Minggu, November 24, 2024

Menilik Kehidupan Masyarakat Suku Sakai dan Talang Mamak

Muhammad Rafi
Muhammad Rafi
Mahasiswa Universitas Riau Aktivis dan Penggiat Sosial.. Saya Anggota Perintis dari Komunitas literasi dan sastra, dan juga aktif dalam menulis opini dan artikel di beberapa media
- Advertisement -

“Ada belasan orang suku pedalaman. Kerjanya mencari rotan. tahu-tahu mendapat ayam hutan sesudah kejar-mengejar cukup lama di belantara ini. Lalu keesokan harinya mereka harus menempuh jalan yang jauh ke Duri untuk menjual hasil yang mereka peroleh. Perginya sih aman aman aja. Pulangnya, sang oknum keamanan memanggil mereka ke Pos Penjagaan. Lalu uang mereka diambil. Tak tampak rasa memberontak karena mereka sudah dibentak. Lalu dengan rasa hampa merepa pulang. Sang istri dan anak-anak menunggu. Untunglah ada manggalo alias ubi liar dari racun yang merupakan makanan khas suku Sakai”

Ubi ini harus mereka rendam terlebih dahulu, keringkan, lalu tumbuk halus, merendam inilah yang membebaskan ubi manggalo bebas dari racun. Sebab bukan hanya manusia, babi pun tak suka dengan ubi ini. Begitulah kehidupan suku sakai dalam mencari makanan.

Suku Sakai juga sangat menghormati perempuan, seorang antropolog muda Monica menanyakan kepada saya terkait “Apa Anda melihat pemerkosaan, perampokan, pencurian, atau sebut apa saja yang bersifat kriminal di suku Sakai?. Monica menjawab padahal suami-suami mereka jauh masuk ke dalam hutan, sementara laki-laki tegar diminta oleh Batin untuk menjaga famili yang tinggal.

Tak ada di benak suku sakai asli ini untuk menganggu istri orang, walaupun hanya tinggal di dalam hutan antara beberapa wanita dengan hanya seorang pria menunggu, mana yang lebih beradab? kita yang sudah mengakui kebudayaan tinggi inikah, atau suku Sakai dan Talang Mamak yang aman dan damai? kita yang mesti belajar dari mereka.

masyarakat pedalaman dapat diatur dan bukannya karena mereka takut dikucilkan dari kelompok, melainkan ini tidak pernah terjadi, tapi mereka berkeyakinan jika melanggar hal tabu akan berakibat fatal.

Suku Sakai diyakini berasal dari Kerajaan Pagaruyung, sebuah kerajaan Melayu Kuno yang berasal dari Sumatra Barat, karena sering berpindah-pindah, maka suku Sakai tinggal dalam pondokan yang mudah dibongkar, didalamnya tinggal beberapa keluarga yang disebut Batin, daerah yang ditinggali suku Sakai antaranya Sungai Siak, Kandis, Balai Pungut,Minas, dan Duri.

Hubungan suku Sakai dengan hutan sangat erat bahkan menghormati dan biasanya disebut ulayat, memiliki peraturan yang tidak boleh dilanggar yaitu menebang pohon, jika terbukti maka masyarakat suku Sakai diberikan denda sejumlah uang setara emas yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran pohon yang ditebang, pohon yang sudah berumur akan memiliki nilai tinggi, dan mereka yang melanggar suku Sakai bisa terancam diusir.

Pakaian asli suku Sakai juga terbuat dari kulit pohon, mereka mempunyai wadah yang biasanya juga menampung madu hutan, wadah yang sering disebut Timoh tersebut, terbuat dari kulit kerbau, kemudian diberi batas dari rotan dan diberi tali. Suku Sakai juga beraktifitas sebagai agraris.

Cobalah kita melihat Undang-undang di masyarakat modern sudah segudang, polisi beribu, lalu tiap hari kita melihat pelanggaran hukum. Anehnya hanya sebagian yang tertangkap dan diadili. Mana yang lebih baik, hukum yang dihayati warga negaranya seperti hukum adat, atau hukum yang untung- untungan? coba kita renungkan kembali, Ujar Monica.

Lebih dari 4000 tahun suku asli Sakai yang digolongkan sebagai Melayu Tua, entah suku Laut atau Akik atau Talang Mamak yang kita golongkan pula sebagai Melayu Muda sementara kita ini Melayu yang kemudian menumpang di tanah mereka, tiba-tiba saja kita menjadi kulit putih yang menjarahi Oborigin di Australia dan India di Amerika. Kita habisi tanah mereka padahal disini ubi-ubi manggalo menjalar sebagai tempat makan mereka. Kita habisi ternak buruan mereka, padahal inilah sumber protein mereka.

- Advertisement -

Lalu yang lebih kejam lagi, tata ladang mereka berpindah yang dalam masyarakat mereka telah mempunyai cara untuk menghindari erotifnya tanah kita habisi. Hutan-hutan mereka kita gunduli, tanah mereka telah kita tanami kelapa sawit lalu timbul lagi pemikiran baru yang konon akan “membudayakan” mereka.

Membawa suku Talang Mamak ke rumah pemukiman samalah dengan membawa kita ke hutan belantara sebab itulah hidup mereka. Bila kita akan dikoyak oleh singa, mereka akan dikoyak oleh kehidupan modern, dimana untuk pengobatan harus bayar dengan biaya yang sangat tinggi, kerja kantoran yang berhadapan dengan gedung beton yang sangat tinggi, sementara bomo mereka tidak pernah tahu apa-apa kecuali mantra-mantra penyembuh dari hati yang bersih

Talang Mamak merupakan salah satu suku tertua di Indonesia yang berada di Desa Bukit Tiga Puluh, Indragiri Hulu, Talang Mamak biasanya menggunakan media Sungai untuk mencari penghidupan, jika bertamu maka harus melewati proses menyirih yaitu memakan sirih, agar bisa diakui sebagai keluarga dari suku Talang Mamak

Cuci Lantai, begitulah sebutan untuk tradisi wajib bagi anak di Talang Mamak,tujuannya untuk membersihkan diri dari hal buruk, dan memperkenalkan leluhur kepada generasi selanjutnya, dalam tradisi Cuci Lantai misalnya kalau makan dibacakan do’a-d’a dan mengikuti proses tradisi hingga baru bisa dinikmati, dan jika ada suatu keluarga yang mengadakan hajatan. Tradisi Cuci Lantai ini bentuk rasa terima kasih kepada bidan yang telah melahirkan sang anak tersebut.

Referensi:

Wawancara

Islamuddin.2014.Pengembangan Suku Talang Mamak Sebagai Nilai Kearifan Lokal dalam Bagian Civic Culture. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 2(23):1-14

Muhammad Rafi
Muhammad Rafi
Mahasiswa Universitas Riau Aktivis dan Penggiat Sosial.. Saya Anggota Perintis dari Komunitas literasi dan sastra, dan juga aktif dalam menulis opini dan artikel di beberapa media
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.