Minggu, Februari 9, 2025

Kreativitas dalam Nongkrong Hemat

Nurzen Maulana
Nurzen Maulana
Seorang agronomis yang punya usaha Kreatif Agensi, IT, dan Pertanian.
- Advertisement -

Di era modern ini, nongkrong telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Namun, dengan semakin meningkatnya biaya hidup, banyak orang yang mencari cara untuk tetap bisa bersosialisasi tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

Salah satu solusi yang menarik adalah memanfaatkan ruang publik sebagai tempat berkumpul. Dalam essay ini, kita akan membahas bagaimana kreativitas dapat mengubah ruang publik menjadi tempat nongkrong yang menarik dan bermanfaat, serta berbagai sisi positif dari aktivitas ini.

Pertama-tama, mari kita lihat potensi ruang publik yang ada di sekitar kita. Ruang publik seperti taman, alun-alun, atau bahkan trotoar dapat dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul yang menarik. Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, sekitar 60% masyarakat Indonesia menghabiskan waktu mereka di luar rumah untuk bersosialisasi. Hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan yang besar untuk ruang berkumpul yang nyaman dan terjangkau. Dengan sedikit kreativitas, ruang publik dapat diubah menjadi tempat yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga fungsional.

Dalam konteks ini, kita bisa melihat contoh nyata dari beberapa kota besar di Indonesia yang telah berhasil mengubah ruang publik menjadi tempat berkumpul yang menarik. Misalnya, di Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengembangkan konsep “Jakarta Creative Hub” di beberapa taman kota.

Di sini, masyarakat tidak hanya bisa bersantai, tetapi juga berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti workshop seni, pertunjukan musik, dan bazaar makanan. Menurut data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, kunjungan ke taman-taman tersebut meningkat hingga 40% setelah adanya program-program kreatif ini (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, 2023).

Selain itu, nongkrong di ruang publik juga memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas produktif. Banyak anak muda yang menggunakan waktu nongkrong mereka untuk bekerja secara online, membuat konten untuk media sosial, atau bahkan berkumpul dengan komunitas yang memiliki minat yang sama, seperti musisi, stand-up comedian, atau kelompok kajian literasi. Aktivitas ini tidak hanya menghibur, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan dan jaringan sosial mereka. Sebuah studi yang dilakukan oleh Nielsen pada tahun 2021 menunjukkan bahwa 72% generasi muda lebih suka bekerja di luar ruangan dibandingkan di dalam ruangan, karena mereka merasa lebih kreatif dan terinspirasi (Nielsen, 2021).

Lebih jauh lagi, nongkrong di ruang publik dapat menciptakan lingkungan yang mendukung diskusi positif dan berbagi ide. Ketika orang-orang berkumpul, mereka memiliki kesempatan untuk bertukar pikiran, membahas isu-isu sosial, atau bahkan merencanakan proyek kolaboratif. Misalnya, banyak komunitas literasi yang mengadakan diskusi buku di taman-taman kota, yang tidak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga membangun rasa kebersamaan di antara peserta. Menurut penelitian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, partisipasi dalam diskusi semacam ini dapat meningkatkan pemahaman dan kecintaan terhadap literasi hingga 50% (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2022).

Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Pemerintah perlu menyediakan fasilitas yang memadai, seperti tempat duduk, akses Wi-Fi gratis, dan fasilitas kebersihan, agar masyarakat merasa nyaman untuk berkumpul. Di sisi lain, masyarakat juga perlu berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan keamanan ruang publik. Dengan saling mendukung, kita bisa menciptakan ruang publik yang tidak hanya menarik, tetapi juga aman dan nyaman untuk semua.

Dalam kesimpulannya, kreativitas dalam memanfaatkan ruang publik untuk nongkrong hemat merupakan solusi yang cerdas dan bermanfaat. Dengan mengubah ruang publik menjadi tempat berkumpul yang menarik, kita tidak hanya dapat menghemat pengeluaran, tetapi juga menciptakan lingkungan yang positif dan produktif. Mari kita dukung upaya ini agar ruang publik di sekitar kita menjadi lebih hidup dan bermanfaat bagi semua.

Referensi:

- Advertisement -

1. Badan Pusat Statistik. (2022). Survei Sosial Budaya.

2. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. (2023). Laporan Kegiatan Taman Kota.

3. Nielsen. (2021). Studi tentang Preferensi Tempat Kerja Generasi Muda.

4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2022). Penelitian tentang Minat Baca Masyarakat.

Nurzen Maulana
Nurzen Maulana
Seorang agronomis yang punya usaha Kreatif Agensi, IT, dan Pertanian.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.