Sabtu, April 27, 2024

Ekonomi Sirkular, Merubah Limbah Menjadi Barang Ekonomis

Ali Machmudi
Ali Machmudi
He Graduated From The Sharia Economics Study Program At The Semen Indonesia International University. Have An Interest In Environmental, Socio-Cultural, And Economic Issues Both Domestically And Internationally.

Pendekatan ekonomi sirkular telah menjadi topik yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Konsep ini menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh model ekonomi linier tradisional, yang didasarkan pada produksi, konsumsi, dan pembuangan yang berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, barang yang awalnya dianggap tak ternilai bisa diubah menjadi barang yang ekonomis dan estetik.

Salah satu aspek penting dari ekonomi sirkular adalah upaya untuk mengurangi limbah dan memperpanjang masa pakai produk. Dalam model ekonomi linier, barang seringkali hanya memiliki masa pakai yang singkat sebelum akhirnya dibuang. Namun, dengan pendekatan ekonomi sirkular, barang-bara ini dapat diperbaiki, diperbaharui, atau didaur ulang sehingga dapat terus digunakan.

Akan tetapi, terdapat permasalahan lingkungan di Indonesia yang belum terselesaikan sampai sekarang adalah masalah limbah. Dari polusi yang mengekstrak gas dari rumah kaca ke kondisi yang bisa mengancam populasi di dekatnya jika limbah hanya  terbuang beitu saja.

Dalam konsep ini semua pihak terlibat mulai dari pemerintah pusat dan daerah, pelaku bisnis, media dan termasuk masyarakat. OPPA by Secondmuse merupakan pendukung organisasi dan lembaga yang bergerak pada level berskala, dari kecil ke lebih tinggi. Organisasi ini mendukung program inovasi lokal terkait ekonomi berkelanjutan pada lingkungan dan sosial.

Garis besarnya, sebagai fasilitator dan penghubung antar lembaga dan komunitas. Misalnya dalam kosmetik. Produsen menggunakan sumber daya alam untuk membuat kemasan parfum dan menghasilkan limbah industri. Limbah ini diatur dalam peta jalan pengurangan limbah dari produsen. Tidak hanya bertumpu kepada produsen. Tetapi, Peraturan Peta Jalan Pengurangan Sampah juga memaksa para pelaku industri, mulai dari pengecer seperti minimarket dan pasar, hingga restoran, untuk mendaur ulang sampah yang mereka hasilkan. Sampah yang dihasilkan harus didesain ulang kemasan atau produknya agar lebih ramah lingkungan.

http://OPPA%20By%20Secondmuse

Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementrian Lingkunghan Hidup dan Kehutanan (SIPSN KLHK) untuk tahun 2022, masih terdapat 12.095.664,64 (ton/tahun) sampah yang tidak terkelola atau 36,49% sampah yang belum terkelola secara optimal. Dari komposisi berdasarkan jenis sampah terdapat 40,9 % berupa sampah organik (sisa makanan), 17,9 % berupa sampah plastik, 13,4 % berupa sampah kayu/ranting/daun, 11,1 % berupa sampah kertas/karton sedangkan sisanya berupa sampah logam, kaca, karet, maupun karet/kulit.

Dalam kasus lain, 54 % dari angka tersebut terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sementara itu, Pemerintah Indonesia melalui mandatori Permen-LHK nomor P.75 tahun 2019 memikirkan pendauran ulang limbah sistemis di bidang industri, yang disebut ekonomi sirkular. Cara ini dinilai jadi jalan untuk menyelesaikan masalah limbah dan menyelamatkan Bumi.

Selain itu, pendekatan ekonomi sirkular juga dapat membantu mengubah persepsi masyarakat terhadap barang-barang tak ternilai. Sebagai contoh, barang-barang bekas atau limbah seperti botol plastik, kertas bekas, atau limbah elektronik seringkali dianggap sebagai sampah yang tidak berharga melalui pemanfaatan daur ulang sampah. Daur ulang sampah adalah proses pengolahan kembali material yang sudah tidak terpakai menjadi produk baru yang bermanfaat.

