Daud Bin Isai Raja kedua sekaligus paling terkenal dari Kerajaan Israel merupakan kombinasi yang unik antara hero dan anti hero. Dia dipuja sepanjang zaman karena berhasil mempersatukan suku-suku Israel dan membentuk pemerintahan monarki yang kuat dan disegani sekaligus akan tetap dikenang sebagai raja yang kejam karena tega menghilangkan nyawa Uria orang Het untuk mengambil Batsyeba istrinya.
Kitab orang Yahudi yang mencatat kisah Daud antara lain 1 dan 2 Samuel, 1 Raja-Raja dan 1 Tawarikh dan dari sumber inilah kita mendapat banyak informasi tentang sepak terjang Daud sejak ia sangat muda sampai pada kematiannya.
Kisah petualangan Daud dimulai ketika Raja pertama Israel yang bernama Saul ditolak oleh Tuhan karena dosanya yang tidak melakukan perintah Tuhan untuk menumpas orang Amalek.
Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” (1 Samuel 16:1)
Kehadiran Nabi Samuel untuk mencari dan mengurapi satu dari delapan anak Isai hampir gagal karena tidak satupun dari mereka yang dipilih Tuhan. Isai sengaja tidak memanggil Daud pada upacara penting tersebut karena mengangap Daud tidak akan msuk dlam kandidat calon raja. Tetapi kenyataan nya Daudlah yang ternyata dipilih oleh Tuhan.
Tetapi Daud tidak langsung menjadi raja sebab ia harus menunggu sekitar 15 tahun untuk benar-benar menjadi Raja. Dia memerintah di Yehuda selama 8 tahun dan atas Israel selama 32 tahun jadi total ia memerintah selama 40 tahun.
Daud merupakan kombinasi sempurna seorang prajurit handal, nabi, raja dan juga penulis serta pengarang lagu yang handal. Karya-karya gubahan yang maha indah tentang hubungannya dengan Tuhan tercatat dalam kitab mazmur.
Kisah paling kontroversial Daud yang tercatat dalam alkitab adalah ketika ia secara keji mengatur siasat untuk membunuh Uria demi istrinya Batsyeba.
Bagi banyak orang Nabi adalah seseorang yang suci dan tingkah lakunya harus di tiru dan diteladani serta tidak mungkin melakukan hal yang jahat semacam itu. Lalu mengapa Alkitab mencatatnya secara gamblang? Mengapa Alkitab menulis hal-hal yang “vulgar” seperti ini? Tidak jarang banyak keberatan dari pihak lain yang juga menganggap Daud sebagai tokoh suci. Hal ini wajar sebab Daud tercatat dan diakui oleh tiga agama dunia Yudaisme, Kristen dan Islam.
Alkitab adalah buku yang mencatat hal baik sekaligus juga hal buruk yang dialami oleh tokoh-tokoh didalamnya. Alkitab tidak hendak menyembunyikan cacat karakter atau kelemahan seseorang yang bahkan dihormati karena manusia pada hakikatnya penuh dengan kekhilafan dan kelemahan bahkan seorang yang dianggap heroik seperti Daud pun ternyata tidak luput dari kesalahan.
Daud pada suatu peristiwa memerintahkan panglimanya yang bernama Yoab untuk mengepung kota Raba. Tetapi tidak seperti kebiasaan raja, ia sengaja tinggal di Yerusalem sementara seluruh tentara pergi berperang.
Pada waktu sore ketika Daud sedang berjalan-jalan diatas istana raja maka tampaklah kepadanya seorang perempuan yang sangat cantik sedang mandi. Daud sangat tertarik kepadanya dan menyuruh orang untuk bertanya siapa nama perempuan itu dan setelah diketahuinya namanya Batsyeba maka ian menyuruh pegawai-pegawainya untuk mengambil dia.
Daud kemudian tidur dengan perempuan tersebut dan setelah beberapa waktu Batsyeba menyuruh seseorang memberitahukan kepada Daud bahwa ia sedang mengandung.
