Yogyakarta – Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-5, IBTimes.id menyelenggarakan diskusi dan temu penulis muda dengan mengusung tema “Merayakan Moderasi Beragama” pada Minggu (9/06) bertempat di Aula IsDB Fishipol Universitas Negeri Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan penulis muda dari berbagai kalangan. Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut yakni Alimatul Qibtiyah, Husein Ja’far Al-Hadar, Farchan Noor Rachman, dan Yusril Fahriza.
IBTimes.id hadir pada tahun 2019 sebagai media komunitas untuk membumikan narasi moderasi beragama. Inisiasi ini menjadi respons atas polarisasi dan politik identitas yang sangat kental terkait Pemilu 2019. Saat itu, IBTimes.id muncul ketika situs-situs web konservatif-puritan sangat dominan dan menjadi referensi umat Islam di Indonesia. Seiring berjalan, IBTimes.id mulai mendorong narasi keberislaman yang mencerahkan dan lebih melibatkan penulis-penulis muda dari seluruh Indonesia.
“IBTimes.id lahir di era di mana terjadi ketegangan di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Panasnya tensi politik saat itu terbawa sampai kehidupan beragama maupun kehidupan sosial. Potret semacam itu agaknya perlu menjadi fokus hingga waktu ke depan. Maka dari itu, kami ingin konsisten mengusung narasi moderasi beragama,” kata Nabhan Mudrik Alyaum, CEO IBTimes.id.
Alimatul Qibtiyah selaku Komisioner Komas Perempuan RI dalam kesempatannya menegaskan bahwa visi moderasi beragama adalah upaya untuk mengurangi kekerasan dan sikap ekstrim. Sebab dua hal itu merupakan pengejawantahan ajaran agama yang bertujuan melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum: rahmatan lil ‘alamin.
“Intinya adalah pada sikap kita beragama, supaya membuahkan kemaslahatan umum. Karena itu, kita harus berdiri di atas prinsip-prinsip adil, seimbang, dan taat konstitusi,” tegasnya.
Selain itu dirinya juga menegaskan pentingnya pemahaman gender sebagai elemen krusial dalam kehidupan beragama. Sebab menurutnya, terjadi banyak fenomena ekstremitas beragama yang berkelindan dengan perilaku kekerasan berbasis gender seperti kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual.
Husein Ja’far Al-Hadar
Husein Ja’far Al-Hadar atau yang lebih akrab disapa Habib Ja’far, dalam kesempatannya menekankan pentingnya visi dan pikiran kritis anak-anak muda untuk dapat fokus dan menyikapi fenomena sosial dengan arif. Ia juga mencontohkan dirinya yang telah memiliki visi untuk menjadi ulama sejak belia. Ia juga menyampaikan bahwa visinya lebih besar dari dirinya sendiri.
“Saya sejak kecil sudah punya visi bahwa saya mau menjadi ulama. Sehingga kehidupan saya tidak pernah aneh-aneh. Karena kalau aneh-aneh, publik bisa membongkar itu,” ujarnya.
Di akhir sesi, Habib Ja’far menceritakan kedekatannya secara khusus dengan Muhammadiyah. Ia bersinggungan secara langsung dengan Muhammadiyah ketika 10 tahun silam bekerja sebagai redaktur di majalah milik Lazismu PP Muhammadiyah. Saat itu, ia berkantor di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jl. Menteng Raya 62, Jakarta.
Di Menteng, Habib mulai bertemu dengan praktik-praktik beragama yang berbeda dengan yang selama ini ia alami. Ia juga mengaku memiliki kedekatan khusus dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah, terutama Haedar Nashir dan Buya Syafii.
IBTimes.id dalam perkembangannya telah menelurkan berbagai inovasi di antaranya program kolaborasi, siniar atau podcast, dan lain sebagainya. Pada tahun 2023, tercatat sekitar 2000 penulis muda dan influencer yang terlibat menggaungkan narasi moderasi beragama bersama kanal IBTimes.id.