Hakikatnya seorang manusia dalam kehidupan tidak terlepas dengan komunikasi karena termasuk makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk saling berinteraksi.
Komunikasi yang dilakukan manusia terjadi antar individu maupun kelompok dengan segala konteks kehidupan seperti sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Dalam interaksi melalui komunikasi terdapat suatu penyampaian informasi pada pihak lawan bicara yang saling membutuhkan. Selain itu, komunikasi juga suatu proses untuk saling mempengaruhi guna mencapai tujuan bersama melalui hubungan sosial antar individu maupun kelompok di lingkungan masyarakat.
Menurut Rakhmat (2007), menjelaskan bahwa efek komunikasi merupakan adanya perubahan yang terjadi pada diri masyarakat yaitu perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Selanjutnya, dari kegiatan komunikasi terdapat strategi untuk menentukan komunikasi secara efektif.
Di sisi lain apabila tidak adanya strategi dari proses komunikasi maka, kemungkinan dapat menyebabkan pengaruh negatif. Lalu, strategi komunikasi merupakan metode atau perencanaan dan manajeman komunikasi dalam mencapai tujuan yang disampaikan dengan mudah dipahami dan diterima. Maka, guna mencapai tujuan tersebut harus mempunyai operasional yang dilakukan karena memiliki situasi dan kondisi yang berbeda-beda.
Dari beberapa pendekatan untuk menumbuhkan partisipasi individu di lingkungan masyarakat salah satunya melalui pendekatan komunikasi pembangunan. Komunikasi pembangunan merupakan upaya meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi melalui adanya interaksi seluruh masyarakat dalam menggerakkan kesadaran untuk mencapai perubahan terencana dengan menggunakan proses komunikasi dari ide-ide, media ataupun teknologi.
Oleh karena itu, upaya pengembangan dari komunikasi pembangunan harus dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Guna mencapai kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.
Salah satu komunikasi dalam sistem pembangunan ekonomi nasional yaitu melalui peran pembangunan pertanian. Indonesia termasuk negara yang berada di Asia Tenggara serta tergolong sebagai negara agraris sebab sebagian penduduknya bermata pencaharian petani. Hal itu didukung dengan potensi alam yang dimiliki cukup besar dalam menghasilkan produk pertanian. Dengan demikian, hasil komunikasi dalam pembangunan dapat diartikan sebagai situasi komunikasi yang memungkinkan tumbuhnya partisipasi masyarakat secara sukarela, bertanggung jawab, kritis, sadar, dan murni (Hamijoyo, 2001).
Pembangunan pertanian nasional harus diawali melalui lingkup yang terkecil dari masyarakat di suatu wilayah. Lalu, sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan orang lain maka, diperlukan komunikasi yang terjalin antara satu pihak dengan pihak yang lain. Dengan hal itu, komunikasi diperlukan untuk mendukung proses pembangunan sebab digunakan untuk memperantarai arus informasi ide maupun gagasan dari masyarakat kepada pemerintah begitu pun sebaliknya. Sehingga dengan komunikasi yang terjalin tersebut dapat tercipta kehidupan yang saling melengkapi.
Kemudian hubungannya dengan pembangunan pertanian yaitu perlu adanya komunikasi antara masyarakat dengan Dinas Pertanian yang dalam hal ini bertugas sebagai komunikator pemberi penyuluhan pertanian. Selanjutnya, dari produktivitas petani dapat ditemui di Dukuh Nologaten, Sleman, Yogyakarta. Melalui pemberdayaan perempuan dari KWT (Kelompok Wanita Tani) Jasmine yang didirikan atas sosialisasi dari kaluruhan tentang ruang terbuka hijau. Dengan program pemberdayaan yang melibatkan partisipasi ibu-ibu untuk berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.
Dari program pemberdayaan melalui kegiatan pertanian yang memanfaatkan area pekarangan rumah untuk menanam tanaman. Sehingga tidak harus membutuhkan area persawahan yang luas. Oleh karena itu, KWT bekerjasama dengan Dinas Pertanian melalui bimbingan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) sebagai penyuluh, pelatihan pertanian dengan media pot maupun vertikultur hidroponik dapat memberikan wawasan pengetahuan bagi anggota KWT. Supaya dapat mengembangkan apa yang diperoleh melalui sosialisasi yang dilakukan setiap satu bulan sekali.
Selanjutnya, dari panen tanaman tersebut biasanya berupa sayuran terong, kangkung, sawi, cabai. Lalu, dari hasil panen dapat digunakan sendiri untuk kebutuhan pangan rumah tangga maupun dapat dijual kembali. Pemberdayaan tersebut bertujuan untuk pembangunan masyarakat dalam hal ketahanan pangan. Sehingga, melalui pertanian tersebut dapat meningkatkan produktivitas serta nilai tambah ekonomi yang berkaitan dengan pemanfaatan informasi melalui komunikasi pembangunan pertanian berbasi media vertikultur hidroponik dari pemberdayaan perempuan KWT (Kelompok Wanita Tani) Jasmine.
Dengan hal itu, perubahan sosial ekonomi melalui perkembangan media tanam yang memberikan pengaruh terhadap peran komunikasi dalam pembangunan pertanian guna meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan masyarakat. Sehingga, strategi komunikasi pembangunan tidak hanya menyangkut dalam peningkatan partisipasi masyarakat. Akan tetapi, sebagai ide atau pesan melalui arus informasi yang bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat sehingga memperoleh pengetahuan dan keterampilan.