Jumat, Maret 29, 2024

Abraham ber-Tuhan Sebelum Beragama

Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak
Pengajar di Unity School Bekasi

Abraham bapa dari 3 agama besar dunia Yahudi, Kristen dan Islam memusakakan warisan besar bagi keberagaman  sampai detik ini. Kemusafiran Abraham melambangkan perjalanan kefanaan manusia dari gemerlap dan semaraknya kehidupan di bumi mencari kota yang akan datang; kota yang lampunya hadirat Tuhan sendiri.

Kisah ini dimulai waktu ayah Abraham yang  bernama Terah telah  memiliki 3 anak laki-laki. Yang tertua adalah Abram (sebelum berganti nama), Nahor dan Haran. Tetapi Haran mati di negeri kelahiran mereka yaitu Ur-Kasdim .

Abram menikah dengan Sarai sedangkan Nahor saudaranya menikah dengan Milka. Terah, ayah Abram membawa rombongan keluarga ini bermigrasi dari negeri Ur-Kasdim menuju ke tanah Kanaan, tetapi belum sampai mereka disana, rombongan ini singgah di kota bernama Haran yang diyakini sekarang adalah sebuah kota di sebelah selatan Negara Turki atau sekitar 44 km sebelah tenggara provinsi Şanlıurfa, Turki. Ayah Abram kemudian mati di kota ini.

Pada periode ini Tuhan menampakan diri kepada Abraham untuk meninggalkan negeri itu dan pergi ke suatu negeri yang baru yang akan ditunjukan kepadanya. Panggilan ini disertai janji yaitu Tuhan akan membuat Abraham menjadi suatu bangsa yang besar dan memberkatinya serta membuat namanya masyhur.

Setiap orang yang memberkati Abraham akan diberkati tetapi mereka yang mengutuknya akan terkutuk serta oleh karena Abraham semua kaum di muka bumi akan mendapatkan berkat. Bayangkan Abraham musti pergi ketempat yang ia sendiri belum tahu akan kemana!

Sebagai penduduk asli Ur-Kasdim yang terkenal karena system penyembahan berhala nya yang kuat, Abraham tidak terlihat terlibat sebuah konflik batin atau pergolakan di antara dirinya ataupun keluarganya. Pertanyaan yang muncul adalah “dari mana ia tahu itu adalah Tuhan?” atau paling tidak apakah perjalanan ini tidak terlalu beresiko baginya?

Panggilan ilahi dimulai dengan perintah untuk meninggalkan secara radikal semua keterikatan alamiah (von Rad 1961,154). Abraham tidak terlihat membantah panggilan tersebut dan secara radikal menurutinya. Ia membawa keluarganya, Lot keponakannya dan seluruh harta benda yang mereka punyai.

Respon keberagamaan Abraham pertama kali terlihat dari kebersediaannya untuk meninggalkan kenyamanan kehidupan memasuki ketidakpastian kehidupan kemusafiran.

Hal pertama yang Abraham lakukan adalah membangun sebuah mezbah dan menyembah Tuhan yang menampakan diri kepadanya. Ia secara terbuka mengakui Elohim sebagai Tuhannya dan bertekad mengikuti seluruh perintah-perintah-Nya.

Mezbah adalah tempat menyembelih binatang yang biasanya berbentuk meja tinggi dari batu. Pada masa itu mezbah merupakan benda yang umum di gunakan oleh agama-agama kuno di Timur Tengah.

Kitab Suci mencatat Abraham adalah sahabat Allah, dan predikat tersebut tidak ujug-ujug terjadi dalam satu malam. Abraham mengalami pasang surut mengiring Tuhan seumur hidupnya. Abraham tercatat membangun mezbah kepada Tuhan sebanyak 4 kali :

  • Altar dekat Sikhem (Kejadian 12:6-7). Mezbah ini di bangunnya sebagai respon terhadap panggilan Tuhan yang menyuruhnya meninggalkan tanah kelahiran menuju tanah Kanaan. Abraham belajar fase pertama hidup berTuhan yaitu taat kepada perintah firman Tuhan
  • Mezbah di Betel (Kejadian 12:7-8). Mezbah ini didirikan sebagai respon Abraham terhadap Tuhan yang berjanji akan memberikan negeri Kanaan kepadanya dan keturunannya.
  • Mezbah di Mamre dekat Hebron (Kejadian 13;18). Mezbah ini didirikan Abraham tidak lama setelah dirinya berpisah dengan keponakannya Lot. Abraham tidak ingin bertengkar dengan Lot perihal tanah untuk menggembalakan kambing dan domba mereka yang amat banyak. Jadi Abraham mengalah dan membiarkan Lot memilih tanah mana yang akan dia jalani. Mezbah ini adalah bukti keikhlasan Abraham dan pandangan matanya yang hanya terpaut kepada Tuhan bukan kepada harta benda. Abraham mengajarkan kerohanian sejati harus dapat mematikan keserakahan akan keduniawian dan terpaut kepada janji Tuhan.
  • Mezbah Penyediaan Tuhan (Kejadian 22:9-10). Setelah Abraham telah tua dan lanjut umur, ia dikarunia seorang anak yang sangat ia nantikan yaitu Ishak. Suatu waktu Tuhan berfirman kembali kepada Abraham untuk menguji keimanannya, Tuhan meminta Abraham menyembelih Ishak sebagai korban bakaran di Tanah Moria. Abraham tidak berlambat lambat merespon perintah itu melainkan langsung berjalan bersama Ishak dan mendirikan satu mezbah untuk menjadi tempat menyembelih anak kesayangannya tersebut. Tetapi tepat sebelum Abraham menyembelih anaknya tersebut, Malaikat Tuhan berseru dari langit dan menggagalkan maksud tersebut dengan memberikan seekor domba yang tanduknya tersangkut pada semak duri.

Keempat mezbah tersebut menunjukan bagaimana progresivitas keimanan seorang Abraham yang dipanggil Tuhan meninggalkan tempat kelahirannya, bagaimana ia juga pernah mengalami saat-saat sulit, penantiannya yang panjang akan seorang anak, keikhlasannya terhadap keponakannya dan yang terakhir ketaatan tanpa syarat kepada Tuhan yang ia sembah menggambarkan bagaimana iman dalam ber-Tuhan merupakan sebuah perjalanan yang makin lama makin erat.

Abraham menunjukan kebertuhanan meskipun tanpa identitas keberagaman. Kita tahu Yudaisme sendiri baru hadir pada zaman Musa kira-kira pada periode bronze age atau seribu tahun setelah panggilan Tuhan kepada Abraham.

Jadi kita dapat mengambil kesimpulan Abraham itu bertuhan sebelum beragama. Agama-agama yang hadir dari keturunan Abraham harus mengambil pelajaran penting dari Abraham Sahabat Tuhan.

Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak
Pengajar di Unity School Bekasi
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.