Setiap manusia yang produktif pasti memiliki daftar kegiatan yang harus diselesaikan. Tak hanya kegiatan yang sudah diketahui deadline-nya, ada juga kegiatan yang tidak ada deadline tetapi harus tetap diselesaikan. Tapi tidak semua orang mampu menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan waktunya. Ada yang hampir mencapai batas akhir waktu baru bisa selesai, sehingga hasil dari pekerjaan tersebut tidak maksimal.
Ada juga yang bingung kapan bisa memulai pekerjaan tersebut karena deadline yang masih jauh, sehingga lalai saat waktunya berakhir. Dan ada juga yang sudah menjalan kan tapi bingung untuk konsisten. Sehingga bisa produktif di awal minggu-minggu awal, tapi di minggu selanjutnya kembali terkendala. Kendala- kendala tersebut bisa diatasi dengan menerapkan teknik pomodoro.
Apa itu teknik pomodoro? Adalah sistem pengaturan waktu dengan menerapkan metode kapan waktu fokus/ produktif dan kapan waktu istirahat dengan interval 25-5. Yang artinya 25 menit fokus dan istirahat 5 menit. Teknik ini sudah ada sejak tahun 1980 oleh Francesco Cirillo. Teknik ini sangat menarik dan cocok bagi pemula yang ingin bisa produktif tapi mudah jenuh jika durasi fokus teralu lama.
Cara penerapan teknik ini cukup mudah. Kita hanya fokus saja selama 25 menit tanpa ada distraksi dari apapun lalu mengambil waktu 5 menit berikutnya sebagai waktu istirahat. Langkahnya adalah, kita terlebih dahulu membuat daftar kegiatan/pekerjaan yang akan kita lakukan.
Lalu mulai men-setting timer durasi 25 menit. Sebelum timer dinyalakan, kita persiapkan semua hal penunjang pekerjaan tersebut. Misal mahasiswa yang perlu menyelesaikan tugas dari dosen, kita memerlukan buku catatan, pulpen, telfon selular dengan mode senyap dan laptop misalnya. Saat timer dinyalakan, kita mulai fokus mengerjakan hal yang ingin kita kerjakan. Baik itu mencari bahan referensi, membuat catatan kecil dan sebagai nya selama durasi 25 menit.
Selama sesi berlangsung, kita tidak melakukan hal- hal yang memunculkan segala bentuk distraksi. Seperti melihat sosial media, merespon telepon, whatsapp dan sebagainya yang mengganggu konsentrasi. Termasuk makan dan minum dihindari selama proses produktif tersebut. Setelah waktu berakhir, kita baru bisa melakukan berbagai hal yang ingin kita lakukan sebelumnya seperti minum, makan snack, atau merespon pesan yang masuk melalui selular kita. Dan durasi berlangsung selama 5 menit saja. Kemudian kembali produktif di 25 menit selanjutnya.
Apakah teknik ini bermanfaat? Teman- teman bisa mencoba membandingkan sendiri saat melakukan kegiatan produktif dengan teknik pomodoro dan tanpa teknik tersebut. Teman- teman bandingkan hasilnya.
Bagaimana pencapaian yang dituju lebih maksimum tanpa teknik atau tidaknya. Karena menurut Dianne Dukette dan David Cornish (2009) dalam buku The Essential 20: Twenty Components of an Excellent Health Care Team, rata- rata, otak manusia dewasa hanya mampu fokus selama 20 menit pertama saja. Oleh sebab itu teknik Pomodoro ini bermanfaat karena interval yang di jalankan tidak memberatkan.
Tapi tentunya teknik Pomodoro ini tidak selalu sesuai pada setiap orang. Ada yang memerlukan waktu lebih lama ada juga yang susah konsentrasi sehingga interval waktu yang diberikan terasa berat. Ada juga aktivitas yang memerlukan tag team (berkelompok), teknik ini kurang akurat. Karena ritme setiap orang berbeda- beda. Teknik ini lebih tepat bagi pekerjaan yang dikerjakan secara individu.
Selain itu jika ada yang memerlukan durasi konsentrasi lebih lama, teknik ini bisa disesuaikan. Tidak harus selama 25 menit, bisa juga 30 menit dengan durasi istirahat yang lebih lama, 10 menit misalnya. Pada dasarnya, konsep ritme konsentrasinya yang dipakai. Durasi berapa lamanya bisa disesuaikan. Selagi waktu fokus tersebut tidak terdistraksi hal- hal lain, teknik Pomodoro ini bisa dijalankan dengan baik.
