Belum lama ini mulai ada operasi untuk melemahkan Ganjar dari dalam. Yaitu dengan munculnya kelompok pemecah belah. Kelompok ini berpura-pura ada di barisan pendukung Ganjar. Tapi misi utama mereka adalah menciptakan konflik antara Ganjar dengan PDIP.
Misalnya dua orang yang menyebut diri mereka relawan Sahabat GP 2024. Mereka mendesak KPK untuk mengusut kasus E-KTP dan menyeret nama Puan Maharani.
Dampak negatifnya, mereka membenturkan Ganjar dengan Puan. Atau mereka sengaja memancing agar lawan politik Ganjar melakukan serangan.
Ada relawan lain bernama Kami Ganjar, yang membuat pernyataan menghina Presiden Jokowi. Mereka mendoakan Jokowi mengambil alih Ketum PDIP.
Tujuannya selain membuat gaduh adalah juga membuat gesekan antara Jokowi dan PDIP. Mereka membuat fitnah keji dan menganggap Jokowi serendah itu.
Relawan-relawan bau kencur ini tidak dikenal di antara barisan relawan lain yang telah bersatu dalam forum kerelawanan. Patut dicurigai, kelahiran mereka itu sengaja dibentuk oleh oknum tertentu untuk memburukkan citra Ganjar dan Jokowi.
Ganjar tidak punya masalah dengan PDIP. Hubungannya dengan Ibu dan elit PDIP baik-baik saja. Ganjar adalah kader yang patuh dan hormat pada partai yang telah membesarkannya itu.
Jadi kalau ada narasi yang membenturkan keduanya, besar kemungkinan karena mereka tak paham situasi ini. Atau jangan-jangan memang ada penyusup yang sengaja memecah-belah.
Para relawan Ganjar sebagian besar berharap Ganjar maju dari PDIP, bukan dari partai lain. Itu karena secara batiniah Ganjar adalah anak kandung PDIP.
Dalam diskusi-diskusi di internal, narasi utama yang berkembang adalah Ganjar sebaiknya maju lewat PDIP.
Ini masuk akal, karena banyak dari kalangan relawan nasionalis itu yang terkoneksi dengan PDIP. Meskipun sebagian besar memang tidak secara langsung. Jadi mereka adalah kelompok nasionalis yang terhubung dengan semangat nasionalisme PDIP.
Secara alami ada hubungan emosi antara organ-organ relawan itu dengan PDIP. Memang tidak semuanya, tapi sebagian besar memiliki irisan dengan partai moncong putih itu.
Maka ketika tempo hari Ganjar muncul dengan seragam merah, semangat nasionalisme itu bangkit. Mereka tidak melihat teguran yang diterima Ganjar itu sebagai hal negatif.
Karena teguran dilakukan untuk menghindari tafsir liar yang berkembang. Bukan karena Ganjar bersalah.
Memang ada sebagian relawan yang baper. Itu juga wajar, karena dorongan kecintaan mereka yang meluap-luap pada Ganjar. Tapi dalam hati kecil mereka tetaplah ada keinginan agar Ganjar dan PDIP senantiasa mesra.
Ketika tiga orang dengan baju warna merah berdiri di depan kamera, yang terlihat di sana sebenarnya hubungan kekeluargaan. Apalagi dalam video pendek yang tersebar, ketika Ganjar masuk ruangan, terlihat ada kehangatan di antara mereka.
Bagi yang paham akan melihat itu sebagai sinyal yang baik. Bahkan mungkin ada yang menganggapnya sebagai tanda kebangkitan semangat nasionalisme.
Karena dengan cepat dapat dipahami, barisan nasionalis adalah lawan utama kelompok radikal. PDIP ada di barisan terdepan dalam melawan anasir jahat itu.
Jadi kalau Ganjar berdiri dengan seragam PDIP bersama dua rekannya itu adalah ibarat embun di gurun pasir. Pemandangan yang adem. Karena sebenarnya Ganjar sedang dirapatkan barisannya. Teguran untuk Ganjar itu ya hanyalah teguran sayang.
Dengan begitu, pasukan PDIP sebenarnya sudah siap bertarung. Dan inilah kekuatan satu-satunya yang riil untuk melawan kelompok sebelah. Karena seperti kita tahu, Nasdem sudah mulai merapat ke sana.
Nasdem sebenarnya partai yang didukung oleh kelompok Nasionalis. Tapi tidak memiliki keteguhan. Oportunis.
Pada waktu Surya Paloh mewacanakan pasangan Ganjar dan Anies, 60 persen relawan siap mundur karena gak rela Ganjar dipasangkan dengan Bapak Politik Identitas. Dengan mbahnya kadrun.
Apalagi sebagian besar relawan Ganjar itu memiliki irisan dengan PDIP. Ketika wacana itu dimunculkan NasDem, terjadi keributan di internal relawan.
Dan ketika kemarin Ganjar memakai baju merah didampingi Hasto Kristiyanto dan Komarudin Watubun, sebenarnya tumbuh kesadaran bahwa Ganjar adalah PDIP. Dan sebaliknya, PDIP hari ini digambarkan dengan figur Ganjar.
Relawan yang ikhlas akan memahami kondisi Ganjar. Mereka akan berjuang sepenuh hati tanpa menyulitkan posisi Ganjar. Sementara relawan siluman adalah mereka yang dibentuk oleh oknum jahat untuk mengail di air keruh. Tujuan mereka adalah menyulitkan gerak Ganjar. Membenturkan Ganjar dengan elit PDIP.
Inilah pentingnya menyelamatkan Ganjar dari egoisme berlebihan kita. Nalar sehat dan kritis harus terus dikedepankan. Harus tetap optimis dan berprasangka baik.
Bagaimanapun Ganjar adalah PDIP. Dan Megawati bagi Ganjar tidak hanya Ketua Umum, tapi telah menjelma seperti ibunya sendiri. Anak yang baik tidak akan kurang ajar pada ibunya. Sebaliknya, ibu yang penyayang tidak akan tega pada anaknya.
Dengan kondisi itu, pejah-gesang Ganjar nderek Ibu.