Senin, Juli 21, 2025

Abu Lahab dan Para Elite: Semiotika Sosial Surah Al-Lahab

Ubaid Wafi Wa'il
Ubaid Wafi Wa'il
Seorang mahasiswa Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ingin memberikan dampak untuk peradaban dunia
- Advertisement -

“Tabbat yadaa abii lahabin wa tabb” — bukan sekadar kutukan, tapi simbol kehancuran satu sistem sosial. 

Ketika Nabi Muhammad ﷺ mulai menyampaikan dakwah Islam secara terbuka, tidak semua orang menerima dengan lapang dada. Di tengah masyarakat Makkah yang hirarkis dan sangat bergantung pada sistem sosial yang mapan, dakwah tauhid bukan sekadar tantangan spiritual, tetapi juga ancaman terhadap struktur kekuasaan yang telah lama menguntungkan para elite. Salah satu penentang utama dakwah ini justru datang dari kalangan terdekat Nabi: pamannya sendiri, Abu Lahab.

Namun, jika kita membaca Surah Al-Lahab bukan hanya sebagai teks sejarah atau ajaran moral, melainkan sebagai teks semiotik sosial, maka kita akan melihat dimensi makna yang lebih dalam. Surah ini tidak hanya mengabadikan penolakan pribadi Abu Lahab terhadap dakwah Islam, tetapi juga menjadi simbol perlawanan sosial-politik terhadap perubahan nilai dan struktur kekuasaan. Pendekatan semiotika sosial, seperti yang dikembangkan Roland Barthes, memungkinkan kita membaca tanda-tanda dalam surah ini sebagai representasi dari konflik ideologis antara kebenaran dan kepentingan elite.

Abu Lahab: Sosok dan Simbol Kekuasaan Sosial

Abu Lahab adalah representasi sempurna dari kaum elite Quraisy. Ia bukan sekadar paman Nabi, tetapi juga seorang pedagang sukses, bangsawan, dan tokoh berpengaruh di masyarakat Makkah. Ia memiliki kekuatan ekonomi dan status sosial yang tinggi — dua hal yang secara langsung terancam oleh pesan Islam yang menekankan kesetaraan, penghapusan kasta, dan keadilan sosial.

Penolakan Abu Lahab terhadap dakwah Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya soal keyakinan atau spiritualitas, melainkan juga reaksi terhadap terganggunya posisi sosial-politiknya. Islam datang membawa perubahan yang mendasar: menolak sistem berhala, membela kaum tertindas, dan membongkar hierarki kekuasaan yang selama ini dinikmati oleh elite Quraisy. Dalam konteks ini, Abu Lahab bukan sekadar individu — ia adalah simbol sistem lama yang menolak digantikan.

Tanda-Tanda Sosial dalam Surah Al-Lahab

Dalam Surah Al-Lahab, terdapat sejumlah tanda yang mengandung makna sosial yang kuat. Pertama, penyebutan “tangan Abu Lahab binasa” dapat dibaca sebagai simbol kehancuran kekuatan dan tindakan. Dalam banyak budaya, termasuk Arab, tangan melambangkan kekuasaan, kekuatan kerja, dan kendali atas sesuatu. Maka, kebinasaan tangan di sini merepresentasikan hancurnya seluruh usaha, otoritas, dan kekuatan sosial yang dimiliki Abu Lahab.

Kedua, frasa “hartanya tidak berguna” menunjukkan bahwa harta — simbol status dan kekuasaan ekonomi — tak mampu menyelamatkan pemiliknya dari kebenaran ilahiah. Ini merupakan kritik terhadap logika materialisme yang melekat pada elite Quraisy, yang mengandalkan kekayaan sebagai benteng kekuasaan dan pengaruh.

Ketiga, gambaran “api yang menyala-nyala” tidak hanya menunjuk pada siksa akhirat, tetapi bisa dimaknai sebagai metafora untuk kehancuran sosial yang menimpa siapa pun yang mempertahankan ketidakadilan dan menolak perubahan moral.

Terakhir, penyebutan istri Abu Lahab sebagai “pembawa kayu bakar” adalah simbol peran aktif dalam mempertahankan sistem lama. Ia bukan hanya pendamping, tetapi juga agen penyebar fitnah dan kebencian — peran yang secara sosial sangat relevan dalam menjaga dominasi struktur patriarki dan kekuasaan elite.

Melalui lensa semiotika sosial, seluruh unsur ini dapat dibaca sebagai representasi dari “kode sosial” yang sedang dikritik dan dibongkar oleh wahyu.

- Advertisement -

Ketika Kebenaran Menantang Kekuasaan

Surah Al-Lahab adalah narasi konflik antara dua kekuatan sosial yang saling bertentangan. Di satu sisi, ada sistem lama yang didasarkan pada berhala, harta, dan warisan kekuasaan. Di sisi lain, ada sistem baru yang dibawa Islam — berdiri di atas nilai-nilai tauhid, keadilan, dan kesetaraan. Dakwah Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya membahas akidah, tetapi juga menggugat relasi sosial yang timpang.

Abu Lahab dan kaumnya tidak hanya melihat ancaman spiritual, tapi juga ancaman terhadap tatanan sosial yang telah membesarkan mereka. Mereka sadar bahwa Islam dapat membebaskan budak, menyetarakan orang miskin, dan menghapus monopoli kekuasaan berdasarkan keturunan — semua ini tentu tidak menguntungkan mereka. Penolakan Abu Lahab adalah penolakan sistem terhadap reformasi sosial.

Cermin untuk Zaman Kini 

Fenomena seperti yang ditunjukkan oleh Abu Lahab tidak berhenti di masa lalu. Dalam banyak lapisan masyarakat hari ini, kita bisa menemukan wajah-wajah Abu Lahab baru — orang-orang yang takut kehilangan posisi ketika kebenaran mulai disuarakan. Mereka bisa muncul dalam bentuk penguasa, tokoh sosial, atau institusi yang membungkam perubahan demi mempertahankan privilese.

Surah Al-Lahab dengan demikian tetap aktual. Ia tidak hanya menjadi pengingat akan ancaman terhadap nilai-nilai ketauhidan, tetapi juga menjadi refleksi atas bagaimana struktur sosial yang tidak adil sering kali bertahan dengan cara menolak kebenaran.

Membaca Surah Al-Lahab dengan pendekatan semiotika sosial membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana wahyu tidak hanya menyentuh ranah teologis, tetapi juga membongkar sistem sosial yang timpang. Tanda-tanda dalam surah ini — tangan, harta, api, dan kayu bakar — bukan hanya metafora religius, tetapi juga kode ideologis yang mencerminkan dinamika kuasa, kepentingan, dan ketakutan para elite terhadap perubahan.

Surah ini tidak hanya mengabadikan satu tokoh penolak risalah, tapi juga mengabadikan satu pola sosial yang terus berulang sepanjang sejarah: menolak kebenaran demi mempertahankan kekuasaan. Dan sebagaimana dikatakan dalam ayat pertamanya, jalan seperti itu pasti berakhir dengan kebinasaan.

Ubaid Wafi Wa'il
Ubaid Wafi Wa'il
Seorang mahasiswa Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ingin memberikan dampak untuk peradaban dunia
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.