Jumat, Oktober 4, 2024

Kebebasan Berekspresi Dibatasi, Oman Blokir Aplikasi Clubhouse

Silvanah
Silvanah
Silvanah, a student of International Relations at the Islamic University of Indonesia and a researcher at the Center for Indonesia-China Studies (CICS)

Clubhouse merupakan platform komunikasi audio yang diluncurkan pada tahun 2020 dan mem-booming sampai saat ini.

Oman merupakan salah satu negara Timur Tengah, yang warganya menjadi pengguna terbanyak di aplikasi tersebut. Namun yang menjadi pertanyaan bagi saya, sebenarnya apa sih yang menarik dari aplikasi Clubhouse sehingga memiliki banyak peminat? Mengapa Negara Oman melakukan pemblokiran aplikasi Clubhouse di negaranya?

Padahal jika dilihat dari sudut pandang hak asasi manusia, pemblokiran tersebut termasuk membatasi hak kebebasan berekspresi terhadap warga negaranya. Oleh karena itu, kita akan mengulas secara jelas disini!

Apa yang menarik dari clubhouse?

Kita tentu bertanya-tanya, mengapa Clubhouse menjadi platform komunikasi yang dianggap paling menarik dibanding platform komunikasi lain, seperti Facebook, Instagram, Line, dan Whatsapp, padahal Clubhouse hanya menggunakan fitur audio untuk berinteraksi. Tidak seperti aplikasi lain yang memiliki fitur lengkap selain fitur audio, juga ada ada fitur kamera untuk menunjukan wajah sambil berinteraksi, dan fitur menarik lainnya. Mengapa Clubhouse lebih populer di kalangan penggunanya?

Ternyata, para pengguna Clubhouse lebih senang menggunakan aplikasi tersebut karena beberapa alasan, diantaranya karena Clubhouse memiliki desainnya yang sangat sederhana. Pengguna hanya perlu mengaktifkan mikrofon dan memulai obrolan dengan orang lain tanpa harus repot-repot menyalakan kamera untuk menampilkan wajah. Mereka hanya cukup meletakkan handphone dan mengobrol santai, sambil melakukan aktivitas lain.

Menurut mereka itu sangat nyaman, aplikasi tersebut membuat penggunanya bisa secara bebas menyiarkan atau mendengarkan konten Clubhouse dimanapun mereka berada karena hanya menggunakan fitur audio saja.

Selain kenyamanan-nya, para pengguna Clubhouse juga merasa lebih “aman” untuk membuka suara di ruang digital, karena kebijakan aplikasi ini melarang segala konten tersiar atau direkam dan disebarluaskan di ranah umum, ataupun di platform media sosial lainnya dengan alasan apapun, dalam hal ini, Clubhouse sangat menjaga privasi penggunanya.

Sering kali, jika ada seseorang yang sengaja merekam dan menyebarluaskannya tanpa izin, itu tentu melanggar kebijakan komunitas yang ada di Clubhouse. Sehingga, para penggunanya merasa aman untuk membuka suara dan merasa percaya diri bahwa dia bisa membagikan apa saja yang dia mau bicarakan secara langsung dengan orang lain. Hal itulah yang membuat pengguna Clubhouse ini senang membagikan atau mendengarkan hal-hal yang tidak bisa dilakukan di media sosial lainnya.

Mengapa Oman memblokir clubhouse?

Oman memblokir Clubhouse pada 14 Maret 2021, alasannya karena aplikasi tersebut dinilai tidak memenuhi izin yang berlaku di negaranya. Beberapa aktivis HAM menilai tindakan Oman tersebut melanggar hak warganya dengan membatasi kebebasan berekspresi.

Pemblokiran Clubhouse tersebut trending di media sosial dengan menggunakan tagar Oman_Blocks_Clubhose. Banyak warga Oman membagikan screenshot yang menunjukkan ‘error message’ pada saat membuka aplikasi Clubhouse.

Pemerintah Oman seakan mengikuti pemerintah otoriter China yang juga melarang warganya untuk menggunakan Clubhouse. China lebih dulu memblokir aplikasi Clubhouse pada Februari 2021, kemudian disusul oleh Oman pada Maret 2021.

Otoritas Pengaturan Telekomunikasi Oman mengatakan kepada situs berita web application firewall (WAF), bahwa seluruh aplikasi yang beroperasi di Oman harus memperoleh izin dari mereka. Jika tidak memenuhi, maka mereka akan bersedia melakukan pemblokiran.

