Sebanyak 343 media di seluruh Indonesia memberitakan kekerasan yang dialami anak-anak, dalam kurun waktu 1 Juli 2014 hingga 22 Juli 2015. Hasil kajian Indonesia Indicator menemukan bahwa kekerasan tersebut dialami dalam bidang sosial, kesehatan, dan pendidikan.
“Isu hukum anak merupakan yang paling tinggi ekspos-nya dibandingkan dengan isu-isu lainnya,” kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan terkait isu hukum, dalam satu tahun terakhir pemberitaan soal perlindungan anak memperoleh perhatian yang cukup besar dalam agenda pemberitaan di media online, yakni sebanyak 20.010 berita. “Masalah perlindungan anak menjadi sorotan media, seiring dengan munculnya berbagai kekerasan terhadap anak,” katanya.
Sementara dalam bidang sosial, pemberitaan media massa juga menyoroti kasus masalah penelantaran anak, yang eksposenya mencapai 3.676 berita. Topik ini paling tinggi diangkat dalam pemberitaan satu tahun terakhir. “Kasus penelantaran anak di Cibubur kasus pembunuhan Engeline merupakan dua kasus yang paling banyak menyita perhatian media,” katanya.
Permasalahan lainnya, lanjut Rustika, mengenai pembunuhan anak 813 berita, kekerasan seksual terhadap anak sebanyak 667 berita, tawuran remaja/pelajar sebanyak 645 berita, pekerja/buruh anak sebanyak 500 berita, perdagangan anak sebanyak 452 berita, pornografi anak sebanyak 320 berita, pelecehan anak sebanyak 285 berita, prostitusi/pelacuran anak sebanyak 272 berita, penganiayaan anak sebanyak 250 berita, dan pemerkosaan anak sebanyak 177 berita.(ANTARA)