Di dunia kesehatan, malapraktik masih menjadi topik menarik untuk diperbincangkan. Tindakan malapraktik ini dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak sesuai dengan mestinya atau di luar prosedur.
Dalam hukum, malapraktik merupakan suatu jenis kelalaian dalam standar profesional yang berlaku umum, dan pelanggaran atas tugas yang menyebabkan seseorang menderita kerugian. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang profesional ataupun bawahannya dalam menjalankan tugasnya membantu kesembuhan pasien. Adanya tindakan malapraktik ini menurunkan tingkat kepercayaan pasien dan juga masyarakat yang merupakan faktor penting dalam sebuah hubungan antara pasien dan tenaga kesehatan.
Sebagian besar penyebab malapraktik kurangnya hubungan kepercayaan satu sama lain. Seorang pasien yang datang biasanya dalam keadaan penuh berbagai masalah, baik masalah eksternal maupun internal dalam kehidupannya.
Sudah menjadi salah satu tugas tenaga kesehatan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pasien tersebut. Dalam konteks kebidanan, pasien dapat percaya oleh seorang bidan untuk menceritakan permasalahan yang dihadapinya melalui komunikasi terapeutik. Komunikasi ini dapat menciptakan hubungan saling percaya antara bidan dan keluarga pasien sehingga bidan mampu menjelaskan kondisi pasien sehingga dapat dipahami oleh keluarga pasien. Hal inilah yang akan membantu keluarga untuk dapat mengambil keputusan terbaik sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pasien serta keluarga. Rasa cemas pun akan turun dengan sendirinya.
Komunikasi yang dilakukan oleh seorang konselor pada saat melakukan intervensi melalui terapi bagi proses penyembuhan klien, seperti kenyamanan, ketenangan, bahkan penyelesaian. Tahap pertama konseling yaitu menyambut klien, mengidentifikasi masalah klien, kemudian pemecahan masalah, dan diakhiri sesi konseling, dalam semua tahap konseling perlu adanya SOLER.
Kunci pokok dalam membina hubungan baik dengan klien adalah SOLER, (S: face your client squarely); (O: open and non judgemental); (L: lean towards client); (E: eye contact); (R: relaxed). Dengan kunci pokok ini dapat membina hubungan baik dalam berkonsultasi dengan pasien atau klien, yang pertama (S: face your client squarely) dalam arti an konselor menghadapi klien dengan memberikan senyuman, serta menghadap ke arah kepada klien supaya saat berkonsultasi dengan klien lebih nyaman.
Kemudian (O: open and non judgemental) yang dimaksud konselor memberikan ekspresi muka yang menunjukkan sikap terbuka hal ini sangat diperlukan dapat membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan klien, (L: lean towards client) dalam arti an konselor cenderung ke arah klien hal ini bertujuan mengetahui permasalahan yang dialami klien serta memfokuskan untuk membatasi pembicaraan, (E: eye contact) dalam berkomunikasi konselor diwajibkan untuk kontak mata kepada klien supaya klien merasa dirinya dihargai, dan terakhir adalah (R: relaxed) konselor bersahabat dengan klien hal ini dapat membuat klien mengeluarkan ekspresi perasaan dan pikiran klien.
Dengan menerapkan metode SOLER saat berkonsultasi dengan klien, tenaga kesehatan tengah membangun kepercayaan klien. Klien yang mulai merasakan kenyamanan akan bertanya kembali kepada konselor jika masih belum terselesaikan masalahnya untuk berkonsultasi. Dengan kenyamanan dan kepercayaan klien kepada konselor, maka diharapkan muncul solusi-solusi yang ada sedikit demi sedikit dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi klien.
Menurut saya, dalam konteks komunikasi seorang konselor menerapkan SOLER saat berkomunikasi itu adalah wajib. Hal ini bertujuan dapat meningkatkan kepercayaan antara tenaga kesehatan dengan pasien, permasalahan klien teratasi, serta mencegah adanya malapraktik.