Oman melarang aplikasi VoIP atau teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet yang tidak memiliki lisensi resmi dari Otoritas Pengaturan Telekomunikasi di Oman.

Clubhouse diblokir karena banyaknya warga Oman menggunakan aplikasi tersebut sebagai ruang bebas mereka untuk mengekspresikan pendapat tanpa sensor dari pemerintah.

Asosiasi HAM di Oman menganggap tindakan pemblokiran yang dilakukan pemerintah Oman, mengikuti pemerintah otoriter China sebagai panutan. Yang mana telah dilaporkan sebelumnya bahwa China telah melakukan pemblokiran Clubhouse sejak Februari lalu, karena masyarakatnya banyak menjadi pengguna aplikasi tersebut, dan mereka diduga telah memberitakan kejadian Muslim Uighur, serta perpolitikan yang ada di China. China melakukan pemblokiran dengan tujuan untuk menghindari hal-hal yang dapat membuat citra pemerintah China menjadi lebih buruk.

Keputusan Oman terkait pemblokiran aplikasi tersebut menuai banyak kritik serta penolakan dari masyarakat pengguna Clubhouse. Mereka menganggap bahwa aplikasi tersebut merupakan sebuah ruang mereka dalam menyampaikan pendapat secara bebas. Mereka mengecam pemerintah karena mereka menganggap bahwa pemerintah Oman telah melarang kebebasan berekspresi terhadap warganya.

Bagaimana pembatasan kebebasan berekspresi di Oman?

Berbicara soal HAM, tentu cakupannya sangat luas. Tidak hanya menjamin hak untuk hidup, melainkan juga menjamin hak-hak lain, seperti hak hukum, hak politik, hak ekonomi, hak sipil seperti kebebasan berekspresi dan berpendapat, dan sebagainya yang telah tercantum dalam dokumen-dokumen HAM salah satunya tercantum dalam Universal Declaration of Human Right (UDHR) telah diuraikan secara jelas, khususnya dalam hal kebebasan berekspresi untuk mengemukakan pendapat.

Kebebasan bereksperesi di Oman sangat dijaga ketat oleh pemerintah. Oman tidak mengizinkan warganya untuk mengkritik Sultan, dan itu sudah ditetapkan pada pasal 41 UU konstitusi yang menyatakan bahwa Oman akan mengkriminalisasi setiap kritik terhadap Sultan, dan mengatakan bahwa pribadi Sultan tidak dapat diganggu gugat dan warga harus menghormati dan mematuhi perintahnya.

Oman memperketat aturannya dengan melakukan pemantauan telepon seluler, pertukaran email, ruang obrolan internet, serta melakukan pemblokiran terhadap situs web yang memberitakan keburukan pemerintah Oman dengan mengkritik Sultan atau pejabat-pejabatnya.

Mirisnya lagi, para akademisi atau para profesor dilarang untuk mendiskusikan atau menulis hal-hal tertentu, misalnya mendiskusikan politik lokal atau menulis kritik  terhadap Pemerintah Oman. Tulisan para akademisi akan dilakukan sensor oleh pihak fakultas secara otomatis. Dan para Profesor akan diberhentikan atau dipecat karena dianggap telah melanggar aturan.

Menurut saya, pembatasan hak untuk berekspresi dan berpendapat di negara Oman dengan memblokir aplikasi Clubhouse atau situs-situs web milik warganya merupakan sebuah tindakan pelanggaran HAM.

Tidak seharusnya pemerintah, dalam hal ini Oman membatasi hak-hak warganya dengan melakukan pemblokiran serta kriminalisasi terhadap warganya jika mengkritik pemerintah.Pemerintah tidak perlu merasa lebih baperan jika dikritik oleh warganya. Pemerintah menjamin hak warganya dengan tidak perlu melakukan pemantauan yang melanggar privasi warganya.

Ruang internet seperti aplikasi Clubhouse merupakan ruang mereka dalam menyampaikan pendapat secara bebas, dan negara tidak berhak membatasi dan melakukan sensor. Karena internet dan HAM adalah oleh, dan untuk semua orang tanpa batasan terkecuali.

Silvanah
Silvanah
Silvanah, a student of International Relations at the Islamic University of Indonesia and a researcher at the Center for Indonesia-China Studies (CICS)
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.