Kamis, Februari 13, 2025

Dampak Kebijakan Impor dan Ekspor terhadap Stabilitas Ketahanan

Ukhti Aisya Rania
Ukhti Aisya Rania
seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi di Universitas SUltan Ageng Tirtayasa
- Advertisement -

Kebijakan impor dan ekspor pangan di Indonesia memiliki pengaruh signifikan terhadap ketahanan pangan nasional, terutama dalam aspek stabilitas harga pangan. Kebijakan ini membawa dampak langsung, baik positif maupun negatif, terhadap kondisi pangan nasional. Pemerintah harus mengelola kebijakan ini dengan cermat untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Di satu sisi, impor pangan dapat membantu memastikan ketersediaan bahan pokok dan menjaga stabilitas harga, terutama saat produksi dalam negeri tidak mencukupi. Melalui impor, pemerintah dapat menghindari kelangkaan bahan pangan yang dapat menyebabkan lonjakan harga, terutama pada masa-masa krisis atau kondisi cuaca yang tidak mendukung. Namun, kebijakan ini juga memberikan tantangan besar bagi petani lokal yang harus bersaing dengan produk impor yang seringkali lebih murah dan diproduksi dalam skala besar di luar negeri.

Ketergantungan pada impor pangan, meski menguntungkan dalam jangka pendek, dapat berdampak buruk pada sektor pertanian lokal dan ketahanan pangan jangka panjang. Data dari Global Food Security Index (GFSI) menunjukkan bahwa ketahanan pangan Indonesia masih jauh dari harapan.

GFSI mengukur ketahanan pangan negara-negara berdasarkan empat indikator utama: keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaan pasokan (availability), kualitas nutrisi dan keamanan makanan (quality and safety), serta ketahanan sumber daya alam (natural resources and resilience).

Berdasarkan GFSI, Indonesia berada di peringkat 69 dari 113 negara pada tahun 2022. Meskipun skor Indonesia meningkat menjadi 60,2 dibandingkan 59,2 di tahun sebelumnya, angka ini masih di bawah rata-rata global yang mencapai 62,2, maupun rata-rata Asia Pasifik sebesar 63,4.

Indonesia masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan, disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya produksi lokal yang mencukupi, perubahan pola konsumsi yang semakin beragam, dan kebijakan perdagangan yang memudahkan impor. Meskipun perdagangan internasional melalui impor dan ekspor dapat memberikan keuntungan ekonomi, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa kebijakan ini tidak merugikan petani lokal dan tidak mengancam ketahanan pangan nasional.

Kebijakan impor yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti ketidakstabilan harga di pasar global dan melemahkan daya saing sektor pertanian dalam negeri. Produk impor yang lebih murah sering kali membuat petani lokal kesulitan untuk bersaing, yang pada akhirnya menurunkan pendapatan mereka dan mengurangi kapasitas produksi pangan nasional.

Oleh karena itu, pemerintah perlu menciptakan keseimbangan yang tepat antara kebijakan impor dan dukungan terhadap produksi lokal untuk memastikan ketahanan pangan jangka panjang. Dengan pendekatan yang komprehensif dan terukur, ketergantungan pada impor dapat dikurangi, sementara ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani lokal dapat terjaga.

Ukhti Aisya Rania
Ukhti Aisya Rania
seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi di Universitas SUltan Ageng Tirtayasa
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.