Jumat, April 19, 2024

Nasib Ekonomi dan Pekerja di Indonesia Selama Pandemi Covid-19

Habib Pashya
Habib Pashya
Mahasiswa S2 Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada

Virus tersebut menyebar seakan tanpa batas melewati lintas batas negara. Faktor pendukung virus tersebut menyebar adalah adanya pengunjung asing yang datang dari luar untuk menikmati wisata atau sekedar liburan. Sehingga, tidak bisa diprediksi bahwa hilangnya akses kesehatan karena secara tidak langsung karena virus tersebut dapat berkontaminasi secara cepat.

Selain itu, adanya pengunjung asing yang sudah terlalu meluas, faktor pendukung lain adalah penyakit yang dibawa oleh pengujung tersebut. Bisa dikatakan bahwa, gejala-gejala yang dialami oleh pengidap Covid-19 tersebut telampau berat. Sehingga, sangat sulit diprediksi kembali bahwa, Covid-19 tersebut bisa menyebar melalui kontak fisik terhadap sesama yang menyidap penyakit. Karena jika melihat gejala yang dialami pengidap Covid-19 tersebut tidak bisa dilihat.

Walau pun sudah ada himbauan gejala seperti batuk, nafas sesak, dst tetap saja terdapat orang yang mengidap penyakit Covid-19 tersebut tanpa gejala dengan dibuktikan oleh test Covid-19. Dilansir dari CNN Indonesia, gejala Covid-19 tersebut berupa gatal-gatal dan kulit merah. Dari beberapa hal indikasi tersebut, dapat mempengaruhi dinamika kegiatan masyarakat dalam menjalankan aktivitas. S

ehingga, terdapat beberapa sektor yang menjadi terhambat jika virus tersebut terus menyebar terutama sektor ekonomi. Karena untuk tidak membuat virus tersebut menyebar, terdapat himbauan bahwa masyarakat harus melakukan social distancing. Kegiatan jarak sosial tersebut dapat menghambat kinerja dinamika pasar yang ada di Indonesia yang terntunya dapat berpengaruh kepada saluran ekonomi. Sehingga, dari awalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bertumbuh sekitar 5% dapat menjadi menurun

Saya berpendapat bahwa, Indonesia akan terus mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh social distancing. Buruknya lagi, kebanyakan dari dari pekerja di Indonesia mengalami pemutusan hubungan kerja sehingga mengakibatkan pengangguran. Dari pada itu, jumlah pengagguran di Indonesia akan bertambah. Dan ditambah dengan terhambatnya dinamika perjalanan pasar yang ada di Indonesia.

Nasib Ekonomi di Indonesia Selama Covid-19: Sebuah Prediksi 

Penyebaran akan terus berlanjut. Jika dihitung dengan jari, penyebaran tersebut dimulai dari desember akhir sampai kepada bulan April. Dari hitungan jari, bisa dikatakan bahwa, penyebaran virus tersebut tidak bisa diprediksi sedemikian rupa  Penyebaran virus tersebut mempengaruhi dinamika pasar dunia.

Tercatat bahwa, kegiatan ekspor-impor sedikit melambat sehingga ‘dapur’ pasar dunia mengalami sedikit kepanikan. Korban dari kepanikan pasar dunia tersebut adalah negara-negara dunia. Terutama negara yang sedang mengalami peningkatan ekonomi seperti Indonesia yang rentan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum Covid-19 mencapai 5,3 persen. Hal tersebut dapat menjadikan Indonesia menjadi negara maju yang diakui oleh IMF serta Amerika Serikat beberapa bulan yang lalu. Tetapi, ketika Covid-19 tersebut menyebar, faktor tersebut dapat mempengaruhi pasar Indonesia atau ekonomi Indonesia.

Dilansir dari CNBC Indonesia, diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada awalnya 5,3 persen akan mengalami tekanan sampai kepada 2,3 persen. Bahkan Asian Development Bank (ADP) memperkirakan ekonomi Indonesia hanya sebesar 2,5 persen. Dari angka-angka tersebut dapat berimbas kepada rakyat. Stok pangan yang terbatas, pendapat pekerjaan yang akan berkurang akan menjadi hal yang pasti terjadi.

Sehingga, kemungkinan terburuk terjadi jika tingkat kemiskinan Indonesia naik drastis. Jika dipredikasi tingkat kemiskinan Indonesia akan meningkat pada titik 1,1 – 3,78 juta jiwa dan tingkat kemiskinan akan berlanjut kepada hilangnya pekerjaaan. Prediksi yang terjadi pengagguran akan menyentuh 2,9 – 5,2 juta orang. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa penyebaran Covid-19 akan mempengaruhi kegiatan masyarakat Indonesia sehingga masyarakat kehilangan pekerjaan dan menganggur.

Prediksi tersebut akan berlanjut dalam beberapa bulan kedepan. Bahkan pemerintah memprediksi bahwa Covid-19 akan berakhir sekitar Oktober. Jadi, ada sekitar 3-4 bulan, Indonesia akan selalu mengalami tekanan pada sektor ekonomi. Pastinya, pemerintah memiliki langkah-langkah untuk menambal prediksi penurunan ekonnomi tersebut. Karena perlu diperhatikan kembali, penurunan dari pertumbuhan ekonomi tersebut akan mengakibatkab kebanyak hal di Indonesia yang tentu saja dapat menentukan nasib para pekerja.

Nasib Para Pekerja Selama Pandemi Covid-19 

Jika ekonomi Indonesia diprediksi turun. Maka, akan berpengaruh kepada kondisi pekerja. Bukan hal yang biasa jika selama penyebaran Covid-19 tersebut, nasib para pekerja ditentukan demi memperbaiki kondisi Indonesia. Sebagian perusahaan – perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan pegawai karena tidak mampu memenuhi gaji para pekerja. Isu yang beredar pada awalnya adalah perusahaan akan memotong gaji pekerja sekitar 5-10%. Keputusan tersebut berakibat kepada ketidakmampuan pekerja dalam memenuhi kebutuhan. Tetapi, selama bergesernya bulan bahkan hari isu tersebut berujung kepada pemberhentian.

DIcatat sampai dengan 1 Mei 2020, Jumlah pekerja sektor formal yang kerjaannya dirumahkan sebanyak 1.032.960 orang dan yang terkena PHK sebanyak 375.765 orang. Sedangkan pada sektor informal terdapat 314.833 orang. Sehingga, total yang terkena PHK dan dirumahkan sebanyak 1.722.958 orang. Angka yang bukan sedikit melihat banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaannya.

Tetapi, tidak semua perusahaan memberlakukan hal yang serupa – PHK. Seperti salah satu perusahaan otomotif terbesar yaitu Toyota, Perusahaan Jepang akan berusaha untuk mempertahankan pekerjanya selama Covid-19 tersebut berlangsung.

Dari data-data yang sudah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa orang – orang yang bekerja dirumah dan terkena PHK dapat berdampak kepada perekonomian mereka. Daripada itu, bukan hal yang biasa lagi jika akan ada orang-orang yang menganggur karena tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Seperti yang sudah bekerluarga akan sulit membayar uang sekolah anaknya sampai kepada makanan sehari-hari.

Sehingga, jumlah-jumlah tersebut akan terus bertambah selagi pemerintah menerapkan kebijakan social distancing. Nasib para pekerja dan ekonomi Indonesia akan bergantung kepada Covid-19. Semakin lama Covid-19 menyebar, maka akan semakin banyak korban. Dua diantaranya adalah ekonomi dan pekerja.

Habib Pashya
Habib Pashya
Mahasiswa S2 Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.