Jumat, Mei 10, 2024

Overproud Merupakan Efek Penjajahan Halus

Yollan Caroline
Yollan Caroline
Seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di UHAMKA

Seringkali ketika kita melihat suatu konten yang berada di Youtube di mana sang creator adalah orang dari bangsa barat dan menggunakan kata Indonesia maka viwers-nya akan langsung meningkat dan kolom komentar dipenuhi oleh warga Indonesia yang merasa bangga karena mereka merasa di recognize oleh mata bangsa barat.

Hal inilah yang sering dinamakan ‘overproud’ Overproud sendiri merupakan istilah yang mengacu pada penyampaian rasa bangga yang cenderung melebih-lebihkan hingga menimbulkan persaingan dengan negara lain (Farah Reginda, 2021). Dalam kasus ini warga Indonesia seringkali terjebak dalam judul konten yang clickbait seperti “Reaksi Bule coba makanan Indonesia pertama kali” yang kemudian dengan mudah meraih ratusan penonton. Peluang itu lah yang menarik content creator luar negeri dengan nempelkan judul dengan hal-hal yang berkaitan dengan Indonesia.

Merasa bangga terhadap bangsa sendiri memanglah wajar karena memang Indonesia memiliki banyak sekali keindahaan SDA yang sangat cantik dan juga rempah-rempah yang kaya sehingga semua makanan Indonesia memiliki rasa yang kaya. Namun seringkali netizen terlalu berlebihan menunjukan rasa bangga nya. Dimana mereka akan langsung membanjiri komentar dengan berbahasa Indonesia apalagi jika ada seseorang yang tidak menyukai rasa makanan tertentu maka langsung saja netizen Indonesia akan langsung marah-marah kepada dia, padahal setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda.

Yang lebih parah lagi ketika komentar yang menaiki nama Indonesia dengan menjatuhkan nama negara lain yang memicu adanya konflik antar negara seperti ajang SEA Games 2023 di Kamboja yang menuai cibiran dari netizen Indonesia karena dinilai belum siap dalam menjadi tuan rumah acara tersebut. Meski kejadian tersebut merupakan hal yang terjadi sebenarnya di Kamboja namun para netizen terlalu merendahkan negara tetangga dengan kalimat yang tidak menunjukan sebagai netizen yang bijak dalam menggunakan internet.

Contoh kejadian diatas merupakan contoh salah satu efek postkolonialisme yang masih seringkali mempengaruhi masyarakat Indonesia dimana seringkali adanya mentalitas colonial dimana keyakinan bahwa nilai budaya penjajah lebih unggul daripada nilai budaya bangsa sendiri. Sehingga warga Indonesia mencari validasi dari bangsa barat akan budaya bangsa sendiri.

Postkolonialisme sendiri adalah suatu kerangka pemikiran yang muncu sebagai efek dari periode kolonialisme yang ada pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dimana kolonialisme Eropa secara agresif menjajah wilayah Afrika, Asia dan Amerika Latin dan mendirikan koloni serta praktik penjajahan politik, ekonomi, dan budaya.

Postkolonialisme muncul sebagai pendekatan kritis dalam memahami konsesuensi dari sesudah periode kolonialisme. Pendekatan ini mencakup penelitian mengenai kekuasaan, identitas, budaya, pengetahuan, budaya, serta representasi dan perlawanan dominasi budaya Eropa.

Indonesia sendiri merupakan bangsa yang pernah dijajah sehingga Indonesia tumbuh dengan adanya rasa inferior terhadap bangsat barat sehingga ketika kejadian diatas terjadi dimana Indonesia mendapatkan ‘pengakuan’ dari orang barat maka warga Indonesia akan langsung merasa overproud. Apalagi jika ada seorang turis asal barat yang datang ke Indonesia tidak jarang ada warga yang meminta foto kepada mereka.

Edward Said salah satu tokoh dari postkolonialisme mengatakan ada beberapa cara yang dilakukan negara Barat dalam nenanamkan bawah sadar inferioritas kepada negara non Barat dalam buku Orientalisme. Dimana Edward menjelaskan konsepsi masyarakat Barat yang maju dan masyarakat timur yang mengalami keterbelakangan dan ketertinggalan adalah salah satu efek proses perkembangan ideology bangsa Barat.

Hal ini dilakukan saat para penjajah muncul di masyarakat local saat itu, mereka menanamkan pemikiran bahwa mereka lebih superior daripada warga local dengan memandu proses pembangunan masyarakat setempat agar menjadi modern dan progresif.

Dari situ lah munculnya pemikiran inferior bangsa Indonesia melihat bagaimana para penjajah terlihat lebih kompeten dalam bidang nya. Para penjajah yang menjadikan masyarakat Indonesia menjadi sumber daya yang dapat diatur dan diarahkan sesuka hati mereka selama ber abad-abad menjadikan munculnya proses kategori sosial tertanam dalam kesadaran masyarakat Indonesia.

Terbentuknya stereotype yang melekat pada Indonesia bahwa bangsa Indonesia merupakan dunia ketiga yang muncul saat perang dingin dimana katagori dunia pertama, kedua, dan ketiga muncul. Dunia ketiga merupakan negara yang merdeka setelah prang dunia kedua. Stereotype yang muncul adalah dunia menilai bahwa negara dunia ketiga masih tertinggal dan belum cukup maju seperti negara Barat.

Stereotype yang tertanam pada benak bangsa Indonesia lah memunculkan bagaimana netizen Indonesia selalu mencari validasi dari bangsa Barat dan melihat bagaimana rekasi mereka menjadi terkesima atau terkagum-kagum menjadi kesenangan pribadi dan akhirnya muncul rasa ‘overproud’.

Pada akhirnya Bangsa Indonesia mulai menunjukan adanya perlawanan dan kemauan untuk mempunyai kebebasan dari para penjajah dengan melawan dan mengusir mereka dari negara Indonesia melalu semangat perjuangan para pahlawan. Sehingga Indonesia menerima kemerdekaan nya namun sayangnya masih ada beberapa efek dari penjajahan halus yang masih menempel dibenak bangsa Indonesia.

Perlu diketahui bahwa rasa kebanggaan terhadap negara sendiri bukan hal yang negative, namun lebih baik masyarakat Indonesia mengeluarkan rasa bangga nya dengan cara yang lebih positif tanpa menjatuhkan negara lain dan mulai mengurangi memberikan perhatian lebih kepada content creator yang menggunakan nama Indonesia hanya sebagai bait untuk mendapatkan perhatian lebih.

Daftar Pustaka

Maharani, A. R. (2023, Februari 4). “Terlalu Bangga” pada Indonesia. Retrieved from BandungBergerak.id: https://bandungbergerak.id/article/detail/15020/terlalu-bangga-pada-indonesia

Rafsanjani, H. R. (2022, April 4). Teori Poskolonial Pemikiran Edward Said : Politik, Budaya, Resistensi. Retrieved from Sosiologi.info: https://www.sosiologi.info/2022/04/teori-poskolonial-pemikiran-edward-said-politik-budaya-resistensi.html

Diannita, A. (2021). Analisa Teori Post Kolonialisme Dalam Perspektif Alternatif Studi Hubungan Internasional. Jurnal Studi Islam dan Sosial, 4(1), 79-90.V

Yollan Caroline
Yollan Caroline
Seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di UHAMKA
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.