Dalam era modern ini, masalah sampah menjadi semakin mendesak karena pertumbuhan populasi yang cepat dan konsumsi yang meningkat. Oleh karena itu, daur ulang sampah menjadi solusi yang penting dalam mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan.

Salah satu manfaat utama dari daur ulang sampah adalah mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Dengan mendaur ulang sampah, kita dapat mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke tempat penampungan sampah. Hal ini berdampak positif terhadap lingkungan karena mengurangi penggunaan lahan untuk tempat pembuangan akhir sampah, serta mengurangi polusi udara dan air yang dihasilkan dari pembakaran sampah.

Selain itu, daur ulang sampah juga dapat mengurangi penggunaan sumber daya alam yang terbatas. Namun, meskipun daur ulang sampah memiliki banyak manfaat, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah kesadaran dan partisipasi masyarakat.

Salah satu contoh yang menarik adalah industri fashion. Industri ini terkenal karena siklus produksi yang cepat dan pembuangan yang berlebihan. Namun, dengan munculnya konsep ekonomi sirkular, banyak merek fashion yang mulai mengambil langkah-langkah untuk mengurangi limbah dan memperpanjang masa pakai barang. Beberapa merek telah memperkenalkan program pertukaran barang bekas, sementara yang lain telah mengadopsi model bisnis berbasis penyewaan. Dengan cara ini, barang-barang yang sebelumnya dianggap tak ternilai dapat terus digunakan dan memiliki nilai ekonomis.

Tren usaha berkelanjutan sedang berkembang di Indonesia demi mengurangi emisi karbon dan limbah, demi masa depan yang lebih baik. Hal itu tercermin dari transformasi berkelanjutan yang dilakukan oleh salah satu Butik yang beroperasi di Central Park Mall, Jakarta. Butik tersebut bernama Butik Kiehl’s.

Dalam transformasinya, butik ini menggunakan proses konstruksi hingga pengelolaan daur ulang. Konsep ini sebenarnya merupakan ide dari grup bisnis yang menaungi Butik Kiehl’s, yakni L’Oréal Grup. Dari desain interior bangunan hampir semua material di dalam butik mereka menggunakan bahan yang disertifikasi ramah lingkungan, digunakan atau didaur ulang sebagai wujud keberlanjutan. Contohnya, pada bagian dinding bata butik terbuat dari bekas bongkahan bangunan tua, sedangkan lantainya dikonstruksi dari kayu bekas yang diolah kembali dengan lapisan water-based wood coating.

Pada bagian dalam, butik ini menggunakan lampu LED otomatis dan dilengkapi alat yang mengontrol jumlah energi yang dihasilkan. Cara ini tetap menjaga kualitas dan level pencahayaan di setiap bagian, termasuk temperatur warna cahaya yang bisa disesuaikan mata pelanggan.

Selain itu,  Para pelanggan yang berlangganan, didorong untuk membawa produk kecantikan mereka yang sudah habis atau tidak terpakai kembali ke butik untuk didaur ulang. Dengan mendaur ulang, mereka juga mendapat poin reward. Melalui Butik Kiehl’s ini juga menyediakan produk isi ulang yang diperkirakan dapat menghemat 80 persen penggunaan plastik sekali pakai. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan oleh semua pelanggan untuk turut serta dalam menjaga lingkungan. Dengan demikian, cara ini dapat mewujudkan ekonomi sirkular yang berkelanjutan dan menjadi inspirasi yang bisa diterapkan secara masif dalam dunia bisnis.

Ali Machmudi
Ali Machmudi
He Graduated From The Sharia Economics Study Program At The Semen Indonesia International University. Have An Interest In Environmental, Socio-Cultural, And Economic Issues Both Domestically And Internationally.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.