Jumat, April 19, 2024

Korelasi Agama, Filsafat, dan Ilmu Pengetahuan

Filsafat, Agama, dan Ilmu pengetahuan, ketiga hal tersebut tampaknya masih hangat diperbincangkan. Keseimbangan di antaranya masih menjadi topik aktual. Sekilas ilmu dan filsafat tampak sama ya, padahal keduanya berbeda. Sebelum membahas lebih jauh alangkah baiknya kita memahami definisi dari masing-masing kategori.

Filsafat, apa yang tergambar dalam benak kalian jika mendengar atau membaca kata filsafat ? akankah ia selalu terdefinisikan sebagai sesuatu yang rumit, memusingkan, dan ekstrem ? lalu apa yang kalian pikirkan tentang ilmu pengetahuan, apakah ia selalu berkutat dengan sains? Dan bagaimana dengan agama, apakah ia hanya sebatas perkataan Tuhan yang tidak nyambung dengan filsafat dan ilmu pengetahuan?

Lebih jelasnya mari kita telusuri lebih jauh tentang mereka. Ketika mendengar kata filsafat sering kali seseorang beranggapan jika filsafat adalah sesuatu yang tidak perlu dipelajari, dan bahkan ada yang mengatakan bahwa filsafat merupakan produk gabut seseorang.

Jika dipikirkan lebih dalam memang benar filsafat merupakan produk gabut karena ia memikirkan suatu hal begitu dalam hingga tak terpikirkan oleh orang lain. Seperti makna dan hakikat suatu benda. Seperti hasil kegabutan Thales, ia mengatakan bahwa zat pembentuk alam semesta ini adalah air. Dari kegabutan Thales pada akhirnya melahirkan pengetahuan baru yang lebih konkrit tentang alam semesta. Dengan menggunakan pendekatan empiris dan terstruktur sehingga atom ditetapkan sebagai zat pembentuk alam semesta.

Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa yunani (Philosophia), philos yang berarti cinta dan shopia yang berarti kebijaksanaan, sehingga dapat disimpulkan filsafat adalah cinta kebijaksanaan. Filsafat pun bisa berarti penyelidikan dan pengetahuan dengan akal budi mengenai hakikat tentang segala yang ada, sebab dan asal muasalnya.

Filsafat memuat lebih banyak pertanyaan mendalam tentang kehidupan sehari hari, batasan filsafat lebih luas serta tidak terkotak kotak dan bersifat universal. Filsafat memiliki ciri yang khas seperti sistematis, radikal (mendalam), universal, rasional, menyeluruh, koheren, konseptual, bebas, dan bertanggung jawab. Objek kajian filsafat meliputi objek material dan objek formal.

Berbeda dengan filsafat, ilmu pengetahuan bersifat empiris, khusus, dan eskperimental yang di mana ia hanya fokus pada masing-masing bidang sehingga ia terkotak kotak. Ilmu pengetahuan menurut Dadang Ahmad S adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus hingga bisa menjelaskan fenomena dan alam itu sendiri.

Adapun esensi pengetahuan terletak pada aplikasi praktisnya menurut William J, John D, dan C.S.Perching. Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dapat diuji kebenarannya Ilmu pengetahuan memiliki ciri khusus seperti empiris, objektif, verfikatif, analisis, dan sistematis.

Lalu bagaimana dengan agama? Seperti yang kita tahu, agama merupakan produk murni tuhan (perkataan tuhan) yang dirupakan kitab suci. Definisi agama sesungguhnya sangat luas, ia bisa dikatakan sebagai keyakinan terhadap suatu zat yang tak terbatas (Tuhan). Agama merupakan sistem yang mengatur peribadatan seseorang terhadap tuhannya.

Dengan kata lain agama adalah pedoman para pengikutnya. Esensi agama sejatinya sebagai pembebasan manusia dari penderitaan dan mewujudkan kedamaian hidup. Dengan agama manusia akan saling menyayangi dan menghormati. Hal ini membuktikan bahwa agama tidak hanya mengenai hubungan vertikal dengan tuhan, melainkan agama memerintahkan perlakuan baik terhadap sesama makhluk tuhan.

Kesinambungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Agama

Jika ditelisik lebih jauh sejatinya ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama ketiganya saling melengkapi ,sama sama mencari kebenaran terhadap sesuatu. Ilmu pengetahuan dengan sifat kajiannya yang memiliki batas lebih sempit membutuhkan filsafat untuk bisa mengejawantahkan persoalan kajiannya. Begitupun dengan agama yang membutuhkan ilmu pengetahuan untuk menjelaskan maksud dari firman firman tuhan melalui penafsiran.

Jika ilmu pengetahuan hanya menjangkau wilayah fisik, maka filsafat memiliki titik jangkau yang lebih luas menyangkut fisik dan metafisik. Kesinambungan di antara ketiganya bisa dilihat dengan lebih jelas dengan pendekatan ilmu pengetahuan terhadap ayat ayat kauniah salah satunya tentang gunung yang bergerak.

Dalam Al Quran surah Al-Naml 27:88 dikatakan “ Dan engkau akan melihat gunung gunung, yang engkau sangka tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. Itulah ciptaan Allah yang menciptakan dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Maha teliti apa yang kamu kerjakan.”

Dengan pendekatan ilmu pengetahuan dilakukanlah penelitian di pegunungan Arab oleh Telestar (satelit Amerika Serikat), dan diketahui bahwa gunung gunung tersebut bergerak ke arah utara, ke Iran sepanjang tiga inci tiap tahunnya. Dengan begitu ilmu pengetahuan dapat memecahkan misteri tentang ayat ayat Al-Quran.

Dalam upaya memperoleh kebenaran tak jarang filsafat dan agama saling bertautan. Filsafat dapat memperkuat kedudukan beragama, sementara agama dapat menjadi sumber inspirasi pemikiran filosofis, seperti pembahasan mengenai tuhan. Keduanya saling mengisi satu sama lain dan berkesinambungan, tak jarang pemikiran filosofis berujung pada keimanan terhadap Tuhan. Sehingga filsafat, agama, dan ilmu pengetahuan merupakan trilogi yang berkesinambungan.

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.