Rabu, Oktober 16, 2024

Saya Tidak Bisa Belajar Apa-Apa dari Cuitan Aisha Weddings

Riska Meliani
Riska Meliani
Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Padang. Penulis pemula, tapi suka rebahan.

Baru-baru ini publik dihebohkan oleh cuitan salah satu Wedding Organizer (WO) Aisha Weddings. Pasalnya badan WO yang satu ini aktif mempromosikan bahwa perempuan harus menikah pada usia 12 tahun. Tidak hanya itu, mereka juga menyediakan jasa nikah siri dan poligami. Benar-benar menjengkelkan.

Banyak pihak-pihak yang mengecam Aisha Weddings ini, termasuk saya. Saya perempuan yang berusia 21 tahun merasa sangat sangat terusik dengan apa yang dilakukan oleh Aisha Weddings ini.

“….Anda harus menikah pada usia 12-21 tahun dan tidak lebih”, menurut saya ini konyol sekali. Bagaimana mungkin seorang anak perempuan yang berusia 12 tahun, bahkan di usia itu ada anak perempuan yang belum mengalami menstruasi, sudah disuruh untuk menikah?. Pemikiran marginal seperti itu yang membuat sumber daya wanita menjadi rendah.

Banyak pihak yang sudah berjuang agar wanita bisa mendapatkan pendidikan yang layak, bisa menyuarakan pendapat mereka, bisa mengekspresikan diri dan meraih cita-cita mereka tanpa adanya lagi ketakutan dan tekanan bahwa wanita harus dirumah saja, tidak boleh ini, tidak boleh itu, tidak boleh bla bla bla. Kemudian Aisha Weddings dengan konyolnya mengiklankan WO mereka dan mengatakan bahwa Anda harus menikah pada usia 12-21 tahun dan tidak lebih. huh

Anak perempuan yang berada di usia produktif tersebut mesti selalu dimotivasi untuk belajar, melakukan kegiatan yang sesuai minat mereka, belajar memahami tubuh mereka, dan belajar bagaimana menjadi orang yang merdeka dari pernyataan-pertanyaan bodoh seperti yang Aisha Weddings lakukan sekarang ini.

Argh, mohon maaf kalau tulisan ini bernada marah, karena memang setelah melihat cuitan-cuitan dari Aisha Weddings ini saya menjadi marah dan pengen nangis. Sebagai seorang wanita yang selalu berusaha untuk memerdekakan diri, berusaha untuk menjadi pribadi yang mandiri dan kuat, karena menjadi perempuan dewasa di Indonesia itu susah.

Jika Aisha Weddings ini beralasan menikah dini agar kamu bertaqwa kepada Allah SWT, maka masih banyak jalan menuju keridhoan Allah, tidak harus dengan cara menikah di usia 12 tahun. Kita bisa berbakti kepada orang tua, memberi sedekah, memberi makan anak yatim, dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, pernyataan lain yang membuat saya semakin jengkel adalah kita harus bergantung sedini mungkin pada seorang pria. “Anda harus bergantung pada seorang pria sedini mungkin untuk keluarga yang stabil dan bahagia”. Apakah seorang wanita tidak bisa memerdekakan diri sendiri? Apa menurut Aisha Weddings ini wanita tidak bisa melakukan apapun sehingga harus bergantung sedini mungkin kepada pria?, bisa kok bisa.

Sebelum menjalani sebuah pernikahan, maka kedua belah pihak benar-benar harus mempersiapkan diri, baik secara mental maupun material. Karena dunia pernikahan tidak seindah cuitannya Aisha Weddings.

Perempuan bisa berdikari, mandiri, dan kami bukan beban keluarga.

Riska Meliani
Riska Meliani
Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Padang. Penulis pemula, tapi suka rebahan.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.