Kamis, April 25, 2024

Akhlak Politik Mahfud MD, Publik Terperanjat!

Abdus Salam
Abdus Salam
Penikmat buku. Spesialis Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Direktur di Kedai Jambu Institute dan Wakil Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur.

Publik terperanjat. Bahkan pengamat politik pun kaget, di detik-detik terakhir penentuan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo beralih haluan. Awalnya yang mencuat ke publik nama Mahfud MD santer diberitakan. Akan tetapi pilihan Jokowi menunjuk Ma’ruf Amin sebagai cawapresnya untuk berkompetisi dalam gelanggang pemilihan presiden 2019 nanti. Teka-teki mengenai pendamping Jokowi terjawab.

Inilah realtas politik, Jokowi sering menyampaikan ke media bahwa yang akan menjadi pendampingnya berberinisial “M”. Publik sering melakukan kalkulasi, nama-nama yang berinisial “M” itu antara lain Moeldoko, Muhaimin, Ma’ruf Amin dan Mahfud MD. Akan tetapi kurang satu hari pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengerucut pada satu nama, dan tetap berinisial “M”.

Inisial M yang santer diberitakan dan akan mendampingi Jokowi untuk bertarung dalam pemilihan Presiden 2019 yakni Mahfud MD. Hal ini dibuktikan saat Mahfud MD menyampaikan kepada media bahwa pada Rabu malam (8/8) sudah dihubungi Pratikno sebagai Menteri sekretaris negara dan Pramono Anung untuk stand by.

Mahfud MD diminta mempersiapkan diri dan melengkapi persyaratan seperti Curriculum Vitae, mengajukan surat pernyataan tidak pailit ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bahkan diminta untuk menjahit baju untuk persiapan deklarasi. Tetapi pertemuan ketua partai politik di Istana Negara pada (9/8) merubah peta politk yang menyebabkan Mahfud MD terjungkal untuk menjadi cawapres Jokowi.

Jokowi tidak berdaya menghadapi ketiga partai yang menolak Mahfud MD untuk mendampingi dirinya sebagai cawapres. Ketiga partai politik yang menjadi batu sandungan bagi Mahfud MD adalah partai PDIP, Golkar dan PKB. Tentu kita memahami psikologis ketiga partai itu.

Jika Mahfud MD menjadi cawapres Jokowi dan memenangkan pertarungan dalam kontestasi pemilihan Presiden tahun 2019. Maka karpet merah bagi Mahfud MD untuk mencalonkan diri  menjadi capres pada tahun 2024 sulit dibantah. Peluang itu disadari dan dipahami oleh ketiga parpol tersebut, mengingat Mahfud MD tidak termasuk kader ketiga partai itu.

Sungguh menyakitkan bagi pecinta, pendukung dan loyalis Mahfud MD. Kegagalan ini bukanlah yang pertama kali. Tahun 2014 saat namanya mengemuka dan santer dibicarakan berbagai kalangan untuk mendampingi Jokowi, dalam perjalanannya kandas juga tidak menjadi cawapres Jokowi waktu itu.

Hal ini terjadi karena PKB tidak  merekomendasi dan gagal memberi tiket kepada Mahfud MD bersanding dengan Jokowi, PKB justru memberi tiket kepada pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla.

Tentu kita tahu, dan ingatan publik belum sirna bahwa perolehan PKB beranjak signifikan perolehan suaranya dari tahun 2009 yang memperoleh suara 4,94% menjadi 9. 4,94%. Tidak lain Karena keterlibatan raja dangdut Rhoma Irama dan Mahfud MD sebagai kandidat calon presiden diusung oleh PKB. (kompas, 10/4/14) meskipun setelah perolehan suara PKB, Rhoma Irama dan Mahfud MD ditinggalkan oleh Muhaimin dan PKB. Waktu itu ekspresi kekecewaan Mahfud MD menyebrang ke kubu Prabowo menjadi tim pemenangan

Sungguh ingatan publik masih lekat bagaimana Muhaimin melakukan Politik Pemberi Harapan Palsu (PHP) kepada Mahfud MD dan Rhoma Irama. Kejadian  empat tahun lalu terulang lagi, dan memakan korban yang tidak kalah dramatisnya menimpa Mahfud MD.

Berbagai cara dilakukan oleh PKB dalam hal ini Muhaimin agar Mahfud MD tidak digandeng oleh Jokowi. Bahkan Muhaimmin memainkan PBNU untuk menyuarakan ke publik bahwa Mahfud MD bukan kader NU. Hal itu disampaikan oleh Ketua umum PBNU Said Aqil Sirad (SAS) (news.detik. 8/8/18). Pernyataan itu disampaikan SAS saat bertemu dengan ketua umum PKB Muhaimin dan Ma’ruf Amin dkantor PBNU.

Kelihaian Muhaimin memainkan peran PBNU sungguh dahsyat dan luar biasa. Bahkan Robikin Emhas Ketua PBNU dengan nada mengancam apabila Jokowi tidak memilih kader NU menjadi cawapresnya, maka PBNU dan warga NU tidak akan tanggungjawab dan berkontribusi dalam menyukseskan pemilihan presiden nanti (tribunnews.com. 8/8/18)

Mahfud MD VS Muhaimin

Inilah puncak pertikaian antara Mahfud MD, dengan Muhaimin. Dalam kajian konflik, dikenal dengan istilah konflik laten (tidak tampak) dan konflik manefes (tampak). Sejak perseteruan GUS Dur dengan Muhaimin Iskadar di internal PKB. Muncul PKB versi Gus Dur dan PKB versi Muhaimin, konflik berkepenjangan di mana akhirnya pihak Muhaimin menang dalam gugatan di Pengadilan Negeri.

Berawal dari konflik itulah islah secara ikhlas tidak terjadi. Bagi Mahfud MD mungkin sudah selesai dengan terbukti mau bergabung dan berkampanye untuk pemenangan PKB tahun 2014. Tetapi bagi Muhaimin mungkin tidak sesederhana itu. Mahfud MD tetap menjadi penerus dan penyambung cita-cita Gus Dur.

Maka mafhum, manakala Mahfud MD di PHP kedua kalinya oleh Muhaimin yang berujung pada batalnya Jokowi untuk menggandeng Mahfud MD dimenit-menit terakhir. Siapa yang tidak terkejut, siapa yang tidak sakit hati keputusan yang diambil oleh Jokowi.

Meskipun Mahfud MD menanggapi itu biasa dalam politik, tidak kecewa tetapi kaget kata Mahfud MD. Itulah akhlak Mahfud MD dalam memaknai dinamika politik di Indonesia. Sikap kenegarawan Mahfud MD dan akhlak luhurnya memberi keteladan dan pelajaran bagi semua anak bangsa yang patut dicontoh. Keutuhan bangsa dan Negara lebih penting dari Mahfud MD dan Ma’ruf Amin, jujur sebagai pengagum dan orang Madura, penulis kecewa.

Muhaimin seolah tidak rela jika Mahfud MD menjadi Cawapres Jokowi, sebagai incumbent potensi Jokowi untuk memenangi pemilihan presiden pada tahun 2019 sangatlah besar. Jika Jokowi menang dan bergendengan dengan Mahfud MD dalam Pilpres, maka bisa saja klan PKB yang dihuni oleh Muhaimin merasa terancam oleh posisi Mahfud MD sebagai kader ideologis Gus Dur.

Abdus Salam
Abdus Salam
Penikmat buku. Spesialis Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Direktur di Kedai Jambu Institute dan Wakil Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.