Minggu, April 28, 2024

Mahalnya Sebuah Perdamaian

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Syarat-syarat kesepakatan yang ditawarkan Hamas bagi Israel diangaap “harga yang menyakitkan” (painful price). Ini didasarkan pada asumsi bahwa apa pun yang baik untuk Hamas pasti buruk bagi Israel dan apa pun yang buruk bagi Palestina tentu baik bagi Israel: zero-sum game. Israel berkomitmen mereka tidak boleh menandatangani kesepakatan yang akan menguntungkan Hamas dengan cara apa pun. Itu amat berbahaya bagi Israel sebab ini harga yang dibayar dengan menyakitkan.

Kita seharusnya tidak menerima asumsi ini. Ada unsur-unsur kesepakatan yang baik untuk Israel dan Hamas. “Harga” tidak selalu semata-mata perkara angka. Ia tidak selalu menyakitkan seperti yang Israel ingin kita percayai.

Pembebasan tahanan keamanan Palestina dan penghentian pertempuran memang menguntungkan Hamas. Tapi ini bermanfaat bagi Israel juga. Bagaimanapun, alternatifnya akan jauh lebih buruk bagi Israel. Hamas tidak akan membebaskan sandera tanpa syarat, sama seperti Israel tidak membebaskan tahanannya tanpa mendapatkan sesuatu sebagai balasannya, dan jumlahnya ada ribuan sekarang.

Israel ingin mengajarkan warga Palestina bahwa mereka dapat menerima pembebasan awal tahanan orang-orang Palestina yang dipenjara oleh Israel hanya dengan menukar mereka dengan sandera. Kedua belah pihak memiliki sandera: banyak tahanan Palestina ditangkap dari tempat tidur mereka di kala malam tanpa pernah diadili.

Penjara Israel penuh dengan tahanan keamanan, bukan orang-orang yang digembar-gemborkan dalam propaganda media sebagai “teroris yang bersimbah darah pembunuhan dengan tangan mereka.” Di antara mereka banyak tahanan politik dari rezim yang melarang orang-orang Palestina ikut kegiatan organisasi. Banyak yang dihukum karena pelanggaran sepele dan dijatuhi hukuman kejam. Jika ada lagi kebutuhan untuk membuktikan keberadaan apartheid Israel, itu adalah sistem pengadilan yang terpisah untuk orang Yahudi dan Palestina.

Di penjara Israel, memang ada juga warga Palestina yang melakukan tindakan kriminal. Tetapi banyak yang telah menghabiskan masa tahanan dan layak untuk dibebaskan bebas seperti rekan-rekan narapidana Israel. Pembebasan veteran kelompok perlawanan bersenjata Palestina tidak akan membahayakan Israel.

Bahkan ada orang-orang yang pembebasannya akan menguntungkan Israel. Marwan Barghouti adalah salah satu nama utama dan terpenting, tetapi dia bukan satu-satunya. Jika Israel betul-betul tertarik untuk menemukan seseorang untuk mengubah realitas perang tanpa akhir, dia dapat ditemukan di balik jeruji Israel. Generasi pemimpin Palestina berikutnya ditahan di penjara Israel dari Megiddo ke Nafha.

Perjuangan pembebasan sepanjang sejarah menghasilkan para pemimpin pemberani yang keluar dari penjara para penjajah. Memang ada keluarga Yahudi yang berduka karena kehilangan orang yang mereka cintai bertahun-tahun. Mereka tidak ingin melihat para pembunuh dibebaskan. Itu bisa dimengerti, tetapi mereka tentu tidak dapat diizinkan untuk mendikte apa yang menjadi kepentingan terbaik Israel.

Tindakan paling bijaksana yang seharusnya diambil oleh Israel sejak lama adalah secara sukarela melepaskan tahanan keamanan sebagai gerakan dan bukan hanya sebagai konsesi dalam negosiasi. Tapi peluang ini tidak pernah terjadi. Membebaskan 1500 tahanan, seperti yang diminta Hamas, bukanlah bencana dan bukan pula hal yang menyakitkan. Ini akan membawa pulang sandera. Bencana dan rasa sakit hanya akan terjadi jika mereka tidak diselamatkan.

Mengakhiri perang terkutuk ini bukanlah petaka, sebab lewat perang ini Israel kehilangan kemanusiaannya tanpa mencapai tujuannya dari pembunuhan dan kehancuran yang tidak pandang bulu, yang seperti yang hanya terlihat dalam perang yang paling brutal.

Martabat Israel memang akan rusak, Hamas akan dinobatkan sebagai pemenang perang, bukan pemenang yang meragukan tetapi pemenang tetap. Bahkan jika kemenangan total Benjamin Netanyahu dicapai, yang tentu saja, tidak akan pernah terjadi, Hamas telah memenangkan perang. Karena itu, lebih baik mengakhiri.

Kita harus mengesampingkan pernyataan klise dan sloganistik yang melelahkan bahwa Israel punya hak mempertahankan diri. Sudah saatnya dengan tenang mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan penting: Apakah kesepakatan itu benar-benar seburuk itu? Dengan cara apa? Apakah ada yang lebih baik? Bahkan ada tahanan yang pembebasannya akan menguntungkan Israel, seperti halnya Marwan Barghouti.

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.