Jumat, Januari 17, 2025

Masa Depan Arkeologi Indonesia: Stagnan atau Maju?

Hanna Nurmala Said
Hanna Nurmala Said
Seorang perempuan mengurusi rumah, tertarik dengan arkeologi dan sejarah.
- Advertisement -

Bangunan dari batuan bertumpuk satu dengan lainnya menjulang dengan kokoh tanpa kenal lelah. Bangunan itu akan kita sebut dengan Candi. Ya, Candi tempat pemujaan pendharmaan bagi raja suatu kerajaan yang sudah wafat. Indonesia tertinggal banyak bangunan ini. Keilmuaan yang bergelut dengan bangunan dan benda-benda peninggalan ini dikenal dengan sebutan Arkeologi.

Arkeologi memiliki tugas meneliti sebuah temuan baru, atau temuan yang telah diteliti untuk merekonstruksi kebudayaan masa silam yang kaitannya bisa berhubungan dengan sosial masyarakat, tata pemerintahan, ekonomi, serta kepercayaan. Peninggalan inilah yang menceritakan narasi suatu wilayah tersebut. Namun, peninggalan ini tidak bercerita seperti kita membaca buku.

Dalam bidang arkeologi sendiri terdapat cabang-cabang ahli. Indonesia kaya sekali akan peninggalan ini, tetapi kendala alokasi biaya penelitian yang besar selalu menjadi rintangan bagi para peneliti untuk melakukan penelitiannya lebih lanjut. Arkeologi berperan sebagai pembentuk identita suatu bangsa. Indonesia yang memiliki keberangan kebudayaan dapat didukung oleh peninggalan-peninggalan ini untuk negara masa kini dan seterusnya menghadapi segala permasalahan sosial yang tentu mudah terjadi dalam masyarakat kini.

Pertanyaan yang selalu muncul dalam benak saya bagaimana masa depan arkeologi indonesia sendiri? saya memperhatikan bahwa arkeologi indonesia kurang memiliki ciri khas sebagai ilmu pengetahuan di ruang lingkup negara Indonesia yang notabenenya peninggalan yang ditemukan terkadang masih eksis dalam praktik kebudayaan tradisional.

Arkeologi Indonesia dewasa ini semakin stagnan dalam perkembangannya. Semenjak Undang-undang cagar budaya memberlakukan bahwa cagar budaya berusia 50 tahun telah masuk dalam kajian ranah arkeologi seakan ilmu arkeologi sedang berbagi kamar dengan ilmu sejarah. Indonesia memiliki banyak peninggalan kuno yang rata-rata bisa dikulik dari kisah tutur di tiap wilayah. Hal ini yang membuat arkeologi umumnya tidak berkembang sebagai keilmuan. Arkeologi lebih sering tenggelam dengan temuan yang ada dan menggunakan teori-teori barat alih-alih mengembangkan keilmuan dengan ciri khasnya sendiri.

Hal seperti sangat disayangkan. Arkeologi tidak bisa berkembang tentu banyak faktor yang dapat kita telaah lebih dalam. Belum lagi anggaran penelitian yang sangat bergantung pada uluran swasta yang fokus pada kebudayaan serta anggaran negara. Padahal dalam praktiknya tentu banyak hal dari hasil penelitian yang bisa dijadikan bahan hiburan edukasi ke masyarakat.

Jika kaum akademisi tidak mengembangkan keilmuan secara signifikan, arkeologi Indonesia sebagai identitas bangsa masih hanya mimpi siang bolong yang diharapkan oleh para pendiri bangsa.

Semoga para akademisi dan penerus bangsa masih memiliki semangat luhur. Maju tanpa mengikuti arus pemikiran pendatang, tapi membuat ciri khas sendiri.

Hanna Nurmala Said
Hanna Nurmala Said
Seorang perempuan mengurusi rumah, tertarik dengan arkeologi dan sejarah.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.