Teten Masduki resmi dilantik menjadi Kepala Staf Kepresidenan. Ia menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang sebelumnya telah didapuk menjadi Menteri Politik Hukum dan Keamanan. Pelantikan Teten tersebut merupakan momen pembuktian diri bagi Teten untuk membenahi sistem pemerintahan saat ini.
Gun Gun Heryanto, analis politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta, mengatakan keputusan Presiden Joko Widodo mendaulat Teten sebagai Kepala Staf Kepresidenan adalah langkah yang tepat. Terlebih ia sudah cukup lama mendampingi Joko Widodo. Terhitung sejak masa kampanye pemilihan presiden 2014 hingga kini.
“Tentu Teten paham betul mengenai sistem di dalam pemerintahan Joko Widodo,” kata Gun Gun kepada Geotimes di Jakarta, Rabu (2/9).
Yang menarik, kata Gun Gun, Teten sepanjang perjalanan karirnya memiliki rekam jejak yang bersih. Berlatar belakang sebagai aktivis antikorupsi dan kini masuk dalam pemerintahan, seharusnya Teten bisa mengambil kesempatan ini untuk membenahi sistem dari dalam pemerintahan.
“Dia sudah masuk dalam pemerintahan. Karenanya, dia harus berani melakukan clean government. Jangan justru malah terseret arus ikut dalam sistem pemerintahan yang tidak bersih. Ini merupakan tantangan dan ajang pembuktian baginya untuk mampu menerapkan sistem pemerintahan yang bersih,” katanya.
Lebih lanjut Gun Gun mengatakan, Teten merupakan sosok yang bukan berasal dari golongan partai politik. Ia tentu harus profesional. Meski dekat dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Teten harus bisa mengesampingkan kepentingan-kepentingan tersebut.
Masuknya Teten dalam pemerintahan sebagai Kepala Staf Kepresidenan bisa menjadi semacam keseimbangan. Peranannya sangat dibutuhkan untuk menetrasilasi tarik menarik kepentingan partai-partai politik yang tergabung dalam koalisi di pemerintahan. Kehadiran Teten adalah energi atau kekuatan baru bagi masyarakat sipil di tengah dominasi partai politk.
“Teten harus bisa menjadi jembatan yang mewakili masyarakat sipil dalam pemerintahan Jokowi. Karenanya, peranannya mesti dioptimalkan. Jangan sampai peran lembaga ini ada namun seperti tidak ada, karena partai politik yang terlalu mendominasi,” ujar Gun Gun.
Gun Gun tak menepis kemungkinan Teten bernasib serupa seperti dialami Andi Wijayanto (mantan Sekretaris Kabinet) dan Andrinof Chaniago (mantan Kepala Bappenas), yang terpental dari pemerintahan karena bukan dari partai dan dianggap tak memiliki kekuatan di belakangnya. Gun Gun melihat itu bisa saja terjadi. Karenanya, itu bergantung pada dua hal.
Pertama, Teten harus bisa membina hubungannya dengan baik pada Presiden Joko Widodo. Terutama dalam mendukung dan mengatur kebijakan Presiden yang menjadi prioritas. Karena berlatang belakang aktivis, dia harus bisa menangkap aspirasi masyarakat sipil untuk disampaikan kepada Presiden. Kedua, dia juga harus mampu melaksanakan sirkulasi di dalam elite pemerintahan secara independen. [*]