Candi merupakan salah satu peninggalan sejarah yang masih ada hingga saat ini di beberapa wilayah di Indonesia. candi tidak hanya sekedar bangunan yang tersusun atas bebatuan saja, tetapi jika kita menelusuri lebih dalam lagi, candi memiliki makna dan filosofi tersendiri jika dilihat dari aspek sejarahnya,
Candi gedong songo merupakan salah satu warisan sejarah yang masih eksis hingga saat ini di wilayah Semarang, khususnya di Kabupaten Semarang. Candi gedong songo terletak di Kecamatan Bandungan tepatnya di sebelah utara lereng gunung ungaran.
Dengan pemandangan alam yang cantik candi gedong songo hingga saat ini masih dijadikan daya Tarik oleh para wisatawan yang hendak berkunjung ke bandungan, karena dengan mereka berwisata di candi gedong songo, mereka juga dapat melihat betapa indahnya menikmati kota semarang dari atas ketinggian puncak candi gedong songo.
Ketika saya berkunjung ke candi gedong songo, saya disambut dengan indahnya alam di sekitar komplek candi gedong songo, udara yang sejuk juga menyapa saya Ketika saya berkunjung ke candi gedong songo. Namun, dibalik keindahan tersebut, ternyata candi gedong songo memiliki sejarah yang sangat unik dibalik keanggunan arsitektur candi gedong songo tersebut,,
Dengan keunikan bentuk yang dimiliki oleh candi gedong songo, bangunan tersebut memiliki makna dan juga sejarah yang sangat unik. Berdasarkan kutipan artikel mengatakan bahwa candi gedong songo dibangun sekitar abad 7 sampai abad ke 9 masehi. Candi gedong songo diambil dari bahasa Jawa yang artinya songo (Sembilan kelompok).
Meskipun dari nama yang diberikan artinya Sembilan kelompok candi, tetapi sekarang hanya ada 3 candi yang masih ada. Kelima kelompok candi tersebut letaknya terpencar, dimulai dari Candi Gedong I yang terletak paling bawah sampai Candi Gedong 5 yang terletak paling atas.
Candi gedong songo pertama kali dikenalkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stamford Bingley Raffles, yang pada saat itu memimpin Indonesia tahun 1804. Candi Gedong Songo merupakan warisan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra pada abad ke-9 (927 Masehi). Kompleks Candi Gedong Songo ini didirikan oleh Putera Sanjaya, salah satu Raja Mataram Kuno pada sekitar abad ke-7 Masehi.
Melihat dari segi arsitektur dan latar belakang keagamaannya yang berhubungan dengan Hinduisme, dapat dipastikan bahwa Candi Gedong Songo dibangun untuk keperluan upacara dan ibadah bagi umat Hindu. Di dalam kompleks Candi Gedong Songo, terdapat beberapa patung dewa, seperti Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahakala, Syiwa Mahadewa, Durga Mahesasuramardhini, dan Ganesya. Selain itu, di area ini juga ditemukan Lingga dan Yoni, yang merupakan ciri khas dalam arsitektur candi Hindu di Indonesia.
Candi gedong songo memiliki Kompleks candi ini terdiri dari sembilan candi yang dihubungkan dengan jalan setapak yang sudah bersemen, dengan satu candi di puncak paling tinggi yang disebut puncak nirwana. Candi Gedong I memiliki bentuk persegi panjang dan ketinggian 4 hingga 5 meter. Bangunannya dihiasi dengan pahatan bunga dan relief sulur di sekelilingnya, dan dia berdiri di atas batur atau kakinya setinggi 1 meter, dengan ruang sempit di dalamnya
Pada candi gedong II ini terdiri dari banyak bagian. Dengan luas 2,2 meter persegi dan tinggi 1 meter, candi ini berdiri di atas kaki sangkar berbentuk bujur. Di sisi luar ketiga dinding candi terdapat lubang kecil yang dapat digunakan untuk meletakkan arca. Bagian luar ceruk dihiasi dengan pahatan pola kertas tempel dan kepala naga dan kalamakara. Di sisi lain, di bagian dalam candi terdapat candi perwara, yang merupakan reruntuhan struktur penjaga sebelumnya.
Candi gedong III terdiri dari tiga candi besar. Kedua candi ini mirip dengan kembar; satunya menghadap ke barat dan lebih kecil. Dua pintu masuk candi yang menghadap ke timur dihiasi dengan arca siwa dengan gada panjang di tangan kanannya. Di dinding candi utama terdapat relung dengan delapan durga dan arca ganesha. Diperkirakan ada candi yang lebih kecil yang menghadap ke barat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan.
Candi gedong IV memiliki candi utama dan reruntuhan candi perwara. Bentuknya hampir sama dengan candi gedong II, dengan batur setinggi 1 meter dan bilik penampil dengan relung di dinding luarnya. Pemandian air panas di antara candi gedong tiga dan empat adalah salah satu daya tarik wisatawan karena bau belerang yang menyengat.
Di kompleks Candi gedong V terdapat sebuah candi utama dan sejumlah reruntuhan lain yang diduga sebagai candi perwara di sekitarnya. Candi gedong V mirip dengan Candi gedong II, dan ada arca ganesha yang duduk bersila di relung di dinding luarnya.
Meskipun hanya ada 5 candi yang dikenal di wilayah komplek candi tersebut, namun Ketika saya mengunjungi candi gedong songo sebenarnya banyak sekali candi-candi yang saat ini belum diberikan nama dan juga hanya berbentuk reruntuhan batu saja. Salah satu candi yang saya temukan Ketika saya berkunjung ke candi gedong songo, tepat nya di wilayah candi gedong IV, saya menemukan sebuah candi yang bentuknya nyaris masih utuh yaitu candi Perwara.
Saat ini candi gedong songo dijadikan sebagai kawasan cagar budaya, sebagai warisan bersejarah yang dilindungi oleh kementerian kebudayaan di Jawa Tengah. Penting bagi kita semua, tidak hanya mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya candi gedong songo, karena dengan begitu kita dapat melestarikan sejarah yang terbentuk di candi gedong songo tidak hanya melihat keindahannya saja, tetapi kita juga bisa mengetahui sejarah terbentuknya candi tersebut.