Nama Xi Jinping yang bertempat tinggal di Zhongnanhai menjadi semakin dikenal sejXi Xi resmi menjabat sebagai kepala Negara Cina.Xi resmi menjadi presiden Cina sejak tanggal 14 Maret 2013.Sebelumnya Xi menjabat sebagai Sekretaris Jendral Partai Komunis Cina pada pemerintahan Hu Jintao sejak tanggal 15 November 2012. Xi merupakan wakil presiden pertama RRC yang menjabat sejak tanggal 15 Maret 2008 hingga 14 Maret 2013.
Xi juga sering disebut sebagai “pangeran” atau “putera mahkota”. Sebutan “pangeran” biasa digunakan untuk pejabat negara atau orang-orang yang memiliki peran yang cukup besar pada pemerintahan yang memiliki latar belakang (berasal dari) keluarga yang juga memiliki jabatan yang tinggi pada pemerintahan sebelumnya. Namun sebagai seorang pangeran, Xi tidak hidup dalam keadaan yang menyenangkan seperti layaknya kehidupan seorang pangeran yang ada.Xi sebagai seorang pangeran justru harus meninggalkan sekolah dan bekerja di bidang melakukan buruh tani selama tujuh tahun
Xi Jinping yang merupakan pemimpin cina ke-5, Xi Jinping yang begitu dengan cepat mengkonsolidasikan kekuasaannya memiliki visi “Chinese Dream” atau “Mimpi Cina”.Mimpi Cina tersebut diartikan dengan enam komponen kunci yang diperlukan untuk membuat mimpi yang nyata seperti model pembangunan berdasarkan efisiensi dan kapasitas kelembagaan, urbanisasi ekologis, distribusi yang adil dari manfaat pembangunan ekonomi, reformasi politik, pengurangan campur tangan pemerintah di pasar, dan stabilitas sosial.
Gaya Kepemimpinan Xi Jinping
Dalam kepemimpinannya, Xi bercita-cita untuk mengembalikan kejayaan Cina dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengembalikan kekuatan Partai Komunis Cina yang sempat melemah akibat banyaknya para pejabat partai dan pejabat pemerintahan yang melakukan korupsi. Oleh karena itu, saat ini Xi berusaha untuk memperkuat ekonomi politik negaranya dengan mencoba untuk melakukan reformasi untuk menciptakan suatu negara yang kuat.Dengan demikian Xi harus memiliki sebuah strategi yang tepat agar reformasi yang dia inginkan dapat terwujud sehingga “Mimpi Cina” dapat terwujud.
Pada awal pemerintahannya, Xi telah membentuk format reformasi ekonomi untuk pemerintahannya pada Sidang Pleno Partai Komunis Cina ketiga.Sidang tersebut dilaksanakan pada tanggal 9-12 November 2013. Reformasi tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pertumbuhan ekonomi China dengan mendorong permintaan konsumsi dari dalam negerinyasendiri.
Selain itu, Pemerintah China juga mendorong kegiatan investasi guna menopang pertumbuhan ekonominya. Sidang tersebut menghasilkan lima kebijakan dalam bidang ekonomi yaitu, Kelima kebijakan tersebut adalah 1) Kebijakan “Dua Anak”, 2) Reformasi sistem kesejahteraan, 3)Hak tanah bagi petani,4) Reformasi keuangan, 5) Reformasi BUMN dan peningkatan dividen ke pemerintah.
Jika dilihat dari Visi dan Kebijakannya, Xi seperti sosok pemimpin demokratis. Chinese Dream yang merupakan visi Presiden Cina pada saat ini seperti membuat kebebasan bagi seluruh rakyat Cina untuk turut membangun cita-cita yang nantinya akan dicapai oleh bangsa Cina. Sementara itu, kebijakan Xi juga semakin menghilangkan nilai-nilai komunisme yang terdapat pada Cina terdahulu.Kebijakan Xi yang sangat mencolok dalam perubahannya adalah mengenai kebijakan hak tanah bagi petani. Dengan adanya kebijakan tersebut maka petani bukan hanya dapat menggunakan tanah saja melainkan boleh memilikinya dan dapat menyewakan tanah mereka kepada pihak lain.
Namun jika dilihat dari strategi yang Xi gunakan dalam kepemimpinannya, Xi justru terlihat sebagai sosok yang otoriter. Semasa pemerintahannya, Xi membuat sentralisasi kekuasaan dibawah kepemimpinannya sendiri. Hal tersebut disengaja agar Xi dapat membuat berbagai keputusan tanpa harus lebih dahulu bertanya kepada menteri ataupun pengurus partai lainnya.Implementasi keadaan ini terlihat ketika Xi mulai membentuk komite-komite kecil dibawah kendalinya dan Xi yang mulai mengambil tugas utama Perdana Menteri Li Keqiang.
Xi mengambil alih tugas utama Li dalam mengawasi reformasi ekonomi dan menjabarkan masalah ekonomi kepada pemimpin asing. Hal ini terbukti saat kunjungan Perdana Menteri Inggris pada Desember 2013 seharusnya disambut oleh Perdana Menteri Li, tetapi pada akhirnya ditunda dan dibatalkan karena kunjungan tersebut disambut langsung oleh Presiden Xi Jinping.
Analisis Perbandingan Kepemimpinan Deng Xiaoping dan Xi Jinping
Perbedaan antara Deng dan Xi terlihat dari Xi yang justru kembali memasukkan ideologi maois ortodoks dalam tubuh partainya. Maksud kepemimpinan bergaya maois adalah dimana suatu kepemimpinan berdasarkan pada kepemimpinan partai walaupun nantinya akan harus mengorbankan kestabilan institusional serta lebih menyukai gerakan massa sebagai sarana penerapan kebijakan dan mencurigai kaum birokrasi dan kaum ahli. Hal tersebut dapat dilihat pada Xi yang telah lebih banyak mengumpulkan kekuatan dan otoritas pribadi. Walaupun Xi masih menerapkan beberapa kebebasan bagi individu, LSM, dan mekanisme pasar di Cina, Xi tetap mendirikan kembali keunggulan partai lewat otoritas yang Xi miliki.
Disamping Xi yang kembali menciptakan kepemimpinan personal, Xi mampu meredam seluruh pertikaian yang ada pada faksi politik.Xi pada Akhirnya dapat naik hingga kepuncak tertinggi dan dengan dukungan dari Berbagai pihak. Xi pada awalnya masih diragukan untuk memimpin Cina karena Pertentangan antara Xi yang akan mengubah Cina menjadi negara demokrasi atau Xi yang akan memajukan Cina tanpa harus mengubah komunis Cina menjadi Demokrasi.
Namun, akhirnya Xi mampu meyakinkan rakyat dan petinggi Cina Lainnya dengan membuktikan bahwa dia mengambil langkah yang sama dengan Deng, yaitu memajukan Cina tanpa harus menghilangkan kebudayaan komunisme Cina. Untuk mengubur perdebatan faksi tersebut, Xi telah menginspirasi, atau Setidaknya mentolerir kebangkitan kembali Maois “garis massa” politik.