Minggu, Oktober 6, 2024

Etika dan Tata Krama Remaja Indonesia di Era Digital

Lintang Marzuqoh Agustin
Lintang Marzuqoh Agustin
Seorang Mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika di Telkom University

Indonesia merupakan negara yang sangat menjunjung tinggi etika dan tata krama dalam berinteraksi sosial. Banyak aturan tidak tertulis mengenai etika dan tata krama yang harus dipatuhi oleh warga negara Indonesia, termasuk cara berbicara dan berperilaku. Hal ini juga berlaku dalam penggunaan media sosial, karena saat ini semakin banyak masyarakat Indonesia yang aktif di platform ini, terutama kalangan remaja.

Di tengah kemajuan teknologi dan penetrasi media sosial yang semakin mendalam, pengaruhnya terhadap etika dan tata krama remaja Indonesia menjadi semakin signifikan. Remaja Indonesia dihadapkan pada pergeseran budaya dalam cara mereka berinteraksi dan berkomunikasi, terutama melalui media sosial.

Seiring dengan perubahan ini, ada banyak aspek positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan. Di satu sisi, media sosial dapat memberikan ruang untuk mempromosikan etika yang baik, seperti saling menghormati dan mendukung satu sama lain. Di sisi lain, media sosial juga dapat memicu perilaku yang kurang etis, seperti perundungan cyber atau kurangnya rasa hormat dalam berbicara online.

Dalam era kemajuan teknologi yang terus berkembang, penting untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana remaja Indonesia menavigasi etika dan tatakrama dalam berinteraksi. Hal ini juga memicu perdebatan tentang bagaimana pendidikan dan kesadaran etika dapat ditingkatkan di kalangan remaja untuk memastikan mereka mengembangkan kehidupan bersosial yang positif dan hormat.

Perubahan etika dan tata krama

Perubahan akhlak dan perilaku remaja Indonesia kini semakin nyata. Hal ini mencakup perubahan pola komunikasi, seperti penggunaan bahasa dan ekspresi, serta pendekatan berkomunikasi dengan orang tua. Aspek tradisional seperti “unggah-ungguh” pun nampaknya semakin menghilang dalam dinamika interaksi remaja saat ini. Transisi ini menandai perubahan besar dalam cara remaja memandang dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.

Penggunaan bahasa yang kasar dan kurang sopan sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan remaja saat ini. Bahkan tidak jarang remaja yang merasa bahwa bahasa-bahasa seperti itu sudah menjadi budaya dalam cara berkomunikasi mereka. Banyak anak-anak muda yang terpengaruh menggunakan bahasa seperti itu karena melihat banyaknya konten-konten di media sosial yang menggunakan bahasa yang kasar dan tidak baik untuk ditiru. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi memainkan peran penting dalam membentuk etika dan perilaku remaja di zaman sekarang.

Di tengah perubahan tersebut, perlu diakui bahwa etika dan tatakrama tidak bersifat statis, melainkan selalu mengikuti perubahan zaman. Edukasi dan kesadaran akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur di era teknologi yang semakin cepat berubah ini menjadi semakin penting.

Orang tua, pembimbing, dan masyarakat secara inklusif berperan dalam membimbing remaja untuk mengembangkan seperangkat etika dan tatakrama yang seimbang, mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan kemajuan teknologi ultramodern. Dengan demikian, setiap anak-anak muda dapat menghadapi era digital ini dengan bijak dan menjalin hubungan bermakna yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemasyarakatan.

Perhatikan secara khusus

Kemajuan teknologi yang sangat pesat membuat hampir seluruh kalangan usia dapat mengakses media sosial dengan mudah. Dengan begitu, penggunaan media sosial dan platform digital lainnya telah memunculkan lingkungan baru di mana etika dan tatakrama komunikasi dapat berubah dengan cepat.

Perubahan moral dan etika remaja Indonesia di era kemajuan teknologi mencerminkan adaptasi terhadap perubahan budaya akibat perkembangan teknologi informasi. Penggunaan media sosial dan platform digital mengubah cara remaja berkomunikasi, menciptakan seperangkat norma perilaku baru.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan remaja memahami dan menerapkan etika yang benar dalam menggunakan teknologi. Hal ini dilakukan untuk mendorong interaksi yang sehat, menjaga kerahasiaan, dan mencegah perilaku yang tidak pantas. Penekanan pada etika dan etiket juga dapat menjadi tameng untuk melindungi remaja dari potensi risiko dan bahaya dunia digital. Hal ini memungkinkan mereka menggunakan teknologi dengan bijak, membina hubungan positif, dan membangun identitas digital yang sehat.

Pentingnya mempertimbangkan etika dan sopan santun remaja di era teknologi juga terletak pada pemanfaatan teknologi tersebut secara positif. Dalam lingkungan digital yang dinamis, memahami cara berinteraksi dengan rasa hormat dan kesadaran privasi merupakan fondasi yang penting. Dengan cara ini, hubungan yang sehat dapat terjalin dan remaja dapat terhindar dari perilaku tidak etis atau merugikan.

Selain itu, etika dan budi pekerti yang baik juga menjadi landasan kokoh bagi pengembangan karakter dan kepribadian remaja. Dengan mengamalkan nilai-nilai seperti menghargai, sopan santun, dan peduli terhadap sesama, remaja dapat membangun identitas yang kuat dan positif di dunia digital.

Hal itu juga menjadikan mereka kontributor berharga bagi masyarakat online, di mana etika dan norma sosial memainkan peran penting. Ada juga kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan penting dalam mengatur informasi dan memahami lingkungan digital sehingga generasi muda dapat membedakan informasi yang dapat dipercaya dan menghindari penyebaran informasi yang menyesatkan atau berbahaya. Dengan mengedepankan etika dan karakter remaja di era teknologi, kita dapat membantu mereka menjadi pengguna teknologi yang cerdas, bertanggung jawab, dan beretika.

Upaya 

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan budaya etika dan tatakrama yang baik di kalangan remaja Indonesia. Upaya paling mendasar yang dapat kita lakukan adalah memberikan pendidikan etika dalam dunia digital. Pendidikan etika digital ini dapat mengajarkan banyak hal seperti pemahaman mengenai penggunaan yang bijak dan bertanggungjawab terhadap teknologi, penghormatan privasi, dan cara berkomunikasi dengan hormat di dunia maya.

Lalu, upaya kedua yang dapat dilakukan dikhususkan bagi setiap orang tua untuk mengawasi dan membimbing anaknya dalam menggunakan platform-platform digital. Karena saat ini banyak konten-konten yang kurang pantas untuk ditonton oleh anak-anak muda, yang dapat mempengaruhi cara mereka berperilaku.

Selanjutnya, hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan etika dan tatakrama adalah selalu menyaring segala informasi ataupun hal-hal lain yang kita dapat dari platform digital, kita harus bisa membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk, jangan asal mengikuti segala hal-hal yang sedang tren di media sosial.

Upaya-upaya mempertahankan budaya tatakrama dan etika tersebut tidak bisa berjalan jika tidak dikerjakan bersama-sama. Jika hanya satu pihak saja yang berusaha untuk mempertahankan hal tersebut, sedangkan pihak lainnya tetap melakukan hal-hal yang bertentangan dengan etika dan tatakrama, maka semua upaya yang sudah dilakukan akan berujung sia-sia.

Lintang Marzuqoh Agustin
Lintang Marzuqoh Agustin
Seorang Mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika di Telkom University
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.