Daud yang memang mengetahui bahwa suami perempuan itu adalah Uria orang Het segera memanggilnya dan menyuruhnya untuk meninggalkan tugas militer serta pulang kerumahnya dengan maksud supaya Uria dapat tidur dengan istrinya dan menganggap kehamilan Batsyeba adalah hal yang wajar. Daud hendak meluputkan diri dari kesalahan dan dosanya.
Tetapi Uria tidak kembali kerumahnya melainkan tidur di depan pintu istana raja bersama-sama hamba tuannya.
Daud yang mengetahui rencananya tidak berhasil kembali membujuk Uria untuk pulang dan beristirahat tetapi Uria menjawab dengan sangat tepat dan bijak.
Tetapi Uria berkata kepada Daud: “Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!” (2 Sam 11:11 TB)
Perkataan Uria inilah yang pada akhirnya membuat Daud berpikir untuk melenyapkan nya dengan cara menyuruh Yoab menaruhnya pada barisan paling depan dan meninggalkannya ketika pertempuran menjadi hebat serta membiarkannya mati terbunuh.
Uria mati terbunuh oleh musuh dan kabar kematiannya sampai kepada Batsyesba. Ia meratap dan setelah lewat masa berkabung Daud mengambil Batsyeba menjadi isterinya.
- Siapakah Batsyeba?
Batsyeba adalah anak dari Eliam dan cucu dari Ahitofel (2 Sam 23:34). Ahitofel sendiri adalah penasihat raja Daud yang berasal dari kota Gilo salah satu kota Yehuda. Jadi secara langsung Daud bersahabat dengan kakek dari Batsyeba.
Suami Batsyeba adalah Uria orang Het adalah salah satu dari tigapuluh tujuh pahlawan Daud. Meskipun ia bukan orang Israel asli jelas ia memiliki kesetiaan yang teruji kepada sang raja.
Dari dua fakta diatas kita dapat melihat mengapa Tuhan sangat marah dan menghukum raja Daud atas kejahatannya.
Ia tidak hanya berzinah tetapi ia merancangkan satu kejahatan pembunuhan atas orang yang takut akan Tuhan dan sangat setia kepada raja.
Menghina Tuhan dengan dengan membiarkan kejahatan terjadi atas orang benar sementara tugas raja adalah menjalankan hukum dan keadilan atas rakyatnya.
Alkitab secara terbuka dan terus terang menuliskan kejahatan Daud raja termahsyur dari Israel. Sampai hari ini ketika jutaan orang diseluruh dunia membaca kisah ini maka akan selalu ada paradoks di sana.
Kisah ini sungguh menjadi pelajaran penting bagi kita pada zaman modern ini bahwa manusia rentan terhadap dos dan kesalahan serta setiap kejahatan pasti akan mendapat hukuman dari Tuhan. Kita akan melihat dan mendengar satu perkataan hukuman yang disampaikan nabi Natan ketika ia diutus Tuhan menyampaikan hukuman tersebut.
Teguran dan peringatan Nabi Natan sungguh membuat raja Daud menyesal serta pasrah menerima vonis hukuman tersebut. Daud pada akhirnya memang menuai apa yang ia tabur. Lalu apakah Tuhan yang maha pengasih memberikan pemulihan dan pengampunan?
- Allah memberikan seorang putra pengganti anak yang mati tersebut. Anak itu kelak akan menggantikan Daud menjadi raja, namanya adalah Salomo.
- Allah menyebut Batsyeba sebagai salah satu leluhur Yesus Kristus dalam silsilah yang tercatat pada injil Matius yaitu “Daud memperanakan Salomo dari istri Uria”
Kita dapat belajar dari kisah pilu ini bahwa Tuhan dapat memulihkan kesalahan kita sekaligus kita harus mawas diri dan tetap hidup sesuai perintah-Nya jika tidak ingin mendapat hukuman dari kesalahan dan dosa kita.
Daud adalah contoh sempurna orang hebat yang bisa salah dan berani mengakui serta meninggalkan kesalahan dan tetap meninggalkan warisan iman yang luar biasa.