Pada artikel Indonesia Between the United States and China in a Post-Covid-19 World Order” karya Yohanes Sulaiman, Mariane Delanova dan Rama Daru Jati secara umum menjelaskan ketegangan pada hubungan China dan Amerika yang akan terus meningkat sampai masa dunia pasca pandemi yang kemudian berdampak kepada stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia.
Hal ini dipicu oleh klaim sepihak yang dilakukan China pada daerah kawasan Laut China Selatan yang merupakan kawasan strategis politik internasional. Di dalam artikel tersebut Sulaiman, Delanova dan Jati menjelaskan bahwa ‘Indonesia berhasil menjalankan prinsip ‘bebas aktif’ yang akan tetap berada pada posisi tidak memihak kemanapun demi menghindari konflik’ (Sulaiman, Delanova, & Jati,2021, p. 172).
Namun, terdapat kontra diksi dimana jika keadaan semakin memanas, belum tentu prinsip politik bebas aktif Indonesia akan efektif dan mungkin hal tersebut akanmenuntut Indonesia memilih salah satu dari kedua negara tersebut. Kemungkinan Indonesia memilih Amerika karena dalam situasi konflik, hal tersebut akan lebih memungkinkan untuk menjaga stabilitas keamanan regional.
Dengan datangnya China yang menantang untuk mengubah sistem dunia yangunipolar menjadi bipolar membuat Amerika waspada dan hal ini akan terus berlanjutmemanas sampai pada masa dunia pasca pandemi. Dengan melihat pengaruh China yangsudah memasuki wilayah Asia Tenggara dan kemudian melakukan klaim sepihak di wilayahperairan Laut China Selatan, membuat Amerika melakukan upaya pencegahan dalam bentuktindakan offensive. Amerika melakukan tindakan pembatasan dan pengekangan terhadapChina di kawasan Asia Tenggara demi mencegah China menjadi negara hegemon di AsiaTenggara.
Dengan adanya tindakan militer dan ekonomi China yang disusul dengan strategiregional AS di kawasan Asia Tenggara menyebabkan security dilemma yang kemudian akanberdampak pada stabilitas keamanan negara-negara di kawasan Asia Tenggara termasukIndonesia. Dalam keadaan ini, tindakan China yang memperkuat sistem pertahanan danekonominya sangat mempengaruhi reaksi Amerika untuk mengambil tindakan defensifsekaligus menjalin koalisi strategis untuk menjadi lebih kuat (Suharman, 2019, p. 130).
Pada dasarnya artikel tersebut penting untuk dipelajari karena Indonesia merupakan negara yangletaknya strategis yang menjadi pusat dari jalur perdagangan maritim terpenting di dunia.Sehingga memunculkan persaingan antara China dan Amerika yang ingin memperebutkanwilayah Laut China Selatan tersebut. Menurut perspektif Realisme, dengan Indonesia yangmungkin akan memilih AS karena jika dilihat dari segi ekonomi dan militer yang kuatAmerika bisa membantu Indonesia untuk meningkatkan stabilitas keamanan regional.
Sejak kebangkitan ekonomi dan militer China, Amerika menjadi sangat waspadaterhadap China. Ditambah dengan adanya klaim sepihak dari China atas kawasan Laut ChinaSelatan dimana kawasan tersebut memiliki sumber daya produksi yang melimpah. Hal itulahyang menarik perhatian AS dan China, kedua negara itu bersaing untuk menjadi negara hegemon regional.
Maka dari itu China dan Amerika melakukan tindakan offensive dimana tindakan tersebut mengancam stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara. Amerika membatasi kekuatan dan pengaruh China di Asia Tenggara dengan membangun koalisidengan negara-negara Asia Tenggara yang inti tujuannya adalah mengisolasikan China.‘Ancaman yang menggunakan kekuatan untuk menghukum dengan tujuan inti yaitumelakukan pencegahan’ (Art & Jervis, 2017, p. 196).
Hal ini dilakukan Amerika kepadaChina agar China tidak menjadi negara hegemon regional di kawasan Asia Tenggara.Amerika Serikat melakukan tindakan offensive juga yaitu mengajak negara-negara ASEANuntuk bekerjasama dalam bidang pertahanan dan militer untuk memperkuat stabilitaskeamanan negaranya.Dengan adanya tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Amerika dan China yangsemakin membuat suasana semakin panas, membuat Indonesia dilema untuk memilih ‘akanberpihak kepada siapa?’
Dengan adanya prinsip politik bebas aktif yang dianut Indonesia, memungkinkan Indonesia bersikap adil, tetapi, dengan kondisi konflik yang semakin memanas maka kemungkinan Indonesia akan memilih Amerika untuk dijadikan partnerkarena jika dilihat dari segi keamanan militer dan ekonomi, amerika lebih ungguldibandingkan dengan China untuk menghindari ancaman stabilitas keamanan baik nasionalmaupun kawasan regionalnya.
Hal ini ditegaskan dalam buku karya Art and Jervis yangmenyatakan bahwa ‘jika ada negara besar yang menawarkan kesepakatan dan beraliansi dankemudian menawarkan pilihan perang atau keamanan maka keamanan menjadi pilihan utamayang harus dipertahankan’ (Art & Jervis, 2017, p. 14).
Maka dari itu, Indonesia lebih memilihAS dibandingkan China karena dapat terjamin keamanan Indonesia dan keamanan regionaldengan sistem pertahanan yang kuat.Pada dasarnya, setiap negara memiliki persepsi dan tujuannya masing-masing untukmelindungi kedaulatan negaranya. Hal ini berlaku bagi negara-negara yang ASEAN dalam merespon kasus Laut China Selatan. Posisi Indonesia yang terjebak dalam konflik geopolitikantara AS dan China membuat Indonesia harus memaksimalkan perannya dalam memimpin ASEAN.
Tindakan Indonesia yang merespon upaya China dan juga Amerika merupakanbentuk implementasi dari prinsip ‘bebas aktif’. Indonesia menjalin aliansi dengan Amerika digunakan untuk kepentingan negaranya karena dengan adanya sistem pertahanan dan keamanan yang kuat maka akan menjamin tidak akan adanya ancaman. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah akan adanya peningkatan ketegangan di wilayah Asia Tenggara.
Sumber:
Art, R. J., & Jervis, R. (2017). The Uses of Force. In R. J. Art, & R. Jervis, International Politics Enduring Concepts and Contemporary Issues (pp. 210-596). New York: PEARSON.
Suharman, Y. (2019, Mei). Dilema Keamanan dan Respon Kolektif ASEAN TerhadapSengketa Laut China Selatan. Journal of International Studieds, 03(02), 127-146.Retrieved November 10, 2021
Sulaiman, Y., Delanova, M., & Jati, R. D. (2021, Januari). Indonesia Between the United States and China in a Post-Covid-19 World Order. Asia Policy, 16(01), 155-178.Retrieved November 07, 2021