direnungkan.

Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Profesional dan akademis dengan sejarah kerja, pendidikan dan pelatihan di bidang penerbangan dan bisnis kedirgantaraan. Alumni PLP/ STPI/ PPI Curug, Doktor Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, International Airport Professional (IAP) dari ICAO-ACI AMPAP dan Fellow Royal Aeronautical Society (FRAeS).
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.