Jumat, April 26, 2024

Palestina Dulu dan Kini

Puji Khuwata
Puji Khuwata
Mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Selain sebagai mahasiswa juga aktif di Persyarikatan Muhammadiyah.

Sejak tahun 1917 hingga hari ini, situasi dan kondisi penjajahan di Palestina tak kunjung berhenti, boleh dikatakan semakin parah dan membabi buta. Pembangunan kawasan pemukiman di wilayah Palestina oleh Yahudi semakin meluas, pengusiran terhadap penduduk Palestina tidak pernah berhenti hingga kini, bahkan terasa sulit bagi para pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah mereka sendiri.

Pembantaian dan pembunuhan yang dilakukan oleh Yahudi terhadap bangsa palestina yang tidak mau tunduk pada Zionis adalah lagu lama yang terus diulang, perjanjian demi perjanjian sudah dideklarasikan, walapun ditandatangani oleh para petinggi PBB, bila tidak dilanggar sepertinya itu bukan Yahudi, blokade dan boikot kota yang tidak mau tunduk pada Zionis hingga penduduknya kelaparan seperti Gaza merupakan hal biasa yang terjadi disana. Hari demi hari peta wilayah Israel kian meluas, hingga akhirnya mereka menargetkan tidak ada lagi palestina, yang ada hanya Israel.

Sejak awal penaklukan oleh Umar bin Khattab tercatat dua kali wilayah Palestina ini direbut oleh orang-orang kafir yaitu pada tahun 1099-1189 oleh pasukan Salib dan pada tahun 1917oleh Zionis hingga hari ini. Penaklukan terhadap Palestina ini bukan menggambarkan bahwa orang-orang palestina itu lemah, melainkan karena keseluruhan umat Islam yang lemah.

Jatuhnya Yerusalem ke tangan pasukan salib pada waktu itu, dibarengi dengan kondisi umat Islam yang sedang dihadapkan pada konflik akut intra-umat Islam itu sendiri. Kekhalifahan Abbasiyah tengah berda di ujung terendah dalam kekuasaannya, negara di sekeliling Palestina saat itu dikuasai oleh Dinasti Fatimiyyah penganut Syiah Ismailiyyah, dinasti Fatimiyyah inilah yang berkomplo dengan pasukan salib menyerahkan kawasan ini ke tangan mereka. Hal ini pula yang mendorong Salahuddin Al-Ayyubi untuk terlebih dahulu menaklukan Dinasti Fatimiyyah sebelum membebaskan Baitul Maqdis.

Penaklukan selanjutnya oleh Inggris yang kemudian diserahkan kepada Yahudi melalui Deklarasi Balfour tahun 1917, hal serupa juga terjadi kembali, saat itu umat islam sedang dihadapkan oleh isu Nasionalisme, setiap kawasan Islam diharuskan untuk memikirkan kawasannya sendiri, kawasan lain menjadi urusan Private, hal inilah yang memunculkan negara-negara Islam baru.

Permasalahan nasionalisme di dunia islam saat itu, semakin kuat hingga negara-negara arab di sekeliling palestina, sehingga isu palestina perlahan digeser dari yang awalnya merupakn isu seluruh umat Islam dunia menjadi permasalahan lokal Palestina saja, para pemimpin dunia arah disibukan dengan urusan masing-masing, bahkan ada beberapa negara arab yang mengambil keuntungan dengan melakukan kerjasama dengan Israel. Tidak sedikit juga negara arab yang mengecam tindakan HAMAS yang menjadi sebab Israel terus melancarkan serangannya ke Palestina.

Kemunduran dunia Islam karena masalah nasionalisme yang berkepanjangan, menyebabkan umat Islam tidak bersatu dan hanya sibuk dengan urusan di kawasan wilayahnya masing-masing, pemikiran sekuler juga mulai berkembang di dunia Islam, mereka menafikan pemahaman Ilahiyyah tentang kawasan Baitul Maqdis yang ada di dalam Al Quran dn dan Al-Hadist, akibatnya banyak umat Islam yang mengangap permasalahan Palestina ini, bukan hanya masalah lokal Palestina saja tetapi lebih kepada suatu peristiwa politik perebutan kekuasaan biasa. Hal ini yang menyebabkan umat islam semakin lemah dan semakin apatis terhadap isu Palestina, dan hanya sebagian kalangan saja yang mau berjuang untuk Kemerdekaan Palestina.

Allah SWT, membiarkan masalah Palestina terus terjadi, agar umat Islam belajar dan menemukan sendiri jawabannya dalam ayat-ayat yang telah diturunkan-Nya. Salah satu cara yang dapat diusahakan untuk merebut kembali Palestina dari Yahudi yaitu menyamakan persepsi di kalangan umat Islam itu sendiri bahwa masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina saja, tapi merupakan masalah umat Islam di seluruh dunia, upaya penyadaran dan penyamaan persepsi ini dapat dimulai dari lingkup terkecil misalnya di keluarga.

Apabila umat Islam telah sadar dan memiliki persepsi yang sama soal isu Palestina, maka akan dengan sendirinya terpikirkan banyak cara menuju Palestina, inilah agenda yang perlu untuk diimplementasikan  terutama umat islam di Indonesia, dalam rangka untuk memerdekakan Baitul Maqdis dari Cengrkaman penjajah Zionis. Wallahu A’lam.

Puji Khuwata
Puji Khuwata
Mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Selain sebagai mahasiswa juga aktif di Persyarikatan Muhammadiyah.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.