Selasa, April 30, 2024

Polemik “Kartu Kuning” FIFA sebagai Reformasi PSSI

Kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah dalam event piala dunia U-20 tentunya membuat FIFA memberikan “hukuman” terhadap indonesia, salah satu penyebab dari kegagalan dikarenakan banyak dari kalangan pejabat pemerintah menolak kehadiran Israel sebagai salah satu peserta piala dunia U-20 tersebut.

Memang tidak bisa dilepaskan antara sepakbola dan politik, dikarenakan sepakbola merupakan salah satu alat politik agar kekuasaan dari suatu negara tersebut dapat diakui oleh negara lain, khususnya pada aspek olahraga. “Kartu kuning” yang diberikan oleh FIFA terhadap PSSI merupakan sanksi yang terbilang ringan, jika dibandingkan dengan isu-isu pembekuan aktivitas sepakbola yang ada di indonesia.

Akan tetapi, dampak diberikannya “kartu kuning” ini tetap perlu ditelaah secara mendalam, kira-kira seberapa besar atau kecil pengaruhnya terhadap dunia per sepakbola an indonesia, jangan sampai terpaku oleh sanksi ringan ini, karena bisa jadi akan menimbulkan ketidak hati-hati an terhadap indonesia sendiri ketika ditunjuk oleh FIFA sebagai tuan rumah event ke-Olahragaan Internasional.

Latar belakang munculnya kartu kuning ini memang tidak bisa dilepaskan dari bagaimana Indonesia selaku tuan rumah piala dunia U-20 menolak keikutsertaan timnas Israel selaku salah satu peserta Event olahraga 4 tahunan ini. Hal ini dikarenakan negara indonesia sendiri menjunjung tinggi salah satu asas yang ada di dalam UUD 1945 yakni menjaga perdamaian dunia serta turut andil dalam penertibaannya.

Israel memang memiliki konflik yang bekepanjangan dengan palestina, sedangkan Indonesia sendiri memiliki posisi sebagai pendukung atau simpatisan palestina, sehingga karena dasar tersebut, indonesia secara resmi menolak keikutsertaan israel sebagai peserta resmi dalam ajang piala dunia U-20 tahun 2023 ini. Oleh karena itu, fifa selaku organisasi sepakbola internasional mengeluarkan sanksi berupa kartu kuning terhadap PSSI.

Meskipun sanksi ini tergolong ringan, akan tetapi hal ini tetap berdampak pada persepakbolaan di indonesia. Maksud dari kartu kuning ini ialah adanya pembatasan penggunaan dana FIFA forward oleh PSSI sampai pemberitahuan lebih lanjut. Untuk lebih detailnya, terkait dengan kartu kuning yang diberikan oleh FIFA terhadap PSSI, yakni sanksi berupa pembekuan dana FIFA untuk keperluan operasional PSSI.

Hal itu merupakan program terbaru fifa yakni FIFA Forward 3.0 yang sudah dilaksanakan sejak januari 2023. Meskipun sanksi ini terbilang ringan, dampak yang ditimbulkan bukan merupakan sesuatu yang harus diacuhkan begitu saja. Adanya sanksi ini tentunya berdampak pada beberapa sektor, seperti UMKM yang sudah investasi pada gelaran event ini.

Menurut kepala pusat ekonomi makro dan keuangan yakni Rizal Taufikurrahman, potensi kerugian bisa mencapai Rp 3,5 triliun. Kemudian hal tersebut ditambah dengan sanksi administratif dari FIFA yang totalnya diperkirakan mencapai angka Rp 3,64 triliun. Terkait dengan program FIFA Forward 3.0, yang mana dana tersebut akan digunakan untuk memberi bantuan pengembangan sepak bola berupa fasilitas, pengembangan kepelatihan, pembinaan usia muda, dan lain sebagainya.

Namun dikarenakan sanksi yang diberikan oleh FIFA terhadap PSSI, indonesia terpaksa merugi karena salah satu tujuan program tersebut adalah memberikan uang agar federasi sepak bola negara anggota FIFA bisa memutar kegiatan operasionalnya. Indonesia seharusnya mendapat jatah 5 juta dolar AS atau sekitar Rp74,7 miliar untuk menutup biaya operasional kegiatan sepak bola.

Selain itu, alokasi dana dari program FIFA Forward 3.0 salah satunya adalah untuk proyek spesifik dari para anggota asosiasi untuk pengembangan sepak bola jangka panjang. Dalam hal ini FIFA memberi sebanyak 3 juta dolar AS, namun kini dana tersebut dibekukan dan tentu akan merugikan PSSI.

Dampaknya pembangunan termasuk infrastuktur penunjang sepak bola dalam negeri akan terhambat. Sebagai contoh, PSSI rencananya akan membangun training ground sebagai salah satu fasilitas penting yang bahkan sampai saat ini belum terealisasikan. Oleh karena itu, proses guna memperbaiki sistem persepakbolaan indonesia mengalami sedikit hambatan, sehingga menyebabkan seluruh jajaran PSSI memikirkan solusi yang terbaik guna sebagai problem solving pada masalah ini.

Uraian diatas dapat dilihat dan dipahami jika memang dampak kartu kuning ini bagi dunia sepakbola Indonesia bukanlah perkara yang mudah untuk dipahami sebagai perkara yang ringan, akan tetapi di satu sisi kita juga berhak untuk terus menyuarakan ide, kritik dan apresiasi atas apa yang dilakukan oleh PSSI terhadap kasus ini.

Beberapa masalah dari mulai penangguhan dana dari fifa terhadap pssi, kerugian UMKM, hingga merambat ke sektor operasional seperti training ground menyebabkan terhambatnya perbaikan sistem persepakbolaan indonesia dari beberapa sisi. Padahal sepak bola sendiri merupakan olahraga dengan tingkat populartitas tertinggi di Indonesia, akan sangat ironi apabila olahraga ini tidak mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Untuk itu, PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia berhak dan wajib untuk mengelola sistem dengan baik agar dapat memajukan sepak bola Indonesia menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Referensi

Apriadi, A. (2023). 3 Dampak Negatif Sanksi Pembekuan Dana FIFA Forward untuk Indonesia. Tangerang: Suara.com.

Dimas. (2023). Sanksi Kartu Kuning Sanksi FIFA untuk Indonesia. Jakarta: gpriority.co.id.

Kurniawan, L. A. (2023). Kartu Kuning FIFA Tetap Berat Bagi PSSI, Training Camp Timnas Indonesia Terancam Batal. jakarta: BolaSport.com.

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.