Jumat, Maret 29, 2024

Menjadi Investor Green Sukuk Untuk Mewujudkan Ramah Lingkungan

Ulfi Sheila Pinasti
Ulfi Sheila Pinasti
Mahasiswa S1 Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia

Dewasa ini, isu-isu mengenai kelestarian lingkungan dan kesehatan lingkungan menjadi topik yang sering diperbincangkan. Penyelesaian permasalahan lingkungan juga terdapat dalam tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s goals) pada poin 13 tentang Climate Action dan poin 11 tentang kota dan pemukiman yang berkelanjutan.

Hal ini menimbulkan penyesuaian pada ekonomi sendiri seperti adanya I-GEM (Indonesia Green Economy Model) yaitu model yang dikembangkan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan kerugian akibat degradasi dan kerusakan sumber daya alam, pendapatan kelompok rakyat miskin, dan kesempatan kerja yang semuanya berhubungan dengan sektor ramah lingkungan.

Industri keuangan Islam yang berbasis lingkungan dan pembangunan berkelanjutan melalui instrumen investasi Green Sukuk diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Penerbitan Green Sukuk dilatarbelakangi sebagai inisiatif dari negara-negara maju yang masyarakatnya berkesadaran akan pembangunan berkelanjutan yang tinggi.

Investasi berbasis pembangunan berkelanjutan tidak hanya mengutamakan peningkatan ekonominya tetapi juga menitikberatkan kegiatan ekonomi agar dapat menjamin pemanfaatan sumber daya alam secara sehat dan tidak berlebihan namun dapat memberikan hasil maksimal. Sehingga Green Sukuk menjadi salah satu instrumen pembiayaan sangat penting bagi kelestarian lingkungan hidup.

Kehadiran Green Sukuk di Indonesia berpotensi dan penting agar pembangunan berjalan sesuai sebagai upaya pelestarian lingkungan.

Green sukuk menjadi instrumen keuangan inovatif untuk mendukung Indonesia komitmen dalam pengurangan emisi gas rumah kaca. Berdasarkan Hukum Islam prinsip penerbitan ini dipandu oleh Green Bond dan kerangka Green Sukuk, dan ditinjau oleh pengulas independen internasional CICERO (Center for International Climate Research). Hingga saat ini Indonesia tercatat sebagai negara pertama kali yang menerbitkan obligasi hijau di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, berdasarkan laporan Kementerian Keuangan jumlah investor Gen Z pada pembelian green sukuk ST008 yaitu sebanyak 0,78% dari total penjualan yang dilakukan oleh 152 investor dengan nominal Rp 38,95%.

Sementara, minat Generasi X yaitu 4.896 orang (34,14%) dari total investor dan generasi Y sebanyak 4.831 orang, atau 33,70% dari total investor. Dengan kita berpartisipasi menjadi investor green sukuk, maka kita dapat membantu mengatasi permasalahan lingkungan agar dapat mewujudkan Indonesia ramah lingkungan.

Ulfi Sheila Pinasti
Ulfi Sheila Pinasti
Mahasiswa S1 Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.