Selasa, Juni 17, 2025

Kekerasan Seksual dalam Bayang-Bayang Institusi

Piang Gaffar
Piang Gaffar
Nama lengkap : Sofyan Gaffar Nama panggilan : Pian Ttl : Takalar, 05 oktober 2000 Pendidikan : SMK Pengalaman : suka menulis opini
- Advertisement -

Kekerasan seksual kini bukan lagi kasus yang tersembunyi di balik tirai. Ia muncul di pemberitaan, media sosial, bahkan perbincangan sehari-hari. Kini kekerasan seksual mengintai institusi pendidikan, kepolisian, lingkungan sosial bahkan di tempat ibadah. Semua tempat yang selama ini kita anggap “ruang aman” ternyata tak benar-benar aman.

Di dunia pendidikan, pelecehan seksual kerap dilakukan oleh tenaga pengajar atau pihak berwenang diruang pendidikan terhadap siswa atau mahasiswa. Relasi kuasa membuat korban sulit melawan. Takut nilai terancam, takut tidak dipercaya, atau bahkan takut dibungkam oleh pihak kampus sendiri. Lembaga pendidikan sering kali lebih sibuk menjaga nama baik institusi daripada melindungi korban. Padahal, tempat belajar seharusnya membentuk karakter dan keamanan, bukan menjadi ladang kekerasan.

Tidak kalah ironis, kekerasan seksual juga terjadi di lembaga yang seharusnya menjadi pelindung: kepolisian. Laporan pelecehan terhadap korban yang justru terjadi di kantor polisi bukanlah hal baru. Di sisi lain, jika pelaku adalah aparat itu sendiri. Budaya impunitas, di mana pelaku merasa tak tersentuh hukum masih kuat. Ini memperburuk trauma korban dan mengikis kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum. Serta akan terus kehilangan legitimasi sebagai pelindung masyarakat.

Di tengah masyarakat kekerasan seksual sering terjadi dalam relasi dekat: di rumah, tempat kerja, dan lingkungan sosial. Alih-alih mendapatkan perlindungan, korban sering memilih diam karena dihadapkan pada budaya menyalahkan korban (victim blaming), tekanan sosial, dan bahkan ancaman dari pelaku. Diam bukan karena tidak terluka, tetapi karena merasa tak punya ruang aman untuk bersuara.

“Solusi Bukan Sekadar HukumanKekerasan seksual adalah masalah struktural dan budaya. Maka penyelesaiannya pun harus sistemik”. Fenomena ini bukan hanya masalah moral. Ini masalah struktural. Akar utama yang perlu diakui dan dibenahi, relasi kuasa yang timpang, budaya patriarki, dan lemahnya sistem perlindungan terhadap korban.

Kita tidak bisa lagi menganggap kekerasan seksual sebagai masalah individu. Ini adalah masalah kita semua, masalah bangsa. Ruang aman bukanlah fasilitas mewah, tapi hak dasar setiap manusia. Dan saat ruang aman justru menjadi tempat paling berbahaya, maka saatnya kita bersuara, bergerak, dan menuntut perubahan.

Piang Gaffar
Piang Gaffar
Nama lengkap : Sofyan Gaffar Nama panggilan : Pian Ttl : Takalar, 05 oktober 2000 Pendidikan : SMK Pengalaman : suka menulis opini
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.