Sabtu, April 20, 2024

Scaffolding dan Pembelajaran Menulis

Rohmatulloh
Rohmatulloh
Dosen Universitas Islam An Nur Lampung

Apakah masih ingat pada saat pertama kali diajarkan naik sepeda oleh orangtua kita? Mudah-mudahan masih ingat ya. Intinya, orangtua mengajari anaknya naik sepeda secara bertahap. Memberikan contoh dimulai dari cara naik sepeda, menggowes sepeda dengan roda empat, menanggalkan rodanya satu persatu hingga menjadi roda dua, dan akhirnya anak lancar mengendarai sepeda.

Tetapi, mungkin ada juga yang mengajari naik sepeda dengan menaikkannya di atas sepeda dan langsung mendorongnya. Silakan saja langsung menilainya sendiri, mana yang lebih efektif.

Dalam belajar menulis pun, cara terbaik yang menurut kita afektif bisa meniru seperti cara anak belajar naik sepeda secara bertahap berdasarkan tahapan tugasnya. Ini yang disebut dengan pendekatan pembelajaran scaffolding.Apa sebenarnya istilah scaffolding?

Istilah ini ternyata banyak dikenal atau populer oleh kebanyakan orang dalam bidang konstruksi. Alat yang digunakan sebagai penyangga sementara sebuah bangunan. Dalam konteks pembelajran, istilah scaffolding merupakan bentuk pendekatan yang digunakan pendidik atau fasilitator dalam membimbing dan memberikan dukungan kepada peserta didik atau pelatihan belajar yang secara bertahap dan menguranginya apabila sudah mampu atau menguasai materi pelajaran tersebut.

Dengan demikian, pembelajaran scaffolding tidak berorientasi pada hasil akhir, tetapi lebih kepada prosesnya.Dalam pemblejaran menulis, scaffolding tentunya dapat diterapkan seperti dilakukan Li (2017) dalam artikelnya yang membahas penulisan bahasa asing menggunakan program (platform) online.

Dalam pembelajaran menulis artikel populer, scaffolding ternyata juga dapat membantu seperti yang digunakan dalam kelas penulisan populer. Tentunya dalam pembelajarannya seperti ilustrasi belajar naik sepeda pada awal tulisan ini, peserta tidak langsung diberikan latihan untuk membuat sebuah tulisan yang langsung jadi atau melihat hasil akhirnya. Latihan menulis dibagi atau dipecah ke dalam sebuah tahapan proses kecil yang mudah dipahami.

Dalam istilah lain, pendekatan ini disebut dengan jenis task scaffolding. Misalnya, pada tahap awal fasilitator memberikan pesan instruksional kepada peserta pelatihan dengan mengidentifikasi topik yang akan ditulisnya. Setelah ini diberikan masukan umpan balik, selanjutnya dilanjutkan dengan bagaimana membuat pernyataan atau klaim yang akan dimajukan serta dengan beberapa pointer kalimat topik sebagai argumen pendukungnya, serta menyajikannya ke dalam sebuah bagan struktur tulisan.

Berikutnya, membuat narasi singkat yang diawali dengan membuat satu paragraf pendahuluan dan simpulan. Kedua bagian ini menjadi penting karena mutu sebuah tulisan dapat dilihat dari gerbang pembuka dan penutup sebuah tulisan. Jika ini sudah berhasil maka pesan instruksional selanjutnya dengan menarasikan paragraf-paragraf argumen pendukungnya sehingga menjadi satu kasatuan sebuh tulisan yang utuh. Pembelajaran ini dapat dilakukan secara e-learning seperti yang sekarang sedang tren diselenggarakan pada masa adaptasi kebiasaan baru.

Pembelajaran scaffolding dapat diintegrasikan dengan pembelajaran kolaborasi mengunakan berbagai metode dan media lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan kreatifitas pendidik atau fasilitatornya. Wallahua’lam.

Rohmatulloh
Rohmatulloh
Dosen Universitas Islam An Nur Lampung
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.