Selasa, April 29, 2025

Penerapan Frugal Living Menjadi Solusi Bijak Hadapi Inflasi

Anatasya Istatia Putri
Anatasya Istatia Putri
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta - Manajemen
- Advertisement -

Inflasi adalah suatu kondisi dimana harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi yang terus meningkat menjadi tantangan besar bagi banyak masyarakat di Indonesia. Peningkatan harga kebutuhan pokok dan barang lainnya akan langsung memperburuk daya beli masyarakat. Jika tidak diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang baik, daya beli akan menurun dan risiko terjebak dalam utang akan meningkat.

Pada saat terjadinya inflasi, keadaan ekonomi di Indonesia ditandai dengan kenaikan barang dan jasa secara terus menerus yang berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat serta berpotensi meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran. Pada Laporan CELIOS tingkat inflasi Indonesia pada bulan Maret tahun ini mencapai 4,2%, turun dari 4,4% pada bulan Februari.

Kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% memperberat biaya hidup masyarakat, yang berpotensi menurunkan konsumsi secara keseluruhan. Inflasi yang terjadi di Indonesia bisa disebabkan oleh beberapa faktor utama, antara lain : meningkatnya permintaan barang dan jasa, kenaikan biaya produksi seperti harga bahan baku dan upah, serta kebijakan moneter yang ekspansif yang menyebabkan jumlah mata uang yang beredar meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi riil. Selain itu faktor eksternal seperti kenaikan harga barang impor akibat depresiasi nilai tukar rupiah juga menjadi penyebab inflasi di Indonesia.

Contoh kasus menurunnya daya beli masyarakat yang terjadi selama periode lebaran bulan Maret tahun 2025 : Pasar Tanah Abang mengeluhkan penurunan omzet hingga 30-35% dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun jumlah pengunjung tetap ramai. Banyak konsumen yang berbelanja dalam jumlah terbatas atau bahkan hanya melihat-lihat tanpa membeli, akibat tekanan harga bahan pokok dan ketidakpastian ekonomi domestik.

Novi menyebutkan bahwa tahun lalu pendapatannya bisa mencapai Rp 10 juta per hari, sementara tahun ini turun drastis menjadi sekitar Rp 5 juta per hari www.kompas.com. CORE Indonesia mencatat adanya anomali konsumsi di mana kelompok menengah ke bawah menahan pengeluaran mereka secara signifikan, sehingga konsumsi rumah tangga cenderung lesu menjelang dan saat Lebaran.

Hilangnya daya beli juga tercermin pada deflasi tahunan dan bulanan yang terjadi pada awal tahun 2025 serta berkurangnya peredaran uang saat Lebaran sebesar 12,28 persen. Hal ini menandakan adanya kombinasi faktor struktural dan psikologis yang menekan konsumsi masyarakat. Dalam kondisi tersebut, menerapkan frugal living atau gaya hidup hemat menjadi solusi bijak agar keuangan tetap stabil dan tujuan finansial tetap tercapai.

Frugal living adalah konsep gaya hidup yang fokus pada pengelolaan uang secara bijak, dengan  menekankan pengeluaran hanya pada hal-hal yang benar-benar dibutuhkan dan menghindari pemborosan. Prinsip utamanya adalah menempatkan kebutuhan di atas keinginan, serta memaksimalkan setiap rupiah yang dimiliki untuk hal yang bermanfaat.

Dalam penerapannya, frugal living mendorong seseorang untuk lebih selektif dalam berbelanja, memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal, serta mencari alternatif yang lebih hemat tanpa mengorbankan kualitas hidup. Konsep ini semakin relevan terutama ditengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, seperti pada saat terjadi inflasi yang semakin meningkat, karena dapat membantu individu dan keluarga menjaga daya beli dan mengelola keuangan dengan lebih efektif.

Dengan menerapkan prinsip hemat, masyarakat dapat mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan lebih fokus pada kebutuhan utama, sehingga mampu menabung lebih banyak untuk masa depan atau menghadapi situasi darurat. Salah satu contoh gaya hidup hemat yang diterapkan oleh Elon Musk, yaitu tidak tinggal di rumah yang mewah, berbelanja sesuai dengan kebutuhan, makan dengan makanan seadanya, bahkan ia pernah melakukan eksperimen untuk hidup dengan hanya US$1 per hari untuk makanan.

Gaya hidup yang Elon Musk jalani ini mungkin menjadi salah satu rahasia kesuksesannya. Gaya hidup hemat ini mendukung kesadaran lingkungan karena konsumsi yang lebih bijak berarti mengurangi limbah dan penggunaan sumber daya secara berlebihan. Oleh karena itu, hidup hemat tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan individu dan komunitas secara luas. Frugal living juga bisa diterapkan pada masyarakat kelas menengah dan menengah kebawah.

- Advertisement -

Menghindari FOMO (Fear of Missing Out) menjadi kunci penting dalam menerapkan gaya hidup hemat di tengah inflasi yang semakin meningkat. Ketika harga barang dan jasa terus naik, godaan untuk mengikuti tren terbaru atau membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan bisa semakin besar, terutama karena tekanan sosial dan iklan yang masif.

Namun, jika kita terjebak dalam FOMO, pengeluaran justru akan membengkak dan merusak rencana keuangan yang sudah disusun dengan hati-hati. Oleh karena itu, penting untuk tetap fokus pada kebutuhan nyata dan tujuan keuangan jangka panjang, serta belajar untuk merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Dengan mengendalikan keinginan yang dipicu oleh FOMO, masyarakat dapat lebih mudah menjaga kestabilan finansial dan menjalani gaya hidup hemat secara konsisten meskipun kondisi ekonomi sedang menantang.

Penerapan hidup hemat dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara sederhana namun efektif. Misalnya, masyarakat dapat mulai membuat anggaran bulanan untuk mengontrol pengeluaran dan menghindari pembelian impulsif. Selain itu, memilih produk yang tahan lama dan berkualitas daripada barang murah yang cepat rusak juga merupakan langkah bijak dalam hidup hemat.

Mengurangi penggunaan listrik dan udara, memanfaatkan transportasi umum, serta memasak sendiri di rumah daripada sering makan di luar juga dapat menghemat pengeluaran secara signifikan. Tidak kalah pentingnya, memanfaatkan barang bekas atau melakukan barter dengan teman dan keluarga bisa menjadi alternatif yang ramah di kantong. Dengan konsistensi dalam penerapan kebiasaan-kebiasaan ini, hidup hemat dapat membantu menciptakan kehidupan yang lebih stabil secara finansial dan sekaligus lebih berkelanjutan.

Anatasya Istatia Putri
Anatasya Istatia Putri
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta - Manajemen
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.