Sabtu, April 20, 2024

4 Alasan Kenapa Penundaan Pemilu itu Nguntungin Kita Semua

Saroel
Saroel
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia. Kolumnis di Geotimes.

Saat ini, rasanya gak mungkin dah kalo lo gak tau kalo ada isu soal penundaan pemilu. Karena nih isu diomongin dimana-mana, sampe katanya mahasiswa mau demo besar-besaran soal isu ini. Pokoknya, lagi anget banget dah nih isu.

Saking angetnya, penundaan pemilu ini sampe dikaitin ama konstitusi. Agak berat sih, tapi ada yang bilang kalo di negara hukum seperti Indonesia ini, konstitusi merupakan suatu hal yang sangat fundamental bagi kehidupan berbangsa bernegara. Ibarat kata, konstitusi tuh kayak prinsip hidup deh gitu.

Tapi ngomong-ngomong prinsip hidup, pada prosesnya pasti bakalan berubah seiring perkembangan umur, kan? Justru, kalo ada orang yang ngakunya punya prinsip tapi terus-terusan memaksakan prinsipnya sebagai suatu hal yang paling bener juga ngeselin gak sih?! Nah makanya, prinsip itu penting, tapi kadang suka gak nguntungin, jadinya harus butuh penyesuaian, sama kayak konstitusi.

Ya namanya juga konstitusi, prinsip bernegara, masa gak boleh berubah, sih? Namanya juga idup, berkembang lah, bro. Di tahun 2022 umur udah 76, masa prinsip masih sama dari tahun 1945.

Lagian kan penundaan pemilu juga gak ujug-ujug pengen-pengenan penguasa semata. Kalo kata Ketum DPP PKB, Cak Imin, sedari awal Covid-19 terjadi sampai 2022 tuh ada lonjakan ekonomi yang signifikan, dan beberapa tahun kedepan kondisi ekonomi diharapkan bisa kembali stabil. Tapi karena bakalan ada pemilu, takutnya malah jadi rawan bagi kondisi ekonomi. Gitu bray.

Giliran ekonomi lesu, pemerintah lagi yang disalahin, parpol lagi yang jadi sasaran, cak Imin lagi yang dituntut buat bawa perubahan. Hadeh. Mumpung lagi naik-naiknya, prioritasin dulu. Urusan ganti pemimpin mah gampang.

Nih ya gue kasih, selain yang dibilang sama Cak Imin di atas, ternyata penundaan pemilu ini ada sisi yang bisa nguntungin kita juga, loh. Sesotoynya gue sih, setidaknya ada empat alasan kenapa penundaan pemilu itu bisa nguntungin kita semua:

Pertama, kebal dari tilangan polisi. Buat lo yang aki motornya soak, gak usah takut lagi buat berkendara di jalan raya. Karena meskipun lampu motor lo mati, lo gak bakalan di tilang. Cocok buat lo yang kangen sama pacar tapi gak pernah bisa buat jalan-jalan.

Kedua, gak perlu lagi capek-capek bela negara. Ini mungkin khusus buat lo yang kerja atau kuliah di bawah instansi pemerintahan, kalo mau liburan sama keluarga, gak perlu cuti. Dari pada bela negara, mending bela keluarga, lebih jelas keterikatannya.

Ketiga, bebas dari bayar pajak. Kalo pemilu ditunda, kita gak bakalan lagi tuh repot-repot ngurus surat, ngisi formulir, atau ngekocek lebih dalem buat manggil notaris karena males ngurus sendiri. Terus, duit yang harusnya buat bayar pajak, mending buat anak, istri, sodara, atau karyawan. Pemerintah senang, kita senang, semua senang.

Keempat, bisa menjadi manusia bebas seutuhnya. Nah ini keuntungan yang paling hakiki, cocok buat orang-orang yang selalu mendambakan kebebasan total, yang terlepas dari nilai adikodrati dari manusia dan dunia. Dengan penundaan pemilu, lo bisa menjadi Ubermensch yang sesungguhnya.

Kalo emang keempat keuntungan tersebut di umumin, gue yakin sih data 110 juta warga yang setuju penundaan pemilu sebagaimana yang dibilang pak Luhut, pasti bakalan beneran ada.

Aneh banget sih kalo masih ada orang yang nolak wacana penundaan pemilu ini sebagai sesuatu yang inkonstitusional. Hei, elit-elit disana itu representasi masyarakat, representasi konstituen. Pasti tiap wacana yang digulir, merupakan keinginan warga negara.

Mereka itu bekerja untuk konstituennya, untuk kita, dan mereka pasti bakalan melakukan yang terbaik bagi warganya. Dengan penundaan pemilu ini, artinya mereka mengerti apa yang kita inginkan; gak mau ditilang, capek bela negara, gak bayar pajak, dan jadi manusia bebas. Kurang apa lagi loh itu?!

Makanya, udahlah nurut aja sama apa yang bakal direncanakan para elit tentang penundaan pemilu ini. Jika penundaan pemilu beneran terjadi, maka kita pun bisa mendapatkan berbagai keuntungan juga toh. Jadi, manutlah untuk tidak manut.

Saroel
Saroel
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia. Kolumnis di Geotimes.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.