Memasuki tahun-tahun politik, isu presidential threshold selalu menarik perhatian publik. Presidential threshold adalah ambang batas perolehan suara yang harus diperoleh partai politik dalam suatu pemilu untuk dapat mengajukan calon presiden (Munawarman & Novita, 2021).
Dalam mencalonkan kandidat presiden, partai politik dapat berkoalisi demi memenuhi persyaratan 20% ambang batas pencalonan presiden. Mekanisme ini menutup kemungkinan Capres dan Cawapres non partai bertarung pada pemilihan presiden. Dengan demikian, tak heran isu ini sempat beberapa kali menjadi trending topic di Twitter.
Melalui metode Big Data, penelitian ini berusaha melihat siapa saja aktor yang terlibat dalam pertarungan wacana presidential threshold di Twitter. Analisis data dilakukan melalui dua tahapan besar.
Tahap pertama, penetapan kata kunci untuk memfokuskan isu perbincangan. Dalam hal ini kata kunci yang penulis tetapkan adalah presidensial or presidential or presiden dan threshold or ambang batas.
Data yang dikumpulkan ditarik melalui Google Colab dalam kurun waktu 22 Oktober 2022- 24 Oktober 2022. Pengambilan waktu tersebut dipilih pasca Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan untuk maju ke bursa pencalonan R1 di tahun 2024. Lebih jauh, melalui kata kunci ini analisis diarahkan pada jejaring percakapan dan mention serta top akun yang membahas mengenai presidential threshold.
Selanjutnya, peneliti menggunakan aplikasi Gephi untuk mendapatkan data frekuensi dan visualisasinya serta peta jaringan percakapan (Social Network Analysis).
Social Network Analysis (SNA) adalah proses memeriksa hubungan antara orang, kelompok, organisasi, objek, atau entitas lain, menggunakan teori jaringan dan pemetaan grafis untuk memeriksa bagaimana node terhubung satu sama lain (Jamali & Abolhassani, 2006).
Secara lebih spesifik, penggunaan SNA dapat mengungkap pola dan tren tersembunyi dalam data, serta dapat memberikan wawasan tentang hubungan antara orang, organisasi, dan elemen jaringan lainny