Tumbuhan mangrove selama ini terkenal sebagai pelindung pantai dari abrasi. Namun, manfaat mangrove tidak hanya itu saja. Beberapa jenis mangrove dapat menghasilkan buah seperti Sonneratia caseolaris atau buah pedada. Buah ini bisa diolah menjadi sirup alami. Banyak warga pesisir mulai mencoba mengolahnya. Hasilnya cukup menarik karena sirup mangrove memiliki rasa segar dan pembuatannya juga mudah.
Pengolahannya tidak membutuhkan alat khusus. Buah mangrove direndam, dihaluskan, lalu direbus bersama gula dan sedikit jeruk nipis. Setelah itu, sari buah diperas dan siap dikemas. Proses ini dapat dilakukan di rumah saja. Kemudahan ini membuat masyarakat pesisir memiliki pekerjaan baru untuk menambah pendapatan tanpa harus mengeluarkan modal besar.
Di Surabaya, sirup mangrove sudah dipasarkan dengan harga Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per botol. Produk ini mulai diminati karena buah pedada mengandung protein 9,2 %, lemak 4,8 %, karbohidrat 77,6 %, dan vitamin C 56,74 mg/100 g yang baik untuk tubuh. Hasil uji rasa juga menunjukkan konsumen menerima rasa dan aromanya. Umur simpan sirup ini sekitar 22 sampai 25 hari jika disimpan dengan benar. Kondisi ini memberi peluang bagi warga pesisir untuk mengembangkan usaha rumahan yang terjangkau dan tetap bernilai gizi.
Saya melihat pengolahan sirup mangrove sebagai cara yang baik untuk mengaitkan usaha kecil dengan pelestarian lingkungan. Ketika masyarakat mulai memanfaatkan buahnya, mereka juga akan terdorong untuk menanam dan merawat mangrove. Kebiasaan ini dapat menjaga ekosistem pantai sekaligus memperkuat ekonomi keluarga. Manfaat inilah yang membuat sirup mangrove layak dikembangkan.
Namun, pemahaman tentang potensi buah mangrove masih terbatas. Tidak banyak yang mengetahui bahwa buah ini dapat menjadi produk Β dengan nilai jual yang cukup. Kesempatan ini sebenarnya bisa diperluas jika ada promosi, pendampingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Pelajar dan mahasiswa pun dapat berperan dengan membuat riset kecil atau memperkenalkan produk ini melalui media sosial. Hal sederhana seperti itu dapat membuka pintu bagi masyarakat pesisir untuk lebih dikenal dan dihargai.
Sirup mangrove menunjukkan bahwa bahan lokal bisa menjadi peluang usaha yang bermanfaat. Upaya ini layak terus dikembangkan agar daerah pesisir memiliki pilihan usaha yang lebih beragam dan berkelanjutan.
Ditulis oleh Syarifatul Lami’ Zafira Humaida, mahasiswa Β S1 Teknologi Hasil Perikanan Universitas Airlangga